Pelaksanaan even kemaritaman tersebut adalah salah satu bentuk optimisme negara kepulauan terbesar dunia, dan sebagai isyarat Undang-undang No 17 Tahun 2007 bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yakni Indonesia sampai dengan tahun 2025 menjadi suatu Negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.
Oleh karena, itu tema yang diusung even Sail Wakatobi-Belitong 2011 ini sangat tepat yaitu "Clean the Ocean for Future Live", atau jaga laut untuk masa depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentunya, berbagai harapan diadakannya acara ini diantaranya adalah memberikan wawasan atau cakrawala pandang tentang pentingnya menjaga laut kita dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan laut sebagai s uatu kekuatan maritime, serta untuk memupuk jiwa dan semangat bahari masyarakat Indonesia.
Khusus di Sulawesi Tenggara, selain di Wakatobi, rangkaian kegiatan Sail Wakatobi-Belitong (SWB) juga akan diselenggarakan di Kota Bau-Bau dan Kendari. Selain bertujuan sebagai promosi wisata, SWB 2011 ini juga dimaksudkan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan laut.
Kegiatan utama event international kemaritiman ini berupa reli kapal-kapal layar internasional yang bertolak dari Darwin, Australia, yang diikuti sekitar 100 peserta.
Selain kegiatan utama, memperkenalkan keindahan dan kekayaan laut Indonesia kepada negara-negara peserta ini, pemerintah juga menggelar berbagai kegiatan seperti aksi sosial, seni-budaya, pengobatan gratis, dan seminar-seminar kelautan di tempat-tempat persinggahan para peserta reli.
Harapan dari even ini adalah dapat menunjang citra kedua lokasi kunjungan sebagai destinasi baru kepariwisataan di Tanah Air dan akan berdampak baik pembangunan ekonomi nasional khususnya perekonomian kawasan setempat.
Khusus untuk Kabupaten Belitung yang memiliki 250 pulau besar dan kecil sangat layak menjadi surga bagi para wisatawan. Tak cukup dengan itu, cerita tentang keindahan Belitung makin kuat seiring munculnya sebuah novel dan film berjudul Laskar Pelangi.
Wisata Bahari
Karakteristik kekayaan dan keragaman hayati - biodiversity laut Idonesia adalah terbesar dunia. Berbagai bentuk alam, struktur historic, dan kawasan berupa pulau-pulau kecil, perairan laut dengan ekosistem pantai, terumbu karang, lamun, dan biota-biota laut ditemukan di Indonesia.
Seiring dengan kenyataan bahwa masyarakat global sudah jenuh dan penat hidup dalam lingkungan buatan, salah satu indikasinya adalah adanya semboyan back to nature, maka pemanfaatan wisata laut dengan konsep dasar pada view, keunikan alam, karakteristik ekosistem, kekhasan karaktersitik masyarakat sebagai kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing-masing daerah menjadi sebuah jalan keluar dan sekaligus menjadi surga bagi pengembangan industry wisata laut (marine tourism).
Tentunya, harapan kita bersama agar wisata laut ini dapat berkelanjutan maka produk pariwisata bahari yang ditampilkan harus harmonis dengan lingkungan lokal spesifik.
Pengembangan wisata laut Indonesia lebih diarahkan dan dipacu guna menuju upaya pengembangan Wisata Ramah Lingkungan yang berpola pada upaya pemanfaatan optimal yang sekaligus menyelamatkan lingkungan daya alam laut.
Pemilihan lokasi Sail Indonesia 2011 di dua lokasi ini dengan struktur geografisnya didominasi oleh pulau-pulau kecil yang termasuk terancam oleh isu pemanasan global. Oleh karena itu, kegiatan SWB 2011dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan potensi Indonesia khususnya di sektor wisata bahari.
Selain dari itu, keindahan pulau-pulau kecil dan perairan kedua kawasan tersebut memiliki pulau dengan pemandangan yang eksotis sehingga dapat menjadi salah satu tujuan wisata dunia seperti halnya negara Maladewa dengan 85% pendapatan devisanya berasal dari kegiatan pariwisata, serta Malta dan beberapa negara di Kepulauan Karibia hidup dari sector wisata.
Indonesia dengan jumlah pulau yang jauh di atas Maladewa, plus sumber daya hayati pesisir dan lautan yang luar biasa dan berbagai bentang alam pesisir atau coastal landscape yang unik dan menakjubkan, jelas merupakan daya tarik sangat besar bagi wisatawan. Karenanya, pantas bila dijadikan sebagai objek wisata laut yang bernilai strategis.
Indonesia menuju Negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional dan sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah teritorial yang cukup luas, namun masih dihadapkan pada persolaan ancaman terhadap keberadaan pulau-pulau khususnya pulau kecil terluar yang berbatasan dengan negara tetangga.
Masih banyak pulau terluar yang belum memiliki nama, rentan akan timbulnya konflik antar negara yang saling mengakui kepemilikan.
Sekian banyak pulau-pulau kecil di negeri ini termasuk kedalam wilayah yang sangat terancam dengan isu perubahan iklim. Ke depan, even kemaritiman internasional seperti WOC, Sail Banda, Sail Wakatobi dan kegiatan lain yang memperkenalkan eksistensi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi ekonomi pembangunan kelautan yang sangat besar dan beragam perlu berkelanjutan.
Sulawesi Selatan adalah salah satu daerah yang cukup potensial pengembangan industri wisata laut. Itu jika menilik posisi geografis strategis di mana daerah ini memiliki wilayah pesisir dengan panjang pantai 1.973,7 km, luas perairan lautnya kurang lebih 48.000 km2 plus memiliki 263 pulau-pulau kecil.
Semua itu jelas memiliki arti penting dan strategis baik dari segi ekologis, ketahanan pangan, ekonomi, sosial budaya maupun keindahan alamnya.
Dengan Taman Nasional Takabonerate, yang diklaim sebagai karang atol terbesar ke tiga di dunia (sekitar 220. 000 km2), daya tarik kehidupan bawah air di perairan Taman Nasional Takabonerate ini yang sangat variatif, spesifik, unik dan excotic, telah menyebabkan kawasan ini menjadi primadona pariwisata Sulawesi Selatan dan tumbuh sebagai salah satu objek wisata laut yang menjanjikan.
Potensi dan kondisi tersebut sangat mendukung dan menjadi daya tarik besar bagi wisatawan mancanegara sehingga pantas bila dijadikan sebagai objek marine to urism yang memilki keunggulan yang komparatif dan kompetitif menuju Sail Takabonerate 2012.
*Penulis adalah Dosen Ilmu Kelautan UNHAS
Andi Iqba Burhanuddin
Jl. Sunu FX-5, Kompl Unhas Baraya, Makassar
iqbalburhanuddin@yahoo.com
0811441491
(wwn/wwn)