Kampanye Partai Politik Sia-sia

Kampanye Partai Politik Sia-sia

- detikNews
Kamis, 20 Nov 2008 10:18 WIB
Jakarta - Beberapa waktu lalu saya sempat membaca artikel pada kolom ini yang berkisah tentang memilih untuk tidak memilih alias memilih menjadi golput. Kemudian setelah dibaca isinya tidak jauh dari rasa kecewa seorang pemilih yang melihat tingkah laku para politikus kita akhir-akhir ini.

Salah satu alasan memilih untuk tidak memilih adalah karena tidak mengenal calon legislatif (caleg). Padahal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah memberikan waktu yang sangat panjang yaitu bulan September 2008 sampai awal April 2009 sebagai ajang mengenalkan diri partai politik maupun calegnya dengan istilah masa kampanye.

Melihat fenomena di atas rata-rata masyarakat pada umumnya memilih golput karena kurang mengenal caleg menjadi suatu tanda tanya besar. Sekarang apa gunanya kampanye dengan memasang gambar caleg, spanduk, bendera partai, yang konon biayanya bisa mencapai puluhan juta. Kalau hasilnya tetap yaitu caleg maupun partai kurang dikenal masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seyogyanya untuk masyarakat yang menginginkan caleg lebih bisa dikenal di kalangan luas memberikan solusi bagaimanakah cara termudah dan termurah agar caleg lebih bisa dikenal di kalangan masyarakat. Apakah dengan mendatangi konstituen satu per satu, atau mengadakan acara di setiap RT atau bagaimana. Ini yang harus kita pikirkan bersama.

Kalau alasan tidak mengenal caleg kemudian golput, kasihan calegnya, karena sudah berusaha semaksimal mungkin agar punya konstituen banyak tetapi hasilnya tetap tidak dikenal. Ataukah mereka tidak mengenal caleg karena tidak mau mengenalnya? Itu yang jadi masalah.

Kalau alasan golput dikarenakan banyaknya korupsi yang dilakukan oleh anggota dewan itu memang agak dimaklumi. Banyak masyarakat pesimis dengan anggota dewan karena banyaknya kasus korupsi yang melibatkan anggota dewan. Padahal anggota dewan yang korupsi dengan yang tidak lebih banyak yang tidak korupsi.

Banyak juga anggota dewan yang benar-benar ingin membangun bangsa ini. Akan tetapi berhubung banyaknya kasus korupsi yang melibatkan anggota dewan yang disorot media menjadikan anggota dewan yang lain yang benar benar tulus ikhlas tertutup beritanya.

Apakah pernah kita berpikir bagaimana seandainya DPR ditiadakan? siapa yang mengontrol keuangan Negara? kebijakan Negara? dan lain-lain. Banyak kemajuan pembangunan dewasa ini atas peran serta DPR/ DPRD dalam mengontrol pemerintah. Tetapi, beritanya tidak tersiar secara besar-besaran oleh media.

Sebenarnya jumlah anggota dewan yang korupsi untuk saat ini sangat jauh berkurang dibandingkan awal reformasi, karena saat ini masyarakat lebih selektif dalam memilih wakilnya. Itulah yang kita inginkan dengan masa kampanye yang begitu panjang masyarakat akan lebih mengenal calegnya.

Dengan begitu akan bisa diketahui sepak terjang caleg yang bersangkutan. Bagus atau tidak. Walaupun dia memberi uang tapi kalau kelakuan jelek banyak masyarakat yang tidak memilihnya.

Kalau banyak pemilih di kalangan terdidik tidak menggunakan haknya bisa dikhawatirkan negara ini tidak akan maju-maju karena yang bisa mengetahui lebih banyak kualitas caleg adalah kalangan terdidik dibanding masyarakat bawah.

Semoga anggota masyarakat yang terididik bisa lebih memanfaatkan suaranya agar tidak golput. Terima kasih

Nur Hanifiyyah SE
Website http://evahanura.wordpress.com
Caleg salah satu partai di Kudus
Jl. HOS Cokroaminoto GG 6 No 58 Kudus

(msh/msh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads