Karena Bahasa Cermin Budaya Bangsa

Karena Bahasa Cermin Budaya Bangsa

- detikNews
Kamis, 29 Okt 2009 17:55 WIB
Jakarta - Presiden telah mengumumkan kabinetnya untuk periode pemerintahannya yang kedua. Salah satu nama yang tetap bertahan di posnya adalah Jero Wacik.

Sudah sejak lama kementerian kebudayaan selalu dipegang oleh orang Bali. Mungkin alasannya karena Bali dianggap sebagai daerah yang paling merepresentasikan budaya. Dalam iklan-iklan pariwisata Indonesia Bali juga menjadi ikon dominan. Seakan hanya Bali daerah yang paling berkebudayaan. Kalau kita datang ke kounter-kounter Garuda di Jepang atribut budaya yang ditampilkan juga candi-candi dan corak bangunan di Bali.

Tentu sangat naif jika kita menjadikan Bali sebagai satu-satunya representasi budaya Indonesia karena pada kenyataannya budaya Indonesia begitu beragam. Ada yang bercorak Hindu seperti di Bali. Tapi, tidak sedikit simbol-simbol kebudayaan Indonesia yang bercorak Islam seperti pakaian adat di wilayah Sumatra, masjid-masjid bersejarah dan istana yang memiliki konstruksi bercorak Islam, dan lain sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semoga saja pada kepemimpinannya yang kedua di kementerian budaya, Bapak Jero Wacik mampu melihat elemen budaya pembentuk budaya nasional secara komprehensif. Sehingga, beliau tidak hanya ribut ketika Tari Pendet yang berasal dari Bali di klaim Malaysia namun diam ketika lagu Rasa Sayange yang dari Maluku diklaim Malaysia.

Selain pengembangan budaya nasional yang komprehensif salah satu representasi budaya yang penting yang tidak boleh dilupakan juga adalah bahasa. Para ahli budaya menilai bahasa sebagai cermin budaya dan identitas diri penuturnya. Bahkan, bahasa memberi pengaruh yang signifikan pada kemajuan sebuah bangsa.

Sebagai contoh kita bisa melihat dalam sejarah bangsa Eropa pada masa pencerahan telah melakukan "penterjemahan" besar-besaran atas karya agung orang-orang Islam di dunia Timur yang dengan itu mereka mencapai kemajuan. Jepang mungkin negara pertama di dunia yang mampu menterjemahkan kembali bahasa Barat tanpa meninggalkan budaya dan bahasanya sehingga kini Jepang dapat sejajar dengan negara-negara Barat.

Bagaimana dengan Indonesia. Kita memiliki banyak sekali bahasa daerah, namun satu per satu bahasa itu mulai punah. Prof Dr Arief Rahman dalam penelitiannya menyebutkan, di Kalimantan, misalnya, satu dari 50 bahasa tak lagi digunakan. Di Sumatera, dari 13 bahasa dua di antaranya kritis dan satu punah. Di Sulawesi, satu dari 110 bahasa telah lenyap, dan 36 dalam kondisi terancam. Di Timor, Flores Bima dan Sumba, tercatat 50 bahasa masih bertahan, tapi delapan di antaranya terancam. Di Papua dan Halmahera, dari 271 bahasa daerah, 56 di antaranya hampir punah.

Kalau saat ini bahasa daerah yang mulai punah tidak mustahil suatu hari nanti Bahasa Indonesia yang punah jika tidak ada upaya yang serius dalam menjaga dan mengembangkannya. Meski UUD 1945 jelas menyebutkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang harus digunakan sebagai bahasa pengantar resmi. Namun, saat ini banyak sekolah yang justru mengembangkan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

Bahasa asing tentu saja harus kita pelajari untuk memudahkan kita menyerap pengetahuan dari bangsa-bangsa lain di dunia. Namun, bukan berarti kita membiarkan bahasa kita sendiri terlantar dan hanya menjadi bahasa pinggiran yang seolah tidak layak menjadi bahasa ilmu pengetahuan.

Saat saya ke Malaysia saya sempat berkunjung ke University Kebangsaan Malaysia. University ini termasuk salah satu university yang dijadikan sebagai cagar budaya oleh pemerintah Malaysia. Mahasiswa, dari mana pun datangnya, harus menggunakan Bahasa Malaysia dalam perkuliahan maupun aktivitas sehari-hari. Bahkan, mahasiswa Indonesia yang kuliah di kampus ini diwajibkan mengikuti pelajaran Bahasa Malaysia meski Bahasa Indonesia dan Malaysia relatif sama.

Yang menarik adalah ketika Dekan memutarkan film tentang profil kampus ini. Di bagian akhir film ini ada kalimat yang kira-kira isinya begini "pernahkah anda membayangkan suatu hari nanti Bahasa Malaysia digunakan dalam ilmu kedokteran? Pernahkan anda membayangkan suatu hari nanti Bahasa Malaysia digunakan oleh ahli-ahli teknik di seluruh dunia? Pernahkan anda membayangkan suatu hari nanti Bahasa Malaysia menjadi bahasa ilmu pengetahuan yang digunakan di seluruh dunia? Dari sinilah, dari kampus inilah semua akan bermula!"

Boleh jadi kita tertawa dengan pernyataan ini. Tapi, kalimat-kalimat ini menunjukkan obsesi dan keseriusan Bangsa Malaysia untuk menjaga, mengembangkan, dan mempromosikan budayanya. Mereka memiliki cita-cita yang jelas akan pengembangan kebudayaan yang mereka inginkan dan mereka telah melakukannya. Pernahkah kita memiliki keinginan Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pergaulan internasional? Rasanya menteri kebudayaan sekali pun tidak pernah terfikir akan hal ini.

Tahun depan akan diselenggarakan konferensi internasional mengenai ekonomi pertanian. Konferensi akan dilaksanakan di University of Parma, Italy. Yang menarik adalah meski konferensi ini adalah konferensi internasional, beberapa Negara Eropa menolak menggunakan Bahasa Inggris sebagai satu-satunya bahasa dalam konferensi ini. Spanyol dan Prancis tetap berkeras menggunakan bahasa mereka masing-masing dalam konferensi ini. Konferensi ini pun akhirnya akan dilaksanakan dalam tiga bahasa, Inggris, Prancis, dan Spanyol.

Beranikah kita meminta menggunakan Bahasa Indonesia jika ada pertemuan-pertemuan internasional di Indonesia? Tentu tidak, karena kita tidak percaya diri dengan bahasa kita sendiri atau karena kita selalu rela Bahasa Indonesia menjadi bahasa nomor dua. Sebagaimana juga kita rela Bangsa Indonesia menjadi bangsa nomor 2.

Semoga hal ini tidak berlanjut di generasi yang akan datang.

Mukhamad Najib
The University of Tokyo 4-6-41 Shirokanedai Minato-Ku
mnajib23@yahoo.com
+81-90-982-10-982



(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads