-William Clement Stone-
William Clement Stone. Seorang penulis dan pengusaha sukses Amerika Serikat menekankan betapa pentingnya menjalani kehidupan dengan penuh integritas. Makna integritas ialah memegang teguh prinsip moral untuk bersikap jujur, adil, tulus, ikhlas, dapat dipercaya, komitmen dalam membela kebenaran, tegas dan berani bertindak dalam menegakkan keadilan.
Segala permasalahan yang terjadi dewasa ini di Indonesia seperti korupsi yang kian merajalela, penyalahgunaan wewenang, lemahnya penegakan hukum, inefisiensi birokrasi, harga bahan-bahan pokok yang naik, ancaman perpecahan bangsa, dan lain-lain adalah sebagian besar disebabkan lemahnya integritas para pemimpin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tepat 82 tahun yang lalu, 28 Oktober 1928, para pemuda bangsa ini menunjukkan integritas dan semangat persatuannya dengan melepas semua simbol kesukuannya. Para pemuda yang berasal dari jong Java, jong Ambon, jong Sumatra, jong Sulawesi, dan lain-lain semua menyatukan suara dan hati untuk bersama-sama bahu membahu melepaskan Indonesia dari penjajah.
Mereka pun mengucap janji bertumpah darah satu (tanah air Indonesia), berbangsa satu (Bangsa Indonesia) dan menjunjung tinggi bahasa persatuan (Bahasa Indonesia). Sumpah pemuda mempunyai kekuatan yang sangat mendalam karena terjadinya persatuan di antara para tunas bangsa. Meskipun mereka memiliki banyak perbedaan namun itu tidak menjadikan penghalang. Justru, perbedaan itu menjadi sumber pondasi yang kokoh untuk membangun kesatuan.
Banyak yang menghubungkan antara Sumpah Pemuda dengan persatuan yang harus dimiliki oleh bangsa ini. Hal tersebut tidaklah salah. Namun, jika melihat lebih dalam sebenarnya kunci dari Sumpah Pemuda adalah integritas yang dimiliki oleh para pemuda saat itu. Integritas yang mereka miliki menggerakkan hati dan semangat juang mereka untuk bersatu dan meninggalkan segala atribut kesukuan.
Indonesia Kini
Lebih dari sepuluh tahun bangsa ini telah mengalami reformasi. Pasang surut pembangunan juga terjadi dalam perjalanannya. Ada keberhasilan. Namun, tidak dipungkiri dalam beberapa hal kita semakin terpuruk. Seperti dalam bidang diplomasi internasional, penegakan supremasi hukum, pemerataan kesejahteraan, peningkatan ekonomi mikro. Tujuan berbangsa untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat pun belum tercapai.
Setiap hari kita disuguhkan oleh berbagai berita yang menyedihkan. Di tengah jeritan rakyat miskin atas melonjaknya harga kebutuhan hidup sehari-hari. Di sisi lain para pejabat negara banyak yang tertangkap karena kasus korupsi miliaran bahkan triliunan rupiah. Hal ini membuktikan rendahnya kejujuran dan integritas di kalangan para pemimpin sebagai bagian integral dari sistem kehidupan.
Para pemimpin yang berkuasa cenderung melakukan penyimpangan dengan kekuasaan yang dimilikinya. Banyak dari mereka yang sudah kaya namun keserakahan menyebabkan mereka "buta" dan tetap masih ingin mencuri uang rakyat demi kepentingan pribadi, keluarga, dan golongan. Tak pelak, transisi Orde Baru hingga Orde Reformasi sekarang ini tidak disertai dengan transformasi para pemimpinnya dalam hal integritas.
Beberapa pemimpin muda yang tadinya diharapkan menjadi pembawa pembaharuan pun sepertinya sudah banyak yang lupa diri saat berada di lingkaran kekuasaan. Saat masih menjadi mahasiswa banyak yang berteriak dengan lantang untuk membasmi korupsi, ketidakadilan, dan sebagainya. Namun, saat sudah dikelilingi oleh lingkaran uang dan kekuasaan integritas yang dimiliki seolah lenyap. Padahal, integritas memiliki peran yang amat penting dalam pembangunan bangsa.
Berbicara integritas berarti bicara tentang kepemimpinan. James M Kouzes dan Barry Posner dalam bukunya "The Leadership Challenge" pernah mengemukakan fakta mengenai hubungan antara integritas dan kepemimpinan. Dari penelitian yang mereka lakukan dengan melibatkan ribuan orang di seluruh dunia diperoleh kesimpulan bahwa integritas atau kejujuran adalah karakter utama di urutan nomor 1 yang diharapkan ada dari seorang pemimpin.
Pemuda dan Integritas
Pemuda adalah harapan bangsa yang sering diidentikkan sebagai generasi yang idealis, dinamis, progresif, dan memiliki integritas. Hal inilah yang menjadi keunggulan kaum muda dibanding kaum tua. Meskipun mungkin dari segi pengalaman belum sama. Pemuda memiliki tanggung jawab yang besar untuk membawa perubahan bagi kemajuan bangsa.
Pemuda memiliki tiga peran utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Pertama, sebagai generasi penerus yang secara teguh dan konsisten melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya. Kedua, sebagai generasi pengganti untuk menggantikan para generasi tua yang belum mampu mengemban amanat. Ketiga, sebagai generasi pembaharu yang bersungguh-sungguh berjuang mewujudkan keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa.
Namun, yang sekarang menjadi pekerjaan rumah adalah bagaimana mencetak generasi muda dengan integritas tinggi yang mampu membawa perubahan bagi bangsa ini. Tongkat estafet yang nantinya akan diserahkan kepada generasi muda harus benar-benar sampai kepada orang-orang yang mumpuni dan memiliki kapabilitas untuk mengemban amanat. Integritas adalah kuncinya karena dengan memilikinya para pemuda akan tahu betul mana yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam kehidupan.
Bagaimana cara menumbuhkan kembali integritas dalam diri para pemuda? Jawabannya sederhana. Dimulai dengan kejujuran. Kejujuran adalah modal dasar dalam membangun integritas seseorang. Kejujuran bermakna memberitahu kebenaran kepada orang lain. Sedangkan integritas memberitahu kebenaran kepada diri sendiri. Integritas penting untuk menyelaraskan antara ucapan dan perbuatan karena ketidaksesuaian dalam dua hal tersebut akan mengakibatkan tergerusnya integritas seseorang.
Konsep kejujuran harus dimulai sedini mungkin. Terutama dari keluarga. Setelah itu diperkuat dari pendidikan yang diterimanya di sekolah atau universitas. Terakhir, dari pergaulannya sehari-hari di masyarakat. Beberapa lembaga pun sudah banyak memulai untuk membangun rasa kejujuran di kalangan pemuda. Salah satunya oleh KPK yang memulai dengan warung kejujuran. Usaha seperti ini harus diapresiasi sebagai langkah awal untuk membangun integritas di kalangan para pemuda.
Sesungguhnya kejujuran adalah konsep yang sangat universal yang diajarkan oleh semua agama. Para pemimpin yang terbukti sukses di dunia ini adalah mereka yang memimpin dengan penuh integritas. Pada 1.400 tahun yang lalu Islam telah mengajarkan konsep ini yang ditunjukkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW saat berdagang ke negeri Syams membawa dagangan Siti khadijah. Kejujurannya secara cepat terkenal hingga ke pelosok Jazirah Arab hingga beliau dijuluki sebagai Al Amin (orang yang dapat dipercaya).
Kemudian, saat konflik terjadi di kalangan suku Quraisy untuk meletakkan Hajar Aswad. Rasulullah SAW dipanggil untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan bijaksananya beliau hamparkan sorbannya dan Hajar Aswad diletakkah di tengah sorban tersebut. Beliau meminta seluruh pemuka kabilah yang berselisih untuk memegang tiap ujung sorban. Mereka kemudian mengangkat bersama-sama dan meletakkannya di dalam Kabah. Dengan integritas yang dimiliki Rasulullah SAW berhasil menyelesaikan masalah dan pertumpahan darah pun dapat dihindari.
Ke depannya Indonesia sangat membutuhkan para pemimpin yang berintegritas tinggi. Dalam proses perjalanannya nanti tentunya akan banyak perbedaan dan masalah yang akan menjadi tantangan yang dihadapi oleh bangsa ini. Dengan semangat persatuan dan didukung oleh integritas yang tinggi dari para pemimpin Indonesia akan menjadi negara yang kuat, tangguh, dan berdiri sejajar dengan negara-negara lain di dunia.
Akhirnya, bersatu dan bergeraklah para pemuda Indonesia. Karya nyata dan kontribusi anda dibutuhkan oleh negeri ini. Selamat Hari Sumpah Pemuda!
Muhammad Assad
Qatar Doha
muh_assad@yahoo.com
+974 5540 2782
Mahasiswa S2 Islamic Finance, Qatar.
(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini