Sedih Melihat Indonesia Saat Ini

Sedih Melihat Indonesia Saat Ini

- detikNews
Jumat, 24 Des 2010 11:00 WIB
Jakarta - Indonesia sebagai negara berpenduduk keempat terbesar di dunia yang memiliki hutan hujan tropis terbesar, kekayaan alam yang melimpah, tanah yang subur. Namun, masih diliputi oleh "kesedihan". Mungkin Ibu Pertiwi sekarang sedang menangis menatap Indonesia.

Konflik di mana-mana, korupsi merajalela, kekayaan negara diambil secara sadar oleh negara lain, harga diri bangsa yang "diinjak-injak", dan berbagai permasalahan lainnya. Lalu apakah kekurangan Indonesia sebenarnya dibandingkan dengan segala kelebihan Indonesia dibandingkan negara lain?

Kekurangan Indonesia yang utama adalah tidak adanya visi dan misi yang menggerakkan juga menyatukan bangsa. Teringat sewaktu melihat video visi dan misi Singapura pada 2015.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di video tersebut Singapura telah merancang berbagai kemajuan teknologi dan tidak begitu mengejutkan. Bahwa, banyak dari teknologi yang sewaktu pembuatan video itu masih belum terwujud sekarang telah terwujud.

Namun, setelah Indonesia memiliki visi dan misi, usaha keras bangsa dalam menwujudkan visi dan misi juga sangat dibutuhkan. Agar visi dan misi ini tidak hanya menjadi mimpi.

Ketahanan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia adalah beberapa kekurangan yang tidak boleh Indonesia lupakan. Sebenarnya Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia cerdas yang tidak kalah dengan negara lain. Namun, banyak dari mereka yang tidak begitu dihargai di Indonesia sehingga mereka sekarang mengabdi untuk negara lain dan akhirnya menjadi aset negara tersebut.

Minat pendidikan warga Indonesia juga masih rendah. Ini didukung oleh Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP untuk warga RI yang "melek huruf" pada 2002 menempatkan Indonesia pada posisi 110 dari 173 negara. Posisi tersebut kemudian turun satu tingkat menjadi 111 di tahun 2009.

Tantangan global juga sudah menunggu Indonesia yaitu mengenai politik internasional. Tantangan tersebut dapat dijabarkan menjadi tantangan identitas (suku), tantangan referensi (perubahan yang dibawa), tantangan keterbelakangan, dan tantangan pembangunan.

Perubahan itu perlu dan itu adalah tanda dan sifat hidup. Namun, perubahan harus memiliki pemahaman terhadap prinsip perubahan. Prinsip perubahan antara lain adalah tidak mudah terombang-ambing, refleksi dari akal dan jiwa manusia, memahami substansi dinamika "kejiwaan manusia" dan kaidah yang bersifat konstan.

Arah gerak perubahan Indonesia sekarang sudah menuju keterpurukan, kerusakan kolektif --dari data defisitnya APBD sebesar 30% menurut data dari World Bank, dan status quo (kenyamanan). Titik tolak dan metode perubahan ada dua yaitu self awareness dan self capability.

Perubahan bisa mulai dari diri kita sendiri dan mulai dari sekarang. Mari kita timbulkan self awareness dan self capability secara nyata agar Indonesia ke depan bisa menjadi lebih baik.

Haniyah Nadhira
Jl Bangka II G No 14 A RT 003 RW 03
Pela Mampang Jakarta Selatan 12720 DKI Jakarta
haniyah.nadhira@ui.ac.id
08999786456



(msh/msh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads