"Itu hanya istilah, jadi intinya tim sukses memberi langkah-langkah pemenangan. Jangan sampai kalau diketahui lawan. Operasi senyap itu maksudnya agar tidak terbaca lawan," ujar pengamat intelijen Wawan Purwanto kepada detikcom, Senin (26/5/2009).
Menurut Wawan, wajar kalau para capres-cawapres menggandeng para purnawirawan jenderal. Menurutnya para purnawirawan jenderal tentunya telah berpengalaman di bidang masing-masing. Selain itu faktor kedekatan antara sang capres-cawapres dengan para purnawirawan jenderal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu dalam kampanye selalu ada pendekatan 5 M. Muslim, mahasiswa, militer, money dan media. Untuk militer, pendekatannya bukan berarti mengajak militer bergabung. Tetapi lebih menjaga hubungan baik dengan para pejabat militer, maupun para komandan satuan di daerah.
"Bukan berarti militer ditarik ke zona politik. Tetapi harus mengenal pucuk pimpinan dan pemegang kendali di lapis menengah. Militer tetap dalam profesi militer," pungkasnya.
Jenderal purnawiran yang merapat ke SBY-Boediono antara lain mantan Panglima TNI Marsekal Purn Djoko Suyanto dan mantan KSAU Marsekal Purn Herman Prayitno dan mantan Kapolri Jenderal Sutanto. Yang merapat ke Megawati-Prabowo antara lain Mayjen Purn Theo Syafei, Mayjen Purn Muchdi Pr, dan Letjen Purn M Jasin. Sedang yang merapat ke JK-Wiranto antara lain mantan KSAL Laksamana Purn Bernard Kent Sondakh dan mantan KSAD Jenderal Purn Subagyo HS.
(rdf/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini