"Undur atau tidak undur sama saja. Kalau diundur tetap saja banyak yang nggak tahu. Jadi nggak berpengaruh," kata Sriyanto (23) kepada detikcom, Rabu (19/3/2009).
Pendapat Pria yang berkerja di bilangan Mampang, Jakarta Selatan, itu diamini oleh Rosi (21). Rosi mengatakan malah membela caleg yang akan dirugikan karena pemilu terus
diundur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baik Rosi maupun Sriyanto tidak begitu mengerti soal DPT yang dijadikan Capres Gerindra, Prabowo, sebagai alasan meminta penundaan pemilu. Mereka berpandangan masalah pemilu hanya ingin sosialiasi pemilu dilakukan dengan baik.
"Seharusnya pihak KPUD mendatangi wilyah tinggal warganya untuk melakukan sosialisasi lebih lanjut. Kalau bisa petugas KPU-nya datang ke sekitar rumah," pinta Rosi.
Lain dengan Diani (25). Ia meminta keputusan mundur atau tidaknya pemilu harus berasal dari KPU. "Kalau kpu yang mengatakan tidak siap ya ok. Nggak apa-apa diundur. Tapi kalau dari pihak lain nggak usah," tandasnya.
(gah/iy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini