Para pemuda dan pemudi dari Perhimpunan Hubungan Masyarakat Muda (Perhumas Muda) itu membagi-bagikan alat peraga pemilu seperti slayer, stiker, brosur, dan pamflet kepada anak-anak muda yang tengah berolah raga. Perhumas Muda ini adalah perhimpunan para calon humas yang masih menjalani studi dari beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, Universitas Moestopo Beragama, dan London School Public Relations.
"Cari anak muda yang bergerompol ya, dan tanyai apakah mereka memilih tahun ini. Berikan stiker dan slayer. Kalau mereka belum tahu, kasih tahu caranya memilih," ujar koordinator lapangan kegiatan ini, Ferdiansyah, kepada teman-temannya saat briefing di GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (5/4/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari kegiatan ini tampak bahwa kebanyakan kaum muda belum mengerti tata cara memilih yang benar. Mereka juga tidak terlalu mengerti kategori surat suara sah dan tidak sah.
Koordinator kegiatan Ridwan Muttaqin mengatakan, sasaran dari kegiatan ini adalah pemilih pemula berusia 17-22 tahun yang masih sekolah SMA/SMK dan mahasiswa. "Ya karena pemilih pemula mencapai 30 persen dari pemilih," ujar dia.
Selain menyebarkan sosialisasi, mereka juga membagikan pin dengan tag "nggak milih nggak gaya". Selain sosialisasi di GBK ini, mereka juga menggelar lomba foto untuk para pemilih pemula. Foto yang dikehendaki adalah yang menggambarkan kegiatan pemungutan suara di TPS dan harus diambil menggunakan kamera HP. Hadiah utama lomba ini adalah uang senilai Rp 3 juta.
"Harus pakai kamera HP minimal 2 megapixel. Mau diambilin sama orang lain atau sendiri terserah," kata Ridwan.
(sho/sho)