Ganjar Dinilai Akan Melemah Jika Tak Diusung PDIP

Ganjar Dinilai Akan Melemah Jika Tak Diusung PDIP

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Rabu, 10 Agu 2022 18:18 WIB
Direktur Eksekutif Indo Strategic, Akhmad Khairul Uma, dan Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago.
Direktur Eksekutif Indo Strategic, Akhmad Khairul Uma, dan Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. (Dok. Istimewa)
Jakarta -

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo salah satu kader yang dianggap PDIP layak maju jadi calon presiden (capres) 2024. Namun, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan Ganjar Pranowo agar diusung PDIP pada 2024 nanti.

Direktur Eksekutif Indo Strategic Akhmad Khairul Umam menilai Ganjar saat ini masih memegang elektabilitas tertinggi di sejumlah survei Pilpres 2024, namun elektabilitasnya belum pada tahap yang mendominasi karena ada tiga nama yang cukup kompetitif yakni Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

"Ganjar mewakili karakteristik keberlanjutan dari kepemimpinan Jokowi. Yang menjadi kendala adalah praktis figur yang bukan pemegang kekuatan utama. Ada dinamika yang cukup serius dan kritis terhadap Ganjar yang berimplikasi apakah Ganjar akan diusung atau tidak oleh PDIP," kata Umam dalam diskusi publik 'Ganjar Bakal Tumbang Jika Keluar Kandang?' yang diselenggarakan oleh Lingkar Diskusi Indonesia (LiDI) di Bakoel Koffie, Rabu (10/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, potensi Ganjar maju di Pilpres 2024 bisa melalui beberapa skema. Di antaranya skema dengan tetap berada di PDIP.

"Namun perlu dipertimbangkan, karena Ganjar di Jawa Tengah elektabilitasnya cukup tinggi tetapi tidak ada gap yang signifikan dengan pasangan Sudirman Said dan Ida Fauziah, gap-nya hanya sekitar 6,8%. Elektabilitas Ganjar saat itu tidak berarti, kemenangannya justru melalui mesin partai yaitu PDIP yang menjadi penentu kemenangan Ganjar pada saat itu," tambah Umam.

ADVERTISEMENT

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP, menurut Umam, bisa jadi kendaraan alternatif politik yang membawa Ganjar masuk ke kontestasi pemilu 2024. Karena dalam Rakernas II PDIP beberapa waktu yang lalu ada statement keras dari Megawati.

"Ke depan menurut saya Ganjar tetap berada di PDIP, jika ada dinamika dalam internal PDIP itu harus diselesaikan, ini yang pertama, yang kedua Ganjar harus mengukur diri. Lingkaran Puan Maharani cenderung ingin mengusung Puan karena Puan sudah memupuk mesin partai sejak lama," tegas Umam.

Menurutnya, Puan memiliki kans yang cukup baik karena pemilih PDIP adalah Soekarnois. "Saya harap Mba Puan tetap menggenjot elektabilitas dan mengkonsolidasikan struktur partai untuk elektabilitas tersebut," tukasnya.

Umam menyimpulkan bahwa Ganjar akan tetap tegak lurus ke PDIP. Hal ini agar Ganjar mendapatkan restu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Di fase ini tidak ada pilihan lain bagi Ganjar selain tegak lurus terhadap partai, ia juga masih menjabat Gubernur Jawa Tengah. Selain itu presiden diharapkan tetap berada di tengah untuk memberikan ruang yang setara kepada figur. Saat ini restu Bu Mega akan menentukan siapa yang menjadi capres dari PDIP, kunciannya ada di Bu Mega," imbuh Umam.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menyatakan sampai saat ini Ganjar Pranowo masih tegak lurus mengikuti perintah PDIP. Pangi meyakini kader PDIP itu akan tetap memilih partainya ketimbang diusung koalisi parpol lain.

"Nah sejauh yang cermati memang Mas Ganjar belum pernah hadir di acara partai apapun, kalaupun diundang beliau belum siap untuk hadir di situ, itu mungkin salah satu cara beliau menjaga apa maksud politiknya bahwa ini dia tidak mau ingin tergesa-gesa, grasak-grusuk atau ya istilahnya Bu Mega terlalu berambisi," ujarnya.

Simak juga 'Pak Jokowi Endorse Siapa, Prabowo Atau Ganjar?':

[Gambas:Video 20detik]



Menurut Pangi, sampai saat ini dirinya belum pernah melihat sekalipun Ganjar menghadiri kegiatan yang dilakukan partai lain, selain PDIP. Hal ini ditengarai untuk menghormati fatsun politik yang ada, dan bagian dari konsistensinya sebagai kader PDIP.

"(Ganjar) tidak mau mengambil partai lain untuk bergabung dengan partai lain sejauh ini, mungkin ya risiko lain beliau di injury time atau last minute tidak diusung oleh PDIP pun mungkin beliau bakal siap tidak akan maju, walaupun momentumnya ada diusung oleh partai lain lewat KIB," beber Pangi.

Berkaca pada data yang dimiliki lembaganya, bahwa tingkat elektabilitas figur bakal capres tak sebanding dengan identitas partai. Mengacu pada PDIP, Pangi menganggap cukup kuat, sehingga ini menguntungkan bagi siapa pun yang akhirnya diusung partai itu di Pilpres 2024.

"Jadi artinya begini bahasa sederhana saya, kalau Pak Ganjar tidak diusung PDIP, maka kerugian ada di PDIP sendiri, begitu juga Mas Ganjar juga akan merasakan kerugian itu, karena basis mereka akan melemah sendirinya, gelembung popularitas mereka tidak kuat, strong voters hilang, basis segmen pemilih mereka juga akan lari sendiri sendiri. Maka itu mutual understanding yang saling menguntungkan tadi," pungkasnya.

(rfs/tor)



Hide Ads