Generasi Pengubah Bukan Generasi Penerus

Generasi Pengubah Bukan Generasi Penerus

- detikNews
Kamis, 19 Agu 2010 11:16 WIB
Jakarta - Dalam kutipan pernyataan di atas mungkin tidak terdapat perbedaan maknawi antara menjadi generasi penerus atau menjadi generasi pengubah bangsa. Dilihat dari segi konteks realita yang terjadi saat ini istilah penerus bangsa dan pengubah bangsa merupakan sebuah dua frasa yang sangat berlainan.

Dalam konteks penerus bangsa keadaan yang terjadi saat ini bangsa kita sedang mengalami degradasi moral yang berkepanjangan. Kemiskinan yang masih merajalela. Angka pengangguran yang tinggi. Dan, agenda pembangunan yang belum diselesaikan sampai saat ini.

Dengan kondisi saat ini kurang tepat apabila kita menjadi generasi penerus. Yaitu: penerus degradasi moral. Penerus angka kemiskinan yang tinggi. Sampai penerus dalam peningkatan angka pengangguran yang semakin melonjak tinggi. Melainkan kita harus menjadi generasi pengubah: pengubah akan keterpurukan moral bangsa menjadi bangsa yang bermartabat. Pengubah kemiskinan yang merajalela menjadi kemakmuran yang dapat dirasakan oleh seluruh warga. Serta, pengubah angka pengangguran dengan menciptakan wirausaha yang sehat dan menguntungkan agar dapat menjadi insan yang mandiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menjadi generasi pengubah bangsa kita harus menjadi insan strategis dengan mempunyai kualifikasi yang diperlukan untuk disebut menjadi generasi pengubah. Dalam hal ini saya mendefinisikan lima kualifikasi yang harus diperlukan oleh generasi muda agar bisa menjadi insan strategis, generasi pengubah bangsa, di antaranya yaitu: kemampuan intelektual, kematangan jiwa dan emosi, kemampuan berbahasa asing, kemampuan memanfaatkan teknologi mutakhir, dan kemampuan membangun jaringan.

Kompetensi awal yang diperlukan yaitu kemampuan intelektual. Kompetensi ini merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas berpikir, menalar, dan memecahkan masalah secara tepat. Dengan kompetensi ini generasi muda dapat memikirkan permasalahan yang terjadi pada bangsa ini dan dapat merumuskan solusi masalah secara tepat atas permasalahan yang terjadi.

Selanjutnya kematangan jiwa dan emosi merupakan kemampuan untuk memahami emosi dan mental untuk mengendalikan perasaan kita, dan mempengaruhi perasaan orang lain sehingga kita mempunya jiwa kepemimpinan sebagai insan yang strategis. Selain itu, di era globalisasi ini, kemampuan berbahasa asing mutlak diperlukan agar kita bisa menjadi warga dunia yang dapat bergaul dengan orang yang berbeda bahasa.

Bahasa yang dipelajari tidak hanya Bahasa Inggris. Melainkan bahasa yang lain seperti Prancis, Jerman, Jepang, dan sebagainya. Hal ini diperlukan karena Indonesia akan mengadopsi perdagangan bebas. Seluruh warga negara asing dari seantero dunia akan menempati posisi dalam perdagangan dan industri Indonesia. Dari strata paling tinggi sampai ke strata yang paling bawah. Apabila kita tidak dapat berbahasa asing maka kita tidak dapat bersaing dengan warga negara asing.

Selanjutnya di era globalisasi saat ini kemajuan teknologi semakin pesat. Kebutuhan akan teknologi tidak dapat kita ingkari lagi. Sejalan dengan kemajuan teknologi kita harus bisa mengiringi kemajuan teknologi agar tidak disebut 'gaptek'. Kemampuan dalam memanfaatkan teknologi mutakhir menandakan bahwa kita merupakan individu yang maju dan dinamis sehingga kita siap untuk mengubah bangsa ini menuju bangsa yang maju dan high tech.

Akhirnya kompetensi pamungkas yang harus diperlukan untuk menjadi insan yang strategis yaitu membangun networking. Membangun jaringan merupakan hal yang harus dilakukan untuk menambah relasi yang dapat mengembangkan diri kita dan meningkatkan kualitas diri kita menjadi insan yang strategis.

Dengan terpenuhinya lima kualifikasi insan strategis di atas akan terbentuknya insan strategis yang dapat menciptakan generasi muda yang merupakan generasi pengubah bangsa menuju Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.

Nofri Hasanudin
Jalan Komplek Uka Blok AP 13 Jakarta
nofri.hasanudin@yahoo.co.id
08569814676


(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads