Semakin Sedikit Orang Peduli Bahasa Indonesia

Semakin Sedikit Orang Peduli Bahasa Indonesia

- detikNews
Sabtu, 16 Mei 2009 14:11 WIB
Jakarta - Sungguh. Tulisan yang sangat menarik karena saya juga menyadari bahwa semakin sedikit orang yang peduli terhadap penggunaan Bahasa Indonesia dalam kegiatan ilmiah. Akan tetapi, ada beberapa hal yang saya ingin tanyakan dan saya konfirmasikan.

Dalam tulisan itu anda menjelaskan sebagai berikut:

"Berikut ini beberapa contoh kata-kata yang secara sembrono diterjemahkan atau digunakan dalam dunia pendidikan yang akhirnya menghilangkan kosa kata asli berbahasa Indonesia:"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya untuk memperkuat penjelasan anda memberikan contoh beberapa kata Bahasa Indonesia yang menurut anda "sembrono" diterjemahkan atau digunakan dalam dunia pendidikan.

Yang menjadi fokus perhatian saya adalah beberapa kata yang anda sebutkan "sembrono" diterjemahkan, berdasarkan penelusuran saya di website KBBI dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, adalah kata yang sudah diserap menjadi Bahasa Indonesia dan sudah menjadi bagian dari Bahasa Indonesia. Sebagai contohnya adalah sebagai berikut.

1. Alasan menjadi argumen - kata argumen sudah diserap ke dalam Bahasa Indonesia, selain itu alasan dan argumen merupakan dua kata yang berbeda.
2. Surat kabar menjadi newsletter - saya setuju dengan anda.
3. Kegiatan menjadi aktivitas - sudah diserap dengan arti yang serupa.
4. Ilmu hayat menjadi biologi - sudah diserap dengan arti yang serupa.
5. Ilmu jiwa menjadi psikologi - sudah diserap dengan arti yang serupa.
6. Ilmu sosial menjadi humaniora - kata humaniora sudah diserap ke dalam Bahasa Indonesia. Selain itu ilmu sosial hanyalah cabang dari humaniora secara keseluruhan.
7. Arus utama menjadi mainstream - saya sependapat dengan anda.
8. Tanggung gugat menjadi akuntabilitas - saya belum menemukan padanan kata yang tepat untuk "accuntability" dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi saya cukup yakin kalau padanan itu bukan "tanggung gugat".
9. Bukti menjadi fakta - kata "bukti" dan kata "fakta" adalah dua kata yang berbeda makna. Jadi menurut saya tidak bisa disandingkan.
10. Kenyataan menjadi realitas - kata realitas sudah diserap ke dalam Bahasa Indonesia dan memiliki arti yang serupa dengan kenyataan.
11. Pemasaran menjadi marketing -Β  saya setuju dengan anda.
12. Anggapan menjadi asumsi - kata "asumsi" sudah diserap menjadi Bahasa Indonesia. Selain itu, "anggapan" dan "asumsi" adalah dua kata yang penggunaannya berbeda dan tidak bisa disandingkan.
13. Laporan menjadi raport - kata "raport" tidak ditemukan dalam Bahasa Inggris, yang saya temukan adalah kata "report" yang kemudian diterjemahkan menjadi rapor.
14. Menggolongkan menjadi mengklasifikasi - kata "klasifikasi" sebagai kata dasar dari "mengklasifikasi" juga sudah diserap kedalam Bahasa Indonesia, sehingga menurut saya tidak "sembrono" diterjemahkan.
15. Memilah menjadi menyortir - kata "sortir" sebagai kata dasar dari "menyortir" pun sudah diterima menjadi bahasa Indonesia, sehingga tidak salah jika kita menggunakan "sortir" dalam penulisan Ilmiah.
16. Penilaian menjadi evaluasi - kata "evaluasi" sudah diterima / diserap dalam Bahasa Indonesia.
17. Perseorangan menjadi individu - kata "individu" juga merupakan Bahasa Indonesia.
18. Hubungan menjadi relasi - kata "relasi" pun juga merupakan kata dalam Bahasa Indonesia.
19. Akibat menjadi efek - idem.
20. Penelitian menjadi riset - idem.
21. Tindakan menjadi aksi - idem.

Dengan demikian dapat saya simpulkan sebagian besar contoh yang anda berikan dalam tulisan tersebut adalah kurang tepat. Kata-kata tersebut memang sudah jadi Bahasa Indonesia sehingga menurut saya adalah sah dan tepat untuk digunakan dalam penulisan baik ilmiah maupun penulisan populer. Termasuk juga jika digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Ahmad Zakaria (Zaka)
zka@ahmadzakaria.net



(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads