Surat untuk Pak Harto

Surat untuk Pak Harto

- detikNews
Selasa, 15 Jan 2008 09:39 WIB
Jakarta - Doa untuk Pak Harto

Bissmillahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahirobbil 'alamiin. Arrahmaanirrahiim. Maalikiyaumiddiin. Iyaakana'budu wa iyaakanasta'iin. Ihdinashirootolmustaqiin. Sirootolladzina an'amta'alaihim. Ghoirilmaghdzubi 'alaihim. Waladzoolliin. Amin.

Semoga dengan bacaan Al Fatikhah ini setidaknya bisa meringankan beban sakarhotul maut (jika memang Allah sudah menghendaki) Bapak HM Soeharto. Dan jika memang masih diberi umur panjang maka semoga saja Mbah Harto cepat sehat kembali. Amin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wong Ndeso
Akhrudin
Dompon RT 03/05 Gadingrejo Kepil Wonosobo
angga_dewa2003@yahoo.co.id
085227342393


Pemerintah Dapat Memberikan Status Hukum kepada HM Soeharto

Kepada Yth.
Bapak Presiden Republik Indonesia
Jalan Medan Merdeka Utara
Jakarta Pusat

Dengan hormat,

Bahwa pada tanggal 11 Mei 2006, Kejaksaan Agung RI telah mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan Perkara (SKP3) H.M. Soeharto dan mengalihkan upaya pengembalian keuangan negara melalui pengajuan gugatan perdata.

Bahwa Bapak H.M. Soeharto sebagai pemimpin bangsa besar jasanya, maka seharusnya bangsa Indonesia seharusnya menghormati dan menghargai jasa-jasa beliau.

Bahwa mengingat kondisi kesehatan yang demikian memburuk dan demi kemanusiaan, Kami mengharapkan Pemerintah bersedia memaafkannya, seperti yang dilakukan Nelson Mandella dan Uskup Desmond Tutu di Afrika Selatan.

Dan bilamana berkeinginan melanjutkan proses hukum perdata tersebut di atas, maka kami mengharapkan Pemerintah dapat mempercepat proses peradilannya agar status hukum Bapak HM Soeharto dapat segera diselesaikan dan tidak berkepanjangan, agar sebelum beliau wafat nama baik beliau agar dikembalikan serta kalau dimungkinkan dapat diangkat menjadi Pahlawan Nasional.

Dan kami Forum Komunikasi Umat Buddha – FKUB DKI Jakarta beserta jajarannya juga mendoakan Bapak HM Soeharto agar cepat sembuh.

Demikianlah surat kami ini, atas perhatian dan bantuannya kami haturkan terima kasih.

Jakarta, 9 Januari 2008
Hormat Kami,
Forum Komunikasi Umat Buddha
FKUB - DKI Jakarta

Budiman Sudharma, S.H.
Ketua
Henry Wibowo
Sekretaris

Tembusan:
Kepada Yang Terhormat,
1. Bapak MPR RI
2. Bapak Ketua DPR RI
3. Bapak Kejaksaan Agung RI
4. Bapak Menteri Sosial RI
5. Bapak Gubernur KDKI Jakarta
6. Bapak Ketua DPRD DKI Jakarta
7. Bapak Wakil Gubernur DKI Jakarta
8. Bapak Dirjen Bimas Buddha, Departemen Agama RI
9. Bapak Kepala Badan Kesatuan Bangsa Provinsi DKI Jakarta
10. Bapak Kepala Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta
11. Bapak Kepala Biro KESMAS Provinsi DKI Jakarta
12. Bapak Kakanwil Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta
13. Keluarga Bapak H.M. Soeharto
14. Bapak/Ibu Pimpinan Redaksi Media Elektronik dan Media Massa

Budiman Sudharma
Jalan Sili 3 No 47 Jakarta Utara
info@infobuddhis.com
92862961


Jangan Siksa Pak Harto Terlalu Lama

Saya selalu memperhatikan perkembangan dari kondisi Pak Harto setiap hari. Menurut saya Pak Harto sudah menunjukkan tanda-tanda akan mangkat.

Untuk itu saya mengimbau agar kepada pihak keluarga dan pihak yang terkait lainnya agar dapat merelakan dan mengikhlaskan Pak Harto. Jangan siksa Pak Harto dengan berbagai macam alat-alat tersebut. Biarkan beliau "pergi" dengan tenang.

Sudah cukup beliau tersiksa dengan sakratul mautnya. Jangan tambah lagi siksaan dari alat-alat tersebut.

Kepada bangsa ini, Pak Harto adalah seorang pemimpin bangsa. Jangan hanya melihat beliau dari sisi buruknya. Tapi, lihat juga sisi baiknya. Kalau memang beliau bersalah atas semua tuduhan yang kita tuduhkan biarkan siksa Allah menjadi balasannya.

TAPI, kalau memang sebenarnya Pak Harto tidak bersalah seperti yang kita tuduhkan, doakan semoga Surga Allah yang menjadi tempatnya.

Putri Balqis
Jl Pembangunan No 1 Peunayong Banda Aceh
putri_b4lq1s@yahoo.com
08527728898


Biaya Soeharto

Kasihan juga melihat Soeharto terbaring karena sakit dan usia sudah lanjut. Tapi apa boleh buat. Mungkin itu sudah karma beliau. Buah dari perbuatannya waktu dulu.

Ada yang bilang, Soeharto punya ilmu kesaktian. Jika ilmunya belum dibuang maka akan sulit matinya. Benar atau tidak saya tidak tahu. Yang jelas, tentu banyak uang negara yang dikeluarkan pemerintah untuk menyembuhkan Suharto.

Sembuh atau tidak, hanya Alloh SWT yang tahu. Yang menjadi pertanyaan, berapa banyak uang rakyat (negara) yang dikeluarkan pemerintah untuk menyembuhkan Mantan Presiden Suharto?

Hendra Yoga
Bukit Rivaria Blok F5/04 Sawangan Depok
amt@actlink.co.id
08121001456


Surat untuk Pak Harto

Pak Harto yang saya hormati ...

Saya mah orang kecil. Saya nggak ngerti politik. Saya nggak ngerti pemerintahan. Ilmu dan inpormasi yang saya punya pun cuman sedikit. Paling cuman didapet dari sekolah atau baca-baca dari koran.

Tapi kalo dari koran, semakin banyak saya baca, kok saya malah tambah mumet ya, Pak. Apalagi kalo isi beritanya ngomongin Bapak. Katanya Bapak koruptor, tirani, banyak dosa, tukang maksa, tukang melintir demokrasi, de el el. Tapi kok saya nggak pernah ngerasain itu selama hidup saya yang sudah puluhan tahun ini ya, Pak.

Saya jadi suka nanya ke diri saya sendiri, apa mereka yang ngomongin jelek tentang Bapak itu pernah ngerasain akibat langsung dari tindakan atawa keputusan Bapak waktu itu?

Atau mereka cuman kepengaruh ama segolongan orang tertentu aja mangkanya mereka cuman bisa ngomong doang padahal sebenernya hidup mereka sendiri waktu itu aman-aman aja, tentram dan damai ...

Hidup saya sendiri dan keluarga saya selama Bapak jadi Presiden aman aman aja, Pak. Tenang dan damai. Malah katanya negara kita ini termasuk negara berkembang. Terus saya masih inget banget dulu endog sekilo aja cuman Rp. 1.600,-. Terus kalo saya jalan-jalan sama keluarga nggak pernah takut di jalan.

Tapi sejak Bapak nggak jadi Presiden, kok negara kita jadi amburadul kayak gini ya, Pak. Negara kita jadi miskin begini. Setengah penduduk Indonesia tercinta ini hidup di bawah garis kemiskinan. Endog sekilo sekarang jadi Rp. 10.000,-. Saya dan keluarga suka takut kalo jalan-jalan karena sekarang lingkungan dan jalan-jalan nggak aman.

Jadi banyak penjahat jalanan. Barang-barang mahal. Negara laen udah pada bangkit, tapi kok Indonesia nggak pernah berkembang. Saya bingung dan sedih.

Sebenernya yang salah siapa. Saya mah orang kecil, Pak. Saya nggak ngerti politik. Saya nggak ngerti pemerintahan. Tapi kalo keadaannya kayak gini, saya mah berharap bisa kembali hidup di zaman Bapak masih jadi presiden, Pak.

Tapi kalo emang apa yang dituduhin ke Bapak itu bener, saya mah cuman bisa berserah diri sama Allah, Pak. Saya mah cuman bisa mencoba mengerti kalo sebagai Presiden, Bapak pasti banyak ngalamin tantangan dan hambatan.

Dulu waktu saya pernah jadi ketua organisasi sekolah waktu SD aja saya suka pusing sendiri. Pusing gimana caranya menghadapi anggota-anggota saya yang banyak perbedaan pendapat dan kepentingan. Apalagi kalo jadi
presiden.

Pasti Bapak banyak sekali ngalamin tantangan mangkanya Bapak terpaksa ambil keputusan-keputusan yang menurut orang-orang gak bener. Tapi saya mah bisa ngerti, Pak. Saya bisa ngerti keadaan Bapak waktu itu.

Katanya Bapak itu orangnya keras dan tirani. Tapi menurut saya, Pak, mungkin emang orang-orang kayak Bapak itu yang dibutuhkan sama bangsa dan negara ini.

Saya kok ngeliat kalo bangsa dan negara ini emang belum cukup dewasa untuk bisa ngelakuin reformasi. Apa tokoh-tokoh politik dan mahasiswa-mahasiswa yang dulu nangis-nangis bahagia karena bisa nge-lengser-in Bapak itu pernah kepikiran sampe situ nggak ya. Apa mereka pernah kepikiran kalo ternyata bangsa dan negara ini malah jadi kayak begini.

Aduh, saya mah orang kecil, Pak. Pangapunteun pisan saya udah banyak omong di sini. Saya mah cuman bisa ngadoakeun supaya Bapak diberi kesembuhan sama Gusti Allah, Bapak selalu sehat. Saya mah nggak bisa ngebohongin diri saya sendiri kalo saya rindu sama Bapak.

Saya rindu sama kehebatan bangsa dan negara ini waktu Bapak jadi presiden. Saya rindu sama harga-harga barang-barang yang murah dulu. Sekarang untuk hidup sehari-hari aja udah pusing. Saya rindu sama aman dan tentramnya lingkungan kalo jalan-jalan.

Saya mah gak mau mikirin omongan jelek orang tentang Bapak. Saya takut pikiran saya jadi kepengaruh, Pak. Buat saya, apapun yang diomongin orang, yang penting Bapak pernah membuat situasi di mana hidup saya dan keluarga saya aman dan damai. Saya bisa menuhin kebutuhan sehari-hari saya dan keluarga dengan cukup mudah. Saya bisa bangga dengan bangsa dan negara ini. Saya rindu sama Bapak.

Rakyat Kecil
Jakarta
rakyatkecil@yahoo.com
021987654321


Mari Doakan Saja

Mari kita sama-sama doakan saja supaya Allah SWT memberikan yang terbaik untuk Pak Harto. Amin.

Fadli Eko Setiyawan
Joglo Jakarta Barat
fadli_setiyawan@yahoo.com
+622192235300


Foto: Mantan Presiden Soeharto meninggalkan Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan, Rabu (11/5/2005). Mantan penguasa Orde Baru ini dirawat 7 hari. Dia masih tersenyum. (Dikhy Sasra/detikcom)
(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads