Salah satu faktor keberuntungan itu, menurut dia, adalah nomor urut 31 calon DPD RI yang kebetulan diperolehnya saat pengundian nomor urut di KPU.
"Banyak yang mengatakan demikian dan saya tidak menampik nomor urut 31 itu sebagai faktor keberuntungan. Namun, kerja keras kader yang mendukung saya selama proses pemilu juga sangat menentukan keberhasilan itu. Saya melihat hasil yang diperoleh ini sebagai kombinasi dari keduanya," ujar Riza ketika berbincang dengan detikcom melalui telepon, Minggu (26/4/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bolehlah dikatakan demikian. Namun demikian, perlu juga dicatat bahwa saya kader PKS dan di Sumbar kader PKS terbilang banyak dan solid. Lagi pula saya asli orang Sumatera Barat, tepatnya di Payakumbuh sehingga saya mempunyai banyak teman dan pendukung di sini. Di Payakumbuh saya juga menjadi salah seorang ninik mamak," kata Riza yang sekian lama pernah menjadi aktivis serikat buruh.
Untuk memuluskan jalannya menuju kursi DPD RI, Riza mengaku menghabiskan dana sekitar Rp 200 juta. Untuk maju sebagai calon DPD, pengeluaran sebesar itu, menurut dia cukup wajar dan tidak terlalu besar.
Seperti diberitakan, Irman Gusman, Emma Yohanna, Riza Falepi, dan Alirman Sori dipastikan menjadi wakil Sumatera Barat (Sumbar) di senayan sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) periode 2009-2014 setelah hasil final rekapitulasi suara DPD KPU Sumbar menempat keempatnya sebagai peraih suara tertinggi.
Irman memperoleh suara tertinggi dengan 293.070 (14,38 persen) suara dari 19 kota/kabupaten. Urutan kedua ditempati Emma Yohanna dengan 203.587 (9,99 persen) suara dan posisi ketiga diraih Reza Falepi dengan perolehan 152.475 (7,48 persen) suara. Terakhir, posisi keempat diraih Alirman Sori dengan 95.113 (4,67 persen) suara.
Riza Falepi dilahirkan di Payakumbuh pada tanggal 17 Juni 1970. Menyelesaikan pendidikan di SDN 5, SMPN 1, hingga kelas 1 SMAN 3 di kota kelahirannya, Riza kemudian melanjutkan ke SMAN 13 Jakarta hingga lulus tahun 1989. Pada tahun 1994, Riza menyelesaikan pendidikan S1 di Teknik Elektro ITB, dan S2 Tekno Ekonomi di institusi yang sama pada tahun 2002.
(yon/asy)