Presiden dan Rakyat yang Luar Biasa

Presiden dan Rakyat yang Luar Biasa

- detikNews
Rabu, 20 Okt 2010 07:23 WIB
Jakarta - Virgiawan Listanto atau yang populer dengan panggilan Iwan Fals mendeskripsikan seorang pemimpin atau tepatnya seorang presiden akan diangkat menjadi manusia setengah dewa bila dapat menurunkan harga-harga secepatnya, memberi pekerjaan, tegakkan hukum setegak-tegaknya, adil dan tegas tak pandang bulu, pasti ku angkat engkau menjadi manusia setengah dewa.

Persyaratan yang mesti dipenuhi oleh seorang presiden yang ingin diangkat menjadi manusia setengah dewa itu adalah suara masyarakat kebanyakan. Meskipun tampaknya sederhana harapan tentang kesejahteraan dan keadilan itu bagi kebanyakan orang tetap menjadi suatu persoalan lantaran antara idealita dan realita masih jauh dari apa yang diharapkan dari waktu ke waktu dan dari periode ke periode dan dari presiden ke presiden dinaikkan, diberhentikan, dan bahkan diturunkan.

Di negeri yang sangat dicintai Tuhan benarkah para pemimpin bangsanya begitu sulit merealisasikan harapan kesejahteraan dan keadilan? Pertanyaan ini bisa obyektif tetapi tetap memiliki nuansa subyektif. Bagi pemerintah dan pendukung pemerintah kesejahteraan dan keadilan tengah memperlihatkan geliatnya dalam kehidupan. Tetapi, bagi yang oposisi dan berlawanan dengan pemerintah akan mengatakan bahwa masih jauh dari harapan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jangankan masyarakat yang sejahtera dan adil. Tanda-tanda ke arah dan tujuan kesejahteraan dan keadilan masih jauh dari kenyataan.

Kita tidak hendak mengevaluasi dan mengukur keberhasilan dan kegagalan pemerintahan Presiden Yudhoyono saat ini yang mencapai enam tahun kepemimpinannya atau satu tahun diperiodesasi pemerintahan Yudhoyono-Boediono. Kita ingin mempresentasikan keunggulan-keunggulan para pemimpin bangsa Indonesia sebagai keniscayaan bahwa kita memiliki berbagai potensi dan kekuatan untuk mencapai Indonesia yang sejahtera, adil, dan merata.

Manusia Luar Biasa
Menjadi pemimpin apalagi presiden di negara Indonesia adalah sesuatu hal yang luar biasa. Hanya orang-orang yang diberikan kelebihan dan pengaruh yang besar dapat memimpin negeri dan bangsa yang besar ini. Baik dari sisi luas teritorial kewilayahan, jumlah populasi kependudukan, ragam budaya, etnis kesukubangsaan, agama dan golongan, juga besar dan banyaknya cakupan berbagai permasalahan.

Dalam sejarah manusia pemimpin atau kepemimpinan itu adalah amanah dari Tuhan yang Maha Kuasa dan kepercayaan penuh yang diberikan Tuhan kepada manusia sebagai penguasa alam yang dibekali kecerdasan dan berbagai kelebihan. Para nabi dan rasul adalah contoh paling nyata tentang amanah dan kelebihan-kelebihan yang diberikan Tuhan kepada manusia biasa. Namun, karena risalah kenabian dan kerasulan manusia yang diangkat menjadi nabi dan rasul itu selain mendapat tuntunan juga diberi kelebihan.

Nabi Adam manusia pertama yang dipercaya dan ditugasi oleh Tuhan memimpin bumi di saat makhluk ciptaan Tuhan lainnya menyerah pasrah dan tak menyanggupi untuk memimpin bumi. Adam adalah kakek moyang manusia yang diberi kelebihan kecerdasan mengenali benda-benda dan alam tentu juga kita manusia keturunan Adam.

Ibrahim nabi yang memberontak kepercayaan raja dan orang tuanya pada Berhala dan menghancurkan Tuhan Berhala itu tak mempan oleh panasnya jilatan api. Tuhan pun menganugerahinya menjadi imam atau pemimpinnya umat manusia dan ia pun mendirikan Mekah tanah yang suci untuk mengesakan Tuhan dan mensucikan hati manusia.

Nabi Daud yang diberi karunia oleh Tuhan. Lalu Tuhan pun menundukkan gunung-gunung dan memerintahkannya bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud tiap pagi dan senja. Diberi peringatan tentang maksud suara atau bahasa burung-burung dan memberinya kekuatan melunakkan besi sehingga ia mampu membuat baju-baju dan lingkaran besi dengan tangannya tanpa pertolongan api.

Nabi yang mampu menelusup dan menggunting sudut baju raja Thalut yang sedang tidur sekiranya ia mau akan dengan mudah ia membunuh dan menceraikan kepala dari tubuh raja yang durhaka itu. Namun, ia masih memberi kesempatan kepada Tahalout untuk bertobat dan ingat kepada Tuhan serta membersihkan hati dan pikiran raja dari sifat-sifat dengki, hasut, dan buruk sangka yang menjadi dalih untuk membunuh orang sesuka hatinya.

Musa sebagai anak yang dihanyutkan dan dibesarkan di lingkungan kerajaan Firaun ketika besar melawan sang raja menaklukkan sihir para punggawa dan ahli nujum istana. Dan, dengan tongkatnya pula membelah laut dan menenggelamkan raja dan pasukannya.

Nabi Isa yang lahir tanpa seorang ayah mampu bicara saat masih di buaian. Membentuk tanah seperti burung kemudian meniupnya menjadi burung. Mampu menghidupkan manusia yang telah mati dan menyembuhkan orang yang buta.

Atau nabi Muhammad kekasih Tuhan yang digelari Al-Amin karena kejujurannya. Nabi terakhir yang dijadikan Tuhan sebagai imamnya para nabi. Panutan bagi seluruh manusia sebagai pemimpin umat yang amanah karena sifat-sifat Sidiq, Tabligh, dan Fathonah yang dimilikinya.

Sungguh Tuhan menjadikan banyak orang-orang yang luar biasa menjadi pemimpin umat. Lantas bagaimana dengan para pemimpin Indonesia? Manusia setengah dewa atau manusia luar biasa yang memiliki kelebihan dan kedigdayaan bagi sebahagian masyarakat Indonesia diibaratkan sebagai raja yang agung binathara, mukti wibawa, sekti mandraguna, karena ketiban pulung dan menerima wahyu kedaton.

Para Pemimpin Indonesia
Kalau Iwan Fals ingin para pemimpin atau Presiden Indonesia diangkat menjadi manusia setengah dewa manusia yang didewa-dewakan karena kedigdayaannya diibaratkan sebagai makhluk Tuhan yang berasal dari sinar yang ditugasi mengendalikan kekuatan alam. Namun, kita hanya memahami bahwa pemimpin dan Presiden Bangsa Indonesia adalah para manusia yang luar biasa kalau tidak boleh disebut manusia setengah dewa.

Tuhan sunguh-sungguh mencintai negeri Indonesia. Sepenggal tanah yang dicampakkan dari surga di bumi khatulistiwa mengirim Soekarno, Sang Putera Fajar, bersama para pejuang kemerdekaan memproklamasikan Bangsa Indonesia atas berkat dan rahmat Allah Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan sepenuh hati rakyat mencintai Bung Karno sebagai Bapaknya Revolusi dan Nasionalisme Bangsa Indonesia. Presiden Soeharto sebagai pemimpin yang paling lama memimpin Indonesia pernah membawa Bangsa Indonesia menjadi negara yang berswasembada, disegani, dan diperhitungkan dalam percaturan dunia. Punya pengaruh dan pernah mendapat tempat di hati rakyat sebagai Bapak Pembangunan Bangsa Indonesia.

Manusia paling cerdas yang menguasai ilmu dirgantara dan teknologi pesawat dan teknologi adi daya, BJ Habibie menjadi presiden yang menghantarkan pondasi awal reformasi. Pengalaman dan ilmunya tentang teknologi yang bermanfaat untuk manusia pantas kita menobatkannya menjadi Bapak Teknologi Bangsa Indonesia.

KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur presiden luar biasa yang saya menyebutnya sebagai guru bangsa memperjuangkan dan menjaga demokrasi Indonesia. Menjadi pemimpin Indonesia yang mengedepankan pluralitas dan layak menyandang Bapak Pluralisme bangsa Indonesia.

Putri sang Proklamator bangsa, Megawati Soekarnoputri, Ibu Bangsa Indonesia yang menjadi presiden perempuan pertama. Tempat keluh dan kesah anak-anak bangsa memperjuangkan nasib orang-orang kecil yang tertindas dan dihormati serta dicintai para wong cilik Indonesia.

Sekali lagi, sungguh Tuhan mencintai bangsa Indonesia memberikan rakyat dan masyarakat Bangsa Indonesia seorang presiden yang dikenal oleh publik dengan sapaan SBY menjadi presiden yang luar biasa. Presiden yang disebut sebagai satrio pinilih karena dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia untuk kali pertama dan kini memasuki periodesasi kedua.

Bapak pendiri Partai Demokrat yang memiliki sikap moderat, dicintai rakyat karena mampu membawa bangsa Indonesia mempertahankan demokrasi. Beliau adalah Bapak Demokrasi Bangsa Indonesia.

Saya tidak terlalu mengenal dekat secara pribadi figur Presiden Yudhoyono. Apalagi beliau tentu tidak mengenal saya. Akan tetapi saya hanya tidak habis pikir ada sebahagian rakyat yang menginginkan beliau untuk mundur dari jabatannya dengan berdemonstrasi. Tentu salah satunya lantaran dianggap tidak mampu menjadi presiden yang menjadi manusia setengah dewa sebagaimana harapan Iwan Fals seperti dalam lagunya.

Sebagai warga dan masyarakat Indonesia saya bersyukur punya presiden yang sungguh punya kesabaran yang luar biasa. Semua kebijakannya dikritik bahkan oleh saya juga. Tindak tanduk dan perilakunya disalahpahami. Komitmennya terhadap pemberantasan korupsi tak pernah berhenti. Para menterinya diteriaki. Program dan pembangunan kesejahteraan dan keadilannya juga sering tidak dipahami.

Kalau bencana ada di mana-mana, kerusuhan dan teror terus merajalela, dan rakyat belum sejahtera dan adil juga itu rasa cinta Tuhan yang begitu amat mencintai rakyat dan bangsa Indonesia. Hingga diberi berbagai masalah dan cobaan yang harus diselesaikan. Terutama oleh presiden Yudhoyono yang sedang ditugasi dan diamanahi oleh Tuhan dengan kekuasaan menjalankan pemerintahannya.Β 

Lantas apa kita harus menyalahkan para oposan anti pemerintah. Tentu tidak. Demokrasi mewajibkan adanya check and balance. Mohon ampun Tuhan. Andaikan Presiden Yudhoyono sebagai manusia moderat yang luar biasa kesabarannya tiba-tiba habis kesabarannya dan lalu minta berhenti memikirkan rakyat dan mengundurkan diri dari tugas dan amanah dari rakyat dan Tuhan. Apa lantas Indonesia bisa sejahtera dan adil seperti membalik telapak tangan?

Para sahabat dan saudara sebangsa dan setanah air boleh meminta presiden meninggalkan jabatannya. Tetapi, sungguh saya pribadi juga berharap Presiden Yudhoyono tidak akan meninggalkan gelanggang kekuasaan karena menjadi pemimpin Indonesia mesti diyakini sebagai amanah atau kepercayaan dari Tuhan yang memang harus dilaksanakan dengan tanggungjawab dan kesungguhan.

Kalau ada tantangan, persoalan, kritik, hujatan dan cercaan semoga Tuhan masih memberi kesabaran kepada Presiden Yudhoyono yang dimulyakan karena tugas dan kepercayaan dari rakyat untuk dipertanggungjawabkan bukan hanya pada rakyat tetapi juga pada Tuhan. Mundur, berarti meninggalkan tanggung jawab dan beban.

Saya masih meyakini bahwa Tuhan benar-benar mencintai rakyat negeri ini dengan memberikan para pemimpin bangsa yang diberi kelebihan. Seluruh potensi itu cukup untuk meyakinkan kalau Bangsa Indonesia kelak akan mencapai kesejahteraan dan keadilan. Sampai kapan? Kita tidak usah menjawab dan memprediksinya karena kita bukan Nabi Khaidir atau Nabi Yusuf yang diberi kelebihan memprediksi semua kejadian di masa yang akan datang.

Masing-masing kita menjawab sendiri kapan kesejahteraan dan keadilan bagi kita bisa diwujudkan, karena kita juga manusia luar biasa yang ditugasi tanggung jawab menjadi pemimpin atau khalifatullah di bumi Nusantara. Bukan hanya presiden manusia luar biasa. Kita rakyat Indonesia pun manusia luar biasa yang juga diberi kelebihan dan kesabaran.

Selamat bersabar dan membuktikan kalau kita manusia yang luar biasa diberi kelebihan dan kesabaran oleh Tuhan.

Wahyu Triono KS
Bhayangkara No 9A PGS Cimanggis Depok
wahyu_triono2004@yahoo.com
87717007/081219921609

Penulis adalah Direktur CINTA Indonesia dan Professional Campaign and Politic.
Consultant pada DInov ProGRESS Indonesia.



(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads