Jam Sekolah Maju Kualitas Anak Mundur

Masukan Kritis Rencana Memajukan Jam Sekolah dari Sisi Kedokteran Tidur

Jam Sekolah Maju Kualitas Anak Mundur

- detikNews
Jumat, 29 Feb 2008 07:20 WIB
Jakarta - 'Sebuah Masukan Kritis Bagi Rencana Memajukan Jam Sekolah dari Sisi Kedokteran Tidur'

"Jam masuk sekolah akan dimajukan. Dari pukul 07.00 menjadi pukul 06.30 atau 06.45. Dengan demikian, pergerakan kendaraan untuk mengantar anak-anak ke sekolah dapat menjadi lebih pagi dan tidak terlalu membebani lalu lintas," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Selasa (22/1) seperti dikutip oleh sebuah harian di ibu kota, 23 Januari 2008. Langkah ini diambil oleh pemerintah DKI Jakarta demi pendistribusian kemacetan lalu lintas yang semakin menjadi di Ibu Kota.

Akan tetapi, kebijaksanaan ini juga akan berdampak pada kualitas pendidikan, prestasi akademis, dan perilaku anak-anak. Perlu diketahui, bahwa di negara-negara maju saat ini justru sedang terjadi gerakan untuk memundurkan jam masuk sekolah demi meningkatkan kualitas anak didik. Ini semua berkaitan dengan kesehatan tidur anak. House Congressional Resolution 135, mendorong sekolah-sekolah di Amerika untuk memundurkan jam masuk sekolah dari pukul 7:00 menjadi pukul 8:30 pagi.

Ada sebuah mekanisme pengaturan siklus kehidupan yang bernama irama sirkadian. Sepanjang hari, irama sirkadian berdetak menentukan saat-saat yang tepat bagi seseorang untuk makan, tidur, atau beraktivitas. Ia memberikan rasa segar di pagi hari, rasa lapar pada tengah hari, kantuk pada jam-jam 13:00-14:00, dan rasa segar kembali di pukul 16:00-an. Tentu saja ini akan bervariasi pada setiap individu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu hal lagi yang perlu kita perhatikan adalah hutang tidur. Hutang tidur adalah jumlah kekurangan tidur yang membebani. Prof William Dement, Bapak Kedokteran Tidur, mengatakan bahwa semakin besar hutang tidur semakin besar pula dorongan untuk tidur.

Besarnya hutang tidur juga akan menghambat kemampuan kita untuk berpikir dan bekerja. Pada anak-anak kekurangan tidur akan berakibat langsung pada kesehatan, prestasi akademis, dan olah raganya.

Anak-anak, khususnya remaja, saat ini mengalami kekurangan tidur kronis akibat jadwal kegiatan yang tidak memperhatikan jam biologis/irama sirkadian. Jam biologis remaja berbeda dengan orang dewasa. Saat orang tuanya mulai mengantuk di jam 22:00, mereka sedang berada dalam kondisi segar penuh vitalitas, dan baru mengantuk setelah lewat malam.

Kebutuhan tidur mereka pun lebih panjang, yaitu 8,5-9,25 jam. Padahal mereka harus bangun pagi hari mengejar jam 7:00 pagi untuk masuk sekolah.

Banyak remaja kita yang berada dalam kondisi kurang tidur. Di pagi hari mereka begitu sulit dibangunkan, dan sepanjang hari di sekolah mereka sulit mengarahkan konsentrasi secara penuh. Beberapa di antaranya bahkan tertidur di dalam kelas. Kekerasan, kenakalan, dan masalah emosional pada remaja juga diperberat oleh kondisi kurang tidur ini.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh National Sleep Foundation (Amerika,) menunjukkan bahwa anak-anak yang cukup tidur (+ 8 jam sehari) mempunyai prestasi akademis yang lebih baik dibanding yang kurang tidur. Sementara penelitian lainnya di Universitas Minnesota membuktikan manfaat menggeser jam masuk dari jam 7:15 menjadi 8:40.

Para ahli bahkan terkejut dengan banyaknya kemajuan yang dialami para mahasiswa hanya dengan menambahkan kurang dari satu jam tidur setiap harinya. Prof Dement mencatat perubahan pada salah seorang mahasiswinya yang mengatakan bahwa dosen kuliah paginya kini tidak lagi membosankan setelah ia mencukupi kebutuhan tidurnya.

Mary Carskadon PhD, seorang ahli di bidang tidur remaja merumuskan beberapa manfaat kecukupan tidur bagi remaja:
• Tidak mudah mengalami depresi.
• Mengurangi kenakalan remaja.
• Nilai akademik yang lebih baik.
• Mengurangi angka ketidakhadiran di kelas.
• Mengurangi risiko mengalami kecelakaan lalu lintas akibat kantuk.
• Prestasi olah raga yang lebih baik.
• Daya tahan terhadap penyakit infeksi yang lebih kuat.
• Mengurangi risiko berbagai gangguan metabolik, termasuk obesitas.

Tidur memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kita melakukan kesalahan besar jika tidak memperhatikan kesehatan tidur. Untuk itu, saya sebagai seorang dokter, orang tua, dan warga Jakarta, memohon pada Pemerintah DKI Jakarta untuk mempertimbangkan kualitas anak-anak kita dalam membuat kebijakan untuk mengatasi kemacetan di ibu kota.

Dr. Andreas Prasadja, RPSGT
Sleep Technologist

(msh/msh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads