Wisma Samudera, Aset Sejarah yang Terbiarkan

Wisma Samudera, Aset Sejarah yang Terbiarkan

Rusmin - detikNews
Sabtu, 12 Jul 2014 02:06 WIB
Jakarta - Saat ditawan Belanda di Mentok sekitar tahun 1948, Bung Karno menyempatkan waktu untuk mengunjungi Toboali yang saat itu berstatus sebagai kewedanaan.

Dengan menempuh jarak sekitar 300 km dengan waktu tempuh tidak kurang dari 6 jam perjalanan, akhirnya Bung Karno tiba di Toboali, Bangka Selatan.

Di Toboali, Bung Karno disambut oleh masyarakat Toboali dan sekitar di halaman Wisma Samudera yang saat itu merupakan pusat pemerintahan kewedanaan bangka Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditemani Mr. Agus Salim, Mr. Leimina dan Mr. Suryadarma, Bung Karno dihalaman Wisma Samudera membakar semangat perjuangan masyarakat Toboali dengan retorikanya yang amat terkenal dan mampu mengeskalasi naluri dan jiwa kebangsaan rakyat.

56 tahun sudah Bung Karno meninggalkan jejaknya di halaman Wisma samudera Toboali. Wisma samudera tetap sebagai asey sejarah yang terbengkalai dan terbiarkan sebagiaman aset sejarah lainnya yang bertebaran di negeri ini.

Padahal Bung Karno selalu mengingatkan kita sebagai warga bangsa untuk jangan melupakan sejarah.
Sebagai aset sejarah Wisma Samudera Toboali bukan hanya sebagai bagian dari bangunan sejarah semata namun Wisma samudera adalah saksi dari perjalanan sejarah bangsa ini, khususnya bagi daerah Toboali dan sekitar.

Bagi masyarakat Toboali dan sekitarnya, Wisma Samudera adalah simbol pemerintahan. Saat di era penjajahan, Wisma Samudera adalah pusat pemerintahan Belanda di Toboali. Saat kemerdekaan, Wisma samudera adalah pusat pemerintahan untuk wilayah Kawedanaan Bangka Selatan.

Berbagai pusat pemerintahan dan segala kegiatannya dilaksanakan dari deung yang mirip dengan Gedung Joeang 45 Menteng Jakarta ini. Sebelum Kabupaten Bangka Selatan terbentuk, pusat pemerintahan dipusatkan di gedung tua ini.

Dan yang amat memperihatinkan kita sebagai bangsa adalah gedung ini selama hampir belasan tahun dijadikan sebagai pusat penangkaran burung walet oleh pengusaha loka Toboali yang mendapat rekomendasi dari Bupati Bangka Bustan Khalik (sebelum Toboali dimekarkan menjadi kabupaten pemekaran).

Angin perubahan akan renovasi gedung Wisma samudera sempat terdengar ketika anggota DPR RI Rohmani mengunjungi gedung bersejarah ini. Dan dukungan datang pula dari wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Ibu Wiendu Nuryanti. Sayangnya hingga kini, kabar buruk masih menghantui aset sejarah ini.

Tampaknya keberadaan aset sejarah Wisma samudera dan aset sejarah lainnya akan menjadi PR bagi Pemerintahan mendatang.

Dan kita sebagai warga bangsa berharap akan perubahan dan kecintaan terhadap aset sejarah yang merupakan bagian dari perjalanan bangsa ini.


Rusmin
rusminsopian@yahoo.com
081297597999

(wwn/wwn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads