Dalam tulisan itu anda menjelaskan sebagai berikut:
"Berikut ini beberapa contoh kata-kata yang secara sembrono diterjemahkan atau digunakan dalam dunia pendidikan yang akhirnya menghilangkan kosa kata asli berbahasa Indonesia:"
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang menjadi fokus perhatian saya adalah beberapa kata yang anda sebutkan "sembrono" diterjemahkan, berdasarkan penelusuran saya di website KBBI dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, adalah kata yang sudah diserap menjadi Bahasa Indonesia dan sudah menjadi bagian dari Bahasa Indonesia. Sebagai contohnya adalah sebagai berikut.
1. Alasan menjadi argumen - kata argumen sudah diserap ke dalam Bahasa Indonesia, selain itu alasan dan argumen merupakan dua kata yang berbeda.
2. Surat kabar menjadi newsletter - saya setuju dengan anda.
3. Kegiatan menjadi aktivitas - sudah diserap dengan arti yang serupa.
4. Ilmu hayat menjadi biologi - sudah diserap dengan arti yang serupa.
5. Ilmu jiwa menjadi psikologi - sudah diserap dengan arti yang serupa.
6. Ilmu sosial menjadi humaniora - kata humaniora sudah diserap ke dalam Bahasa Indonesia. Selain itu ilmu sosial hanyalah cabang dari humaniora secara keseluruhan.
7. Arus utama menjadi mainstream - saya sependapat dengan anda.
8. Tanggung gugat menjadi akuntabilitas - saya belum menemukan padanan kata yang tepat untuk "accuntability" dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi saya cukup yakin kalau padanan itu bukan "tanggung gugat".
9. Bukti menjadi fakta - kata "bukti" dan kata "fakta" adalah dua kata yang berbeda makna. Jadi menurut saya tidak bisa disandingkan.
10. Kenyataan menjadi realitas - kata realitas sudah diserap ke dalam Bahasa Indonesia dan memiliki arti yang serupa dengan kenyataan.
11. Pemasaran menjadi marketing -Β saya setuju dengan anda.
12. Anggapan menjadi asumsi - kata "asumsi" sudah diserap menjadi Bahasa Indonesia. Selain itu, "anggapan" dan "asumsi" adalah dua kata yang penggunaannya berbeda dan tidak bisa disandingkan.
13. Laporan menjadi raport - kata "raport" tidak ditemukan dalam Bahasa Inggris, yang saya temukan adalah kata "report" yang kemudian diterjemahkan menjadi rapor.
14. Menggolongkan menjadi mengklasifikasi - kata "klasifikasi" sebagai kata dasar dari "mengklasifikasi" juga sudah diserap kedalam Bahasa Indonesia, sehingga menurut saya tidak "sembrono" diterjemahkan.
15. Memilah menjadi menyortir - kata "sortir" sebagai kata dasar dari "menyortir" pun sudah diterima menjadi bahasa Indonesia, sehingga tidak salah jika kita menggunakan "sortir" dalam penulisan Ilmiah.
16. Penilaian menjadi evaluasi - kata "evaluasi" sudah diterima / diserap dalam Bahasa Indonesia.
17. Perseorangan menjadi individu - kata "individu" juga merupakan Bahasa Indonesia.
18. Hubungan menjadi relasi - kata "relasi" pun juga merupakan kata dalam Bahasa Indonesia.
19. Akibat menjadi efek - idem.
20. Penelitian menjadi riset - idem.
21. Tindakan menjadi aksi - idem.
Dengan demikian dapat saya simpulkan sebagian besar contoh yang anda berikan dalam tulisan tersebut adalah kurang tepat. Kata-kata tersebut memang sudah jadi Bahasa Indonesia sehingga menurut saya adalah sah dan tepat untuk digunakan dalam penulisan baik ilmiah maupun penulisan populer. Termasuk juga jika digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Ahmad Zakaria (Zaka)
zka@ahmadzakaria.net
(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini