TKI Itu Bernama Sukirah

TKI Itu Bernama Sukirah

- detikNews
Jumat, 30 Apr 2010 17:59 WIB
Jakarta - Sukirah namanya. Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berasal dari Pati dan sudah bekerja selama lima tahun. Sukirah bekerja pada seorang majikan yang baik hati di negeri jiran.

Waktu bekerjanya hampir sama dengan TKI lainnya. Hanya yang membedakan adalah majikannya yang sudah menganggap Sukirah seperti layaknya keluarga sendiri. Dia diberi waktu untuk mengekspresikan diri dengan mempelajari komputer dan melayari dunia maya.

Tak heran jika Sukirah lama-lama pandai mencurahkan isi hatinya dalam bentuk tulisan dan memiliki dua buah blog. Bahkan dia juga ikut partisipasi dalam beberapa jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak semua TKI seberuntung Sukirah yang bebas berekspresi dan memiliki "me time" pada setiap akhir pekan. Sementara di sudut lain masih banyak rekan-rekan Sukirah yang masih berjibaku dengan urusan mencari uang saja dengan mengabaikan kadar intelektualnya.

Mereka merasa tidaklah penting untuk berekspresi dan meluangkan waktu untuk menambah ilmu. Sebab, bisa bekerja saja sudah bagus dan bisa mengirim uang untuk biaya hidup saja sudah untung.

Semenjak diberlakukannya penghentian sementara TKI ke luar negeri oleh pemerintah niat para pencari kerja luar negara menjadi sulit. Bahkan kabarnya beberapa agen tenaga kerja di negeri jiran akhirnya tutup.

Namun, usaha pemerintah itu harus diacungi jempol karena terlihat ada efek jera di pihak negara pengekspor TKI yang mengalami kesulitan di beberapa sisi akibat ketergantungannya pada tenaga kerja luar. Dan, ini merupakan posisi bargaining dari pihak pemerintah agar kepentingan para TKI dapat terpenuhi.

Tak terhitung berapa banyak TKI yang bekerja di negeri jiran. Hampir semua motif utamanya adalah masalah ekonomi. Mereka merasa mudah mencari kerja di sana dan pada akhirnya mengenyampingkan hal yang sedang diurus oleh pihak pemerintah. Sehingga, terjadilah apa yang disebut TKI ilegal.

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengungkapkan meski sudah dimoratorium tapi masih ada indikasi terjadi pengiriman ilegal di sebelas pintu pemberangkatan. Namun, itulah resiko yang terjadi.

Karena motif ekonomi yang paling kuat menjadi alasan maka kinerja mereka pun bak robot yang hanya bekerja, bekerja, dan bekerja. Beberapa di antara mereka yang pernah saya temui bahkan sudah menganggap asing sebuah kegiatan yang bernama wisata.

Terutama yang bekerja di took dan gerai-gerai makanan. Sebab, tak ada waktu libur yang bisa membuat mereka keluar sekedar jalan-jalan. Jika ada pun mereka manfaatkan untuk tidur dan istirahat di rumah.

Sebagian besar TKI yang dikirim ke luar negeri adalah TKI perempuan. Oleh karenanya sosok Sukirah menjadi orang yang sangat beruntung di tengah ketidakpedulian rekan-rekan sekerjanya terhadap pengembangan diri mereka.

Majikan yang baik dan memiliki empati sangat diharapkan bagi terciptanya peluang tersebut. Jadi bukan hanya sekedar bekerja saja. Bahkan hal itu bisa menjadi motivasi mereka untuk bekerja lebih baik seiring pengembangan dirinya.

Bila kecakapan bekerja diiringi dengan naiknya kadar intelektual para TKI perempuan di masa depan kita yakin sedikit peluang bagi mereka untuk teraniaya dan diperlakukan semena-mena. Perlindungan TKI harus diawali dari diri mereka sendiri terlebih dahulu. Seperti halnya Sukirah.

Jika terjadi sesuatu maka dunia akan tahu terlebih dahulu karena ia kerap menulis apa yang terjadi padanya melalui blog. Pada sosok seperti Sukirah ini kita berharap agar TKI perempuan yang lain mempunyai spirit, kesempatan, dan tentunya majikan yang sama dengannya.

Ellina Supendy
Jakarta
marzukov@gmail.com



(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads