Pantauan detikcom, Jumat (26/6/2009) siang, makam yang bertempat di Desa Ngelundo, Kecamatan Sukamoro, Nganjuk itu, nampak ratusan warga sudah menyemut ketika putri Bung Karno itu memasuki lokasi pemakaman.
Seorang kiai asal desa tersebut pun memimpin doa Al Fatihah dan melakukan tahlilan di atas makam yang di cat biru itu. Suasana hening pun menaungi makam aktivis buruh yang dilenyapkan akibat perjuangannya saat itu itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayatnya ditemukan di hutan di Dusun Jegong Kecamatan Wilangan Nganjuk, dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat. Otopsi yang dilakukan RSUD nganjuk pun menyimpulkan, Marsinah tewas akibat penganiayaan berat.
Namun demikian, sampai saat ini siapa pelaku penganiyaan itu masih misterius. Marsinah memperoleh Penghargaan Yap Thiam Hien pada tahun yang sama. Kasus ini juga menjadi catatan ILO (Organisasi Buruh Internasional), dan dikenal sebagai kasus 1713.
(lrn/yid)