Namun Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu menolak acara festival tersebut sebagai ajang kampanye dirinya menjadi kandidat capres dari partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Dangdut saat ini mengalami decline. Sementara peminatnya banyak. Jadi kita adakan ini supaya dangdut tetap eksis," kata Agung di kediamannya, Jl Cipinang, Cipedak, Jakarta Timur, Minggu (15/2/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak (kampanye). Ini pemintaan dari masyarakat. Kita hanya memfasilitasi saja," ujarnya.
Sementara itu, ketua panitia acara, Kholid Karin mengatakan, dangdut adalah budaya dan harus dipertahankan. Pihaknya tidak menginginkan musik dangdut mati.
Festival dangdut ini memperebutkan trofi Agung Laksono khusus wilayah Jakarta Timur. Juri yang dihadirkan merupakan penyanyi dangdut Meggy Z, Fenty Nur, Fazal Dath, dan Yus Yunus. Namun Kholid dan Agung enggan menjelaskan seberapa besar uang yang diberikan kepada pemenang festival tersebut.
Namun salah seorang peserta, Tina, mengatakan, pemenang akan diberi hadiah senilai Rp 3 juta untuk juara I. "Ini bagus untuk menyalurkan bakat. Pak Agung memfasilitasi kita untuk cari pengalaman," kata Tina.
Bagaimana kalau ternyata acara dangdutan ini cuma ajang kampanye Pak Agung jadi capres?
"Ya kalau Pak Agung mau, kita pasti dukung," tandasnya. (gus/nrl)