Rohis Bukan Sarang Teroris

Rohis Bukan Sarang Teroris

- detikNews
Selasa, 02 Okt 2012 10:04 WIB
Bandung - Tawuran antar pelajar makin marak terjadi diberbagai sekolah SMP dan SMA. Komisi Perlindungan Anak (KPA) mencatat, enam bulan pertama tahun 2012 ini saja ditemukan 139 kasus tawuran antar pelajar.

Sebanyak 12 pelajar tewas dan sisanya luka berat dan ringan. Angka tersebut meningkat dibandingkan periode sama pada tahun 2011, yaitu 128 kasus tawuran.

Masalah remaja tidak hanya dalam kasus tawuran saja. Masih banyak sederet masalah lain yang mengancam remaja termasuk siswa SMP dan SMA, seperti kasus narkoba dikalangan pelajar yang terus meningkat, seks bebas yang mengakibatkan tingginya tingkat aborsi dikalangan remaja, kasus bullying, dan sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengomentari maraknya tawuran antar pelajar, Kapolda DKI Untung S Rajab, mengatakan, paling tidak ada tiga aspek yang harus dimiliki, yaitu knowledge, keterampilan dan moral. Sumber moral adalah agama.

Di sekolah umum, Rohis adalah wadah para siswa memupuk moralitas itu dengan mempelajari Islam dan mempraktekkannya, satu hal yang sulit atau hampir mustahil bisa diwujudkan melalui pelajaran agama di sekolah yang hanya dua jam seminggu.

Namun, muncul di media semacam tuduhan bahwa Rohis menjadi sarang teroris. Pemicunya adalah dialog dalam Program Metro Hari Ini, Edisi 5 September, di Metro TV dengan tag line yang provokatif "Awas, Generasi Baru Teroris".

Tuduhan tersebut tersebut adalah tuduhan ngawur yang bisa menyebabkan orang tua khawatir dan was-was jika anak-anak mereka akan menjadi sasaran direkrut oleh teroris.

Bagaimana mungkin, organisasi yang memiliki peran besar dalam menyelamatkan pemuda agar memiliki pribadi yang berkarakter, justru dinyatakan sebagai tempat pembentukan teroris?

Selain itu, pernyataan tersebut akan sangat berbahaya dan berdampak luas. Pertama, pasti jadi ada tindakan-tindakan tertentu dari pemerintah atau pihak keamanan untuk mengawasi Rohis.

Kedua, pihak sekolah bisa terdorong untuk melarang atau setidaknya membatasi Rohis, padahal keberadaan Rohis sangat positif dan berguna juga bagi pihak sekolah. Ketiga, orang tua akan bisa sangat mungkin melarang anaknya untuk aktif di Rohis.

Tuduhan diatas disadari atau tidak adalah bagian dari ekspresi phobi terhadap Islam dan bagian dari upaya untuk memadamkan cahaya Islam yang hanya pantas dilakukan oleh kaum kafir.

Keberadaan Rohis dan kegiatannya justru harus didukung, diberi ruang dan difasilitasi. Para orang tua pun semestinya justru mendorong anaknya aktif di kegiatan Rohis, bukan sebaliknya.


Novia Astri Putriyanti
Jl. Cikutra, Bandung
nokuw_chan@yahoo.co.id
085759231924

(wwn/wwn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads