Kasus yang dialami oleh Indomie, yang katanya warisan Soeharto ini, mengingatkan kita kepada kasus yang dialami oleh pewarisnya, yaitu Soeharto pada tahun 1998. Indomie yang sudah 12 tahun diekspor ke Taiwan tiba-tiba ditarik dari pasaran. Dengan alasan mengandung zat pengawet yang berbahaya, yaitu methyl p-hydroxybenzoate.
Begitu pula dengan Soeharto, setelah memimpin Indonesia selama 32 tahun, tiba-tiba didemo dan didesak untuk mundur. Lantaran kebobrokan yang dilakukannya selama menjabat jadi presiden, yaitu korupsi, kolusi, dan nepotisme terungkap. Padahal, dulu Soeharto sangat disanjung-sanjung oleh rakyat karena selama pemerintahannya banyak pembangunan yang dilakukan. Begitu pun harga pokok yang sangat terjangkau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus Soeharto dan Indomie merupakan potret betapa sembrononya bangsa ini. Membiarkan kebusukan dalam kolong negara. Dan, baru menyadarinya ketika kebusukan tersebut sudah menggerogoti sendi-sendi negara. Dan, bau busuknya dapat dicium oleh negara-negara tetangga.
Betapa tidak, selama 32 tahun bangsa Indonesia terbuai dengan manisnya permainan politik Soeharto. Baru ketika hutang negara sudah menggunung, bangsa ini baru sadar.
Selama bertahun-tahun pula Indonesia terpukau dengan bagusnya bungkus Indomie. Hingga lupa meneliti apakah kandungan zat yang ada di dalamnya berbahaya atau tidak. Bahkan, ketika Taiwan melakukan penarikan massal pun, Badan Pengawas Obat dan Makanan alias BPOM masih juga tenang-tenang saja. Bahkan, berani memastika bahwa zat yang terkandung dalam Indomie aman untuk dikonsumsi.
Apakah bangsa ini tidak malu kepada Singapura yang dengan sigap akan segera meneliti kandungan zat pengawet yang tedapat dalam Indomie. Kebusukan Soeharto telah diwarisi oleh Indomie. Walaupun dalam konteks yang berbeda. Akankah bangsa ini terus acuh dengan fenomena semacam ini?
Sugeng Prabowo
Jl Flores No 57 RT 02 RW 01 Joresan Mlarak Ponorogo
Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional UNEJ
085746100093
(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini