Kado Akhir Tahun Menteri Perdagangan: Harga Cabe Naik

Kado Akhir Tahun Menteri Perdagangan: Harga Cabe Naik

- detikNews
Selasa, 28 Des 2010 08:22 WIB
Jakarta - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan keyakinannya pada bulan Juli bahwa harga cabe akan segera turun ke tingkat yang wajar. Menyusul mulai masuknya pasokan dari panen cabe di berbagai daerah. "Dan panen kan ada di seluruh Indonesia. Kita menemukan adanya cabe dari Manado masuk ke Jawa, harga yang tinggi tentunya akan menguntungkan petani", kata Mari Pangestu.

Tambahan pasokan cabe tersebut disumbang dari Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Begitu juga menurut Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurti. Total konsumsi cabe nasional dalam satu tahun hanya 1,2 juta ton. Kalau diasumsikan penduduk Indonesia berjumlah 250 juta orang maka satu orang hanya menghabiskan 0.5 kg cabe dalam satu tahun.

"Kalau harga cabe Rp 60 ribu, jadi satu tahun hanya Rp 30 ribu. Kalau dibagi 300 hari per tahun makan sambel, berarti cuma Rp 100 per hari. Itu yang kita ributkan hanya sekadar untuk menyerang pemerintah", kata Bayu Krisnamurti di kantor Kemenko Perekonomian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayu melanjutkan, dalam dua minggu terakhir ini, produksi cabe nasional sudah mulai meningkat. Pada Agustus, stok cabe akan lebih tinggi dibanding bulan ini. Pada Agustus, kira-kira tolal penambahan naik 4.000 ton dibandingkan dengan Juli.

Namun, apa yang kita lihat dan kita rasakan hari ini sungguh ironi yang berbeda dengan perkataan manis para pejabat itu. Di beberapa pasar di Sidoarjo, harga cabai rawit mengalami kenaikan empat kali lipat hingga tembus Rp 50 ribu. Padahal, seminggu lalu, harganya hanya berkisar Rp 12 ribu per kilogram.

Di Malang Raya, harga cabai di sejumlah pasar kawasan dalam sepekan terakhir juga meningkat tajam. Bahkan, mendekati harga daging. Saat ini sudah mencapai Rp 50 ribu per kilogram. Selain cabai rawit harga cabai merah juga mengalami kenaikan signifikan. Kalau sebelumnya hanya Rp 10 ribu kini per kilonya mencapai Rp 32 ribu.

Harga cabai di Kota Dumai, Riau, naik dari Rp 30.000 per kilogram menjadi Rp 65.000 per kg. Di pasar tradisional lainnya seperti Pasar Slipi, Jakarta Barat, dan Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat cabe juga mengalami kenaikan harga yang serupa. Cabe rawit merah tadinya Rp 10 ribu sekarang sudah Rp 35 ribu per kilogram. Kalau seperti ini namanya bukan naik lagi. Tapi, sudah ganti harga.

Harga cabe merah dan cabe rawit juga tengah meroket di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Purwakarta. Harga cabe merah di Purwakarta menembus Rp 65 ribu/ kg dan cabe rawit Rp 50 ribu/ kg, cabe rawit segenggam tangan dewasa dihargai Rp 5.000.

Di Kecamatan Bungursari, satu batang cabe merah dihargai Rp 1.000. Di Ciamis harga cabe merah juga sudah menembus Rp 40.000 per kilogram. Harga tersebut lebih mahal dibandingkan dengan daging ayam yang mencapai Rp 28.000 per kilogram.

Di Palembang pada beberapa pasar harga cabai sudah mencapai Rp 50.000/ kg. Demikian pula di Kayu Agung (84 km dari Palembang). Sudah sejak pekan lalu harga cabai di Pasar Pagi sudah mencapai Rp 60.000/ kg. Sementara di Kota Pagaralam (290 km dari Palembang) yang dikenal sebagai sentra sayuran untuk Sumatera Selatan, harga cabai sudah mencapai Rp 70.000/ kg.

Di tiga pasar yakni Swargabara, Teluk Lingga dan Singa Geweh, harga cabe hijau besar Rp 22.000 per kg dari sebelumnya Rp 15.000 per kg. Kemudian harga cabe tiung Rp 40.000 per kg, sebelumnya Rp 30.000 per kg. Kemudian cabe besar merah Rp 44.000 per kg, sebelumnya RpΒ  35.000 per kg, dan cabe keriting Rp 32.000 per kg sebelumnya Rp 24.000 per kg.

Selain mahal pasokan cabai juga minim sehingga cukup sulit untuk mencari cabai rawit dengan kualitas yang baik. Paling enak memang menyalahkan alam atau cuaca. Seperti banyak pejabat negeri ini yang berkata, "kenaikan harga cabai itu dikarenakan karena faktor cuaca yang tidak menentu, kondisi itu sangat memengaruhi tanaman cabai".

Kini pejabat pun seakan tutup mata dan tutup telinga. Mendag Marie Pangestu serasa tidak peduli akan hal ini dan tak bereaksi atau bahkan bengong barangkali. Harga cabe di era pemerintahan SBY - Boediono terus mengalami kenaikan lebih dari 50% - 100% dari harga semula.

Salah satu jenis cabe bahkan naik hingga dua kali lipat, yakni jenis cabe rawit merah yang mengalami kenaikan paling ekstrim, yang semula per kilogram Rp 10 ribu - Rp 12 ribu, naik menjadi Rp 30 ribu - Rp 35 ribu. Selain itu, harga cabe merah yang sebelumnya di kisaran harga Rp 20 ribu - Rp 22 ribu naik menjadi Rp 35 ribu per kilogram.

Ini sangat memberatkan kaum ibu rumah tangga yang pasti setiap hari bergulat dengan urusan dapur dan masak-memasak dan tidak lepas dari komoditas barang pedas tersebut. Ibu rumah tangga menjerit. Mereka menuding pemerintah tak becus menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) karena hanya sibuk mengurusi sepak bola nasional.

Seperti dituturkan Ny Fitri, 27, warga Kelurahan Sindang Kasih, Kec/Kab Purwakarta, "tolong perhatikan harga cabe di pasar. Jangan ngurusi terus sepak bola terus sehingga harga cabe di pasar tak terpantau", gerutunya kepada salah satu Koran Nasional.

Sebenarnya kejadian ini telah terjadi berulang-ulang setiap akhir tahun. Tetapi, pemerintah khususnya Departemen Perdagangan seolah tidak mempedulikannya. Menjelang Natal dan Tahun baru 2009 yang lalu harga cabe di daerah-daerah di Indonesia juga merangkak naik.

Kenaikan harga cabe tersebut terjadi pada semua jenis mulai cabe rawit, cabe merah, cabe besar, hingga cabe hijau. Pada umumnya, harga dari semua jenis cabe ini mengalami kenaikan 30 persen hingga 50 persen, dari harga sebelumnya. Mungkin itulah hadiah yang dapat dipersembahkan oleh Departemen Perdagangan di setiap akhir tahun bagi bangsa dan rakyat Indonesia. Kita pun bisa berteriak bahwa kita tidak membutuhkan hadiah semacam itu. Terima kasih.

Andrian
Pancoran Jakarta Selatan
asus09@gmail.com
089684003065


(msh/msh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads