Sindiran Politik yang Gayeng Jelang Pemilu

Sindiran Politik yang Gayeng Jelang Pemilu

- detikNews
Rabu, 04 Mar 2009 07:29 WIB
Jakarta - Saling sindir dan menjatuhkan adalah hal biasa dalam politik, apalagi saling mengklaim kemenangan. Tapi bagaimana jika sindiran ini berlangsung secara gayeng alias meriah tanpa dengan kata-kata serius? Tentunya tak ada yang merasa terhina.

Begitulah yang terjadi dalam diskusi politik di kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (3/3/2009) sore. Saling sindir namun penuh canda tawa mewarnai diskusi yang berlangsung hampir dua jam ini.

"Bagaimana jika partai yang saat ini sangat pede menang dalam pemilu tapi ternyata tidak bisa maju mencalonkan capresnya?" sindir Sekjen PDIP Pramono Anung kepada Ketua FPD Syarif Hasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun sindiran Pram ini tidak dijawab dengan guyonan juga oleh suami artis Inggrid Kansil ini. Syarif hanya menjawab diplomatis, bahwa apapun bisa saja terjadi.

Tak mau kalah dengan PDIP, Golkar juga ikut-ikutan 'menghina' capres yang selama ini mengklaim akan menang. "Jika suara PDIP turun drastis, apakah Blok M bisa maju?" sindir Ketua DPP Partai Golkar Burhanudin Napitupulu.

Pria yang akrab dipanggil Burnap ini pun pamer pantun untuk meneguhkan capres Golkar menjadi calon tangguh yang harus diperhitungkan dalam Pilpres 2009 selain Blok M dan Blok S.

"Bukan jalan sembarang jalan, tapi jalan ke PRJ. Diskusi ini bukan sembarangan, tapi untuk memperkuat Blok J," ujarnya berpantun ria.

Jika sebelumnya Pramono Anung menyindir PD, giliran tuan rumah, Golkar, dapat sindiran dari politisi partai banteng moncong putih ini.

"Jika slogan Golkar selama in 'kami memberi bukti bukan janji,' maka jika terus bareng PD slogannya akan berubah jadi 'kami memberi bukti, berupa janji'," sindir Pram yang disambut tawa renyah hadirin yang memenuhi Media Lounge DPP Golkar.

Sementara itu, meski belum menyatakan secara resmi pencapresan, PKS merasa paling laku menjelang Pilpres nanti. Adanya blok-blok capres dianggap Presiden PKS Tifatul Sembiring justru  menjadikan partai Islam ini tambah 'cantik' sehingga jadi rebutan.

" Tiga-tiganya blok tersebut menguntungkan PKS, karena ketiganya partai nasionalis. Cocoknya mereka akan pilih partai Islam (untuk diajak koalisi)," cetus Tifatul.

Kalau semua blok pede calonnya akan menang, maka PPP justru menunggu bola liar yang terus menggelinding. Sesuai dengan iklan politiknya yang menampilkan bola yang terus menggelinding, PPP masih  belum menentukan sikapnya akan berlabuh ke blok mana.

"Bisa saja kita nonblok, tapi kita tak mau jadi gelandangan," celetuk Ketua DPP PPP Imron Pangkapi yang disambut tawa para hadirin.

Suasana penuh canda tawa ini diharapkan tidak sekadar berhenti di tingkat elit politik saja. Namun diharapkan di akar rumput juga terjadi hal serupa.

"Tapi lumayan pertemuan-pertemuan semacam ini bisa mencairkan suasana dan meningkatkan keakraban partai jelang pemilu," kata Tifatul Sembiring kepada koleganya di PKS usai diskusi yang penuh sindiran tapi gayeng tersebut. (anw/sho)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads