Pengabdian Masyarakat Sebagai Identitas Pendidikan Tinggi

Jakarta - Pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat menjadi istilah yang senantiasa digaungkan setiap perguruan tinggi di Indonesia. Tiga kata tersebut termaktub sebagai dharma perguruan tinggi Indonesia. Tri Dharma Perguruan Tinggi. 

Dengan dharma tersebut tentunya kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat menjadi dasar gerak bagi perguruan tinggi untuk melakukan aktivitasny. Dengan kata lain kegiatan yang dilakukan di perguruan tinggi tersebut tidak jauh dari pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Pendidikan atau edukasi jelas menjadi karakter utama lembaga pendidikan. Tidak hanya di perguruan tinggi tetapi juga dari level pendidikan dasar dan menengah.

Penelitian atau riset menjadi karakter utama perguruan tinggi yang membedakannya dengan level pendidikan di bawahnya. Pada perguruan tinggi penelitian haruslah mampu dilakukan bahkan membudaya bagi segenap elemen dalam perguruan tinggi tersebut. Tidak hanya sekedar proses belajar dan mengajar tetapi juga dilakukan kegiatan inovasi. Menemukan hal-hal baru baik di bidang teknologi, sains, maupun sosial.

Pendidikan dan penelitian merupakan aktivitas yang pasti dilakukan oleh seluruh perguruan tinggi di dunia. Ada hal yang menarik dan unik yang menjadi karakter perguruan tinggi di Indonesia yang tidak ditemukan di perguruan tinggi belahan dunia lain. Pengabdian masyarakat. Sebagai dharma perguruan tinggi yang ketiga menjadi ciri khas sistem pendidikan tinggi di Indonesia.

Dengan karakter ini segenap elemen di perguruan tinggi tidak boleh disibukkan dengan mengurus dirinya sendiri. Tetapi, juga harus ada sikap peduli terhadap kondisi dan realitas masyarakat. Keberhasilan kampus tidak hanya dilihat dari ilmu dan teknologi yang berkembang dengan pesatnya di dalam kampus. Akan tetapi juga dilihat sejauh apa teknologi dan sains itu bisa diaplikasikan ke masyarakat. Masyarakat merasakan manfaatnya sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat itu sendiri.

Adanya interaksi langsung antara perguruan tinggi dengan masyarakat ini tidak ditemukan di perguruan tinggi selain di Indonesia. Proses yang terjadi di kebanyakan pendidikan tinggi di luar negeri adalah mahasiswanya menimba kapasitas keilmuannya di perguruan tinggi. Jika ingin mengabdi ke masyarakat baru dilakukan setelah ia lulus dan bergabung dengan LSM-LSM yang bergerak dalam pengabdian pada masyarakat atau community development.

Berbeda halnya dengan perguruan tinggi di Indonesia. Dengan dasar Tri Dharma perguruan tinggi yang ketiga ini amat dimungkinkan bagi elemen di perguruan tinggi tersebut khususnya mahasiswa untuk terjun ke masyarakat. Berinteraksi secara langsung dengan masyarakat. Menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam masyarakat dengan bekal kapasitas keilmuan yang diperoleh saat menimba pengetahuan di bangku perkuliahan.

Tri Dharma Perguruan Tinggi ketiga yang menjadi ciri khas dari pendidikan tinggi di Indonesia ini telah menjadi kekaguman. Bahkan, keanehan bagi civitas akademika perguruan tinggi di luar negeri. Ciri khas ini tentunya menjadi kelebihan tersendiri bagi pendidikan tinggi di Indonesia yang harapannya kelebihan yang dimiliki benar-benar bisa dioptimalkan keberadaannya yang kemudian membuat Indonesia menjadi centre of excellent dalam hal community development pada kalangan perguruan tinggi dunia.

Pengabdian masyarakat yang karenanya mahasiswa melakukan kontribusi nyata dalam mengembangkan dan membangun masyarakat di satu sisi tidak hanya meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pengalihan teknologi dari kampus yang dilakukan ke masyarakat. Akan tetapi di sisi lain juga akan berefek pada posisi tawar bangsa Indonesia dalam hal sistem pendidikan tinggi di dunia internasional. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.

M Zia Anggiawan
Presiden UKM Gama Cendekia UGM



(msh/msh)