Riwayat Waktu 2009 yang Akan Usai

Riwayat Waktu 2009 yang Akan Usai

- detikNews
Kamis, 31 Des 2009 17:08 WIB
Jakarta - Ada aroma tercium oleh kalender Masehi. Aroma itu semakin jelas seiring waktu saling berburu dengan kecepatan tetap. Tidak usah berusaha mengejar. Pasti akan datang. 
 
Lihatlah semua orang sudah meyakini jikalau itu akan tiba. Mereka menyambutnya dengan berbagai cara dan tradisi. Ada yang menyambut di tahun yang baru dengan berjingkrak-jingkrak, menari-nari sambil meniup teropet, bernyanyi, bepergian ke luar kota, ke mancanegara sekali pun --bahkan ada mencari cara perayaan yang baru demi sensasi dan meninggalkan tradisi lama. 
 
Tapi, di tengah keriaan seperti itu tidak semua bisa menyelami, mencicipi, atau pun menikmatinya. Ada yang terkungkung pada jerat sakit yang diderita, merasa kehilangan, kecemasan, hingga meneteskan air mata. Entah apa motif mereka harus merasakan demikian. Apa boleh buat itu semua sudah bahagian dari nasib.
 
Waktu yang berjalan seiring jantung berdenyut. Bagai pedang bermata dua: bisa mendatangkan untung, kebaikan, dan keceriaan. Sebaliknya ada yang mendapat rugi, keburukan, dan kesengsaraan yang mereka peroleh. Tergantung siapa yang pintar menggunakan pedang itu di tengah pengembaraan hidupnya. Dengan pedang itu dia telah berusaha menentukan nasibnya.
 
Ada tiga ungkapan orang melihat waktu yang telah berlalu:
 
Pertama, menyebut waktu yang telah berlalu itu adalah waktu yang tewas. Dikatakan demikian karena dia menganggap waktu itu telah menjadi pahlawan yang telah berjasa baginya. Sebab, dia banyak memperoleh kesempatan-kesempatan untuk bernafas dengan lega dan lebih baik di waktu yang telah usai.
 
Kedua, menyebut sang waktu yang berlalu sebagai waktu yang wafat. Ini artinya, waktu hanya memberikan yang biasa-biasa saja dalam silamnya. Tidak lebih baik dan juga tidak lebih buruk. Semua dilalui seolah tiada kesan dan tanpa pesan.
 
Ketiga, mengungkapkan kalau waktu yang usai itu dengan sebutan waktu yang telah mati. Ini mencerminkan kalau waktu yang telah yang dilalui itu adalah waktu yang telah memberikan kekejaman, kekejian, ketidakadilan, dan keterpaksaan selama ia melewatinya. Dan, tak sedikit pun ia memperoleh kesempatan-kesempatan untuk mengubah hidup lebih baik.
 
Tergantung kita. Menyebut waktu itu dengan ungkapan yang bagaimana di penghujung tahun 2009 ini. Akankah kita menyebut waktu yang kita lalui itu sebagai waktu yang telah berjasa kepada kita (tewas). Ataukah kita mewafatkannya karena semua berjalan biasa-biasa saja. Atau bahkah menamai terhadap sang waktu telah berlalu sebagai waktu yang telah mati.
 
Jika kita, sedikit memperbesar pandangan kita pada negara yang kita cintai ini. Mana kata yang cocok kita gunakan selama pengiringan waktu di tahun 2009. Melihat kasus demi kasus di media cetak dan eletronik dalam setahun yang akan usai ini, atau melihat capaian-capaian yang kita peroleh. Sebaiknya jawab dalam hati kita sendiri saja.
 
Pertanyaan yang sangat mendasar. Apa yang akan kita persiapkan untuk memasuki di tahun yang baru. Akankah berbagai kesempatan sebagai negara dengan sumber daya yang melimpah ruah ini harus kita sia-siakan? Akankah kita memanfaatkan dengan baik takdir iklim kathulistiwa dan bergeografis strategis yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa Kepada Indonesia. 
 
Untuk itu persiapkanlah diri. Baik individu maupun sebagai bangsa yang berdaulat. Setidaknya maukah untuk tidak mengulang kesalahan yang sama di masa telah silam. Terlebih di tahun yang akan segera berganti ini. Agar kita dapat hidup dengan jiwa, pikiran, dan akhlak yang baru di tahun yang baru. Tahun 2010. 
 
Agar kita di penghujung tahun 2009 bisa menyematkan sang waktu sebagai pahlawan yang telah tewas, berjasa, dan memberi banyak kesempatan untuk berbuat lebih banyak dan lebih baik. Demi mengiring Indonesian nan jaya. Selamat Tahun Baru 2010.
 
Jerri Sanjaya Nababan
Pd Bulan Medan 
sanjaya.jer@gmail.com
081397733329
 
Penulis adalah Alumni Universitas Methodist Indonesia, Anggota Komunitas Mata-kata Medan.
 


(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads