Memperluas Pasar Petani Kentang

Memperluas Pasar Petani Kentang

- detikNews
Rabu, 13 Agu 2008 09:31 WIB
Jakarta - Dalam kompetisi di pasar yang semakin bebas dan terbuka dibutuhkan para pelaku bisnis untuk memenuhi apa yang diminta oleh pasar. Tidak terkecuali juga untuk para petani kentang. Mereka harus mulai untuk bisa merespon kebutuhan pasar baik segar maupun olahan.

Pasokan kentang di Indonesia pasti selalu terhubung dengan pusat produksi yaitu Jawa Barat (Pangalengan dan Garut) serta Jawa Tengah (Wonosobo dan Banjarnegara). Didukung oleh iklim dan kondisi tanah yang baik memungkinkan dua daerah tersebut menjadi pusat pasokan kentang di Indonesia.

Namun, sejauh ini pelaku di sepanjang rantai pasok bisnis kentang dari petani, pedagang, pemasok, industri pengolahan, supermarket, supplier, dan reatiler belum terbangun secara baik saling kepercayaan. Hal ini terjadi karena arus informasi yang tidak mulus, terlambat dalam mengadopsi sebuah teknologi baru, dan lemahnya inovasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itu pengembangan akses pasar yang ditopang oleh serangkaian inovasi di sepanjang rantai pasok bisnis kentang menjadi yang harus dipentingkan untuk meningkatkan daya saing petani. Terutama petani kecil. Perlu sebuah pendekatan yang komprehensif untuk itu semua.

Center International Potato (CIP) yang berkantor pusat di Lima Peru dan kantor representatif Asia Pasifik di Lembang bekerja sama dengan Balitsa - Swisscontact - Universitas Adelaide - dan Dafwa Australia melaksanakan sebuah proyek "Promoting Innovation Indonesia Potato Business" melalui "Participatory Market Chain approach". Β 

PMCA mempunyai tiga karakteristik:
- Didorong oleh permintaan pasar: fokus pada bagaimana mengubungkan pasokan dengan pasar.
- Inklusif: melibatkan seluruh pelaku di rantai pasok kentang kecil maupun besar. Β 
- Stretegis: membantu para pelaku bisnis di rantai pasok kentang dalam menentukan arah bisnisnya. Β 
- Menciptakan nilai: selalu mencipta dan meningkatkan nilai tambah.

Dengan PMCA ini mencoba memfasilitasi proses pembelajaran bersama dengan para pelaku usaha di rantai pasok kentang untuk selalu memunculkan inovasi.

Terkait dengan kentang tahun 2008 ini FAO menyatakan sebagai "Tahun Internasional Kentang". Bekerja sama dengan CIP, UNDP, dan lembaga lainnya yang tersebar di seluruh dunia dan para pelaku bisnis kentang untuk bersama-sama dalam menanggulangi kemiskinan, kelaparan, kelangkaan air, dan perubahan iklim. Kentang sebagai garda terdepan untuk itu.

Tahap pertama proyek ini sudah dilakukan "market rappid appraisal" untuk melihat sejauh mana potensi dan hambatan rantai pasok kentang. Kemudian pada 19 Juni 2008 di Bandung diadakan temu para pelaku kentang dari petani, pembibitan, pedagang, supplier, dan industri pengolahan untuk merumuskan secara bersama potensi pasar kentang. Baik itu olahan maupun segar. Pada bulan Agustus dan seterusnya akan diadakan serangkaian pertemuan untuk mematangkan peluang pasar dan inovasi yang dibutuhkan.

Budhi Prasetya
Program Officer/Marketing Specialsit
CIP-ESEAP
b.prasetya@cgiar.org

(msh/msh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads