DPR Bobrok, Salah Siapa?

DPR Bobrok, Salah Siapa?

- detikNews
Rabu, 18 Mei 2011 10:40 WIB
Jakarta - Belakangan ini Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR-RI) banyak mendapat sorotan publik. Sebut saja perihal studi banding keluar negeri yang dinilai banyak pihak tidak tepat, memboroskan biaya dan hasilnya tidak jelas (bagi kepentingan rakyat).

Belum lagi soal angota DPR yang banyak membolos, tidur saat rapat dan atau tentang moral anggota DPR yang antara lain membuka situs porno. Perkara terakhir yang paling disoroti adalah soal rencana pembangunan gedung baru DPR yang sarat dengan teka-teki (desain dan anggaran) serta diragukan rencana ini jauh dari menyingung kepentingan rakyat.

Lalu pertanyaanya adalah untuk siapa para anggota dewan yang terhormat ini bekerja? Untuk rakyat atau hanya untuk kepentingan partai dan dirinya semata. Jawabannya tentu bisa ditebak dengan kenyataan bahwa belum ada kebijakan DPR yang menyentuh langsung pada kepentingan rakyat, setidaknya bagi rakyat kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengkritik? Menghujat? Menyalahkan? Tunggu dulu, tidak segampang itu. Coba kita ingat-ingat, sebab apa para anggota dewan itu bisa berada di Senayan, dapat jabatan, tunjangan mewah, fasilitas diatas rata-rata? Itu semua karena gara-gara kita, karena kita-lah yang memilihnya.

Lalu jika setelah hampir 2 tahun para anggota dewan yang terhormat itu - para wakil-wakil rakyat itu- belum mampu menunjukan keberpihakannya kepada kita, siapa yang bisa disalahkan? mereka atau kita? Siapa yang telah mencoblos foto mereka di kertas surat suara? Bukan pertanyaan sulit kan?

Mari kita melihat secara jernih. Sesungguhnya sebagian kesalahan itu seharusnya ditimpakan kepada kita, para pemilih. Kita mempunyai andil mengirim orang-orang yang salah itu ke Senayan. Lalu bagaimana dengan orang yang tidak memlih alias golput? Apa mereka lepas dari kesalahan itu? Tidak juga. Silahkan pikirkan sendiri sebabnya.

Sebagian besar kita terlalu gampang dibodohi, cepat sekali takjub dengan penampilan dan kepintaran ber-retorika. Senang dengan tipu daya yang dibalut dengan janji manis dan kesantunan berbicara. Hal yang paling menyedihkan adalah kita telalu mudah dibuat lupa karena diperdaya iklan yang cuma memajang keindahan polesan.

Hal ini sungguh tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, harus dihentikan. Kita harus bangun, buka mata, buka telinga, hati dan pikiran. Jangan lagi ada kesalahan 5 menit yang menyebabkan kehancuran 5 tahun.

Kitalah yang bertanggung jawab pada kemajuan bangsa ini. Jika kita bijak maka perubahan itu niscaya akan menuju pada kebaikan. Jangan lagi tertipu dengan janji-janji manis, cara bicara menawan, penampilan yang aduhai serta iklan-iklan kosong.

Perhatikan jejak langkahnya (track record), karena bukti tidak akan pernah menipu. Jangan lagi mengulangi kesalahan yang sama, Pilihlah dengan bijak. Karena kita bisa jika kita mau.


Mendra Ha
Jl. Jhoni Anwar No. 16 Padang
ome_cre@yahoo.com
081363591367

(wwn/wwn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads