#SaveTessoNilo Kembali Menggema: Kembalikan Rumah Gajah Tesso Nilo

#SaveTessoNilo Kembali Menggema: Kembalikan Rumah Gajah Tesso Nilo

Mei Amelia R - detikNews
Kamis, 27 Nov 2025 10:59 WIB
Bayi gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) bersama induknya di Taman Nasional Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan, Riau, Jumat (3/12/2021). Bayi gajah sumatera berkelamin jantan tersebut lahir pada Kamis (2/12/2021) dari induk gajah sumatera betina bernama Ria. ANTARA FOTO/Yudhie/Lmo/rwa.
Potret Gajah Sumatera (Foto: ANTARA FOTO/Yudhie)
Jakarta -

Baru-baru ini jagat maya kembali dibuat terkejut dengan kondisi yang terjadi di Taman Nasional Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan, Riau. Netizen ramai-ramai menggaungkan tagar 'Save Tesso Nilo' hingga 'Kami Bersama Tesso Nilo'. Apa yang sebenarnya terjadi di Tesso Nilo?

Gerakan ini bermula dari adanya aksi perusakan Poskotis di Taman Nasional Tesso Nilo yang dilakukan oleh sekelompok massa pada Jumat, 21 November 2025 lalu. Sekelompok massa mendatangi lokasi dan mengusir petugas di Poskotis.

Massa memberikan tempo satu jam bagi petugas untuk meninggalkan lokasi. Namun, permintaan massa tersebut tidak digubris oleh petugas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak lama kemudian, massa kembali datang dengan jumlah yang semakin bertambah. Situasi di lokasi pun memanas hingga berujung pada aksi pembongkaran plang hingga perusakan posko.

ADVERTISEMENT

Massa merusak sejumlah fasilitas di Tesso Nilo, antara lain 5 baliho, portal, plang, tenda pleton TNI AD, dokumen dan perlengkapan pos hingga ribuan bibit tanaman.

Melanie SubonoMelanie Subono (Foto: Ari Saputra/detikcom)

Selebritas-Influencer Bersuara

Insiden perusakan yang terjadi di Tesso Nilo ini mengundang reaksi publik. Sejumlah selebritas, influencer, tokoh publik hingga pemerhati lingkungan bersuara untuk menyelamatkan Tesso Nilo sebagai salah satru rumah Gajah Sumatera.

Salah satunya adalah artis Melanie Subono. Melalui unggahan di akun Instagramnya, Melanie Subono menyoroti konflik kepentingan 'penguasa' dengan cara memecah belah.

"Gak sekali sekali terjebak diantara konflik. Kalau yang berkepentingan sudah bingung gimana cara masuk, ada beberapa trik yang selalu dipakai. dan salah satunya yang paling ampuh adalah konflik horisontal," tulis Melanie Subono, dilihat detikcom, Kamis (27/11/2025).

"Itu dalam semua hal lah. Demo lah apapun, masyarakat dibuat ribut antar sendiri karna kita emang lumayan mudah dipecah belah. Kalau ini dah mentok , yang biasanya dibawa adalah issue : Kom***s, agama atau ras, Ini paling gampang," tulisnya lagi.

Aktor Chicco Jerikho juga menyuarakan penyelamatan Tesso Nilo. Melalui Instagramnya, ia mengunggah foto dirinya bersama seekor gajah.

"Kembalikan @btn_tessonilo sesuai dengan fungsinya! #kamibersamatessonilo," tulisnya singkat dan padat, namun penuh makna.

Organisasi konservasi alam independen (World Wife Fund for Nature/WWF Indonesia) juga menyuarakan penyelamatan Tesso Nilo sebagai rumah Gajah Sumatera. WWF Indonesia menyoroti gajah-gajah di Tesso Nilo yang semakin terimpit dan terancam kehilangan rumahnya.

Chicco Jerikho menyuarakan penyelamatan Tesso Nilo.Foto: Chicco Jerikho. (Instagram @chicco.jerikho)

"Ketika sebuah kantong gajah berada di titik tengah koridor Gajah di Sumatra seperti @btn_tessonilo Taman Nasional Tesso Nilo, perannya menjadi sangat krusial. Jika kawasan hilang maka gajah kehilangan pilihan untuk bergerak, kawin, mencari makan, dan menemukan jalur yang sudah mereka kenali selama turun-temurun. Risiko interaksi negatif dengan manusia pun meningkat karena bagi gajah itu adalah rumah lama, sementara bagi masyarakat itu adalah ruang hidup hari ini. Kita harus mempertahankan "rumah lama" gajah tetap ada, demi kita, manusia," demikian postingan WWF melalui Instagram @wwf_id.

Sementara itu, influencer Rahel Yosi Ritonga melalui akun Instagramnya memohon kepada PBB untuk menyelamatkan Tesso Nilo, rumah Gajah Sumatera. Rahel menyoroti hilangnya ribuan hektare kawasan konservasi Tesso Nilo akibat perkebunan sawit.

"Kami menuntut keadilan bagi Gajah Sumatera dan hewan-hewan (asli) Indonesia lainnya dan hutan, mereka berhak hidup dalam kedamaian di rumahnya sendiri," kata Rahel dalam unggahan videonya.



Keadilan untuk Gajah Tesso Nilo


Persoalan yang terjadi di Tesso Nilo mendapatkan perhatian khusus dari Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan. Di beberapa kesempatan, Irjen Herry Heryawan mengkampanyekan gerakan 'Save Tesso Nilo'.

Pernyataannya menyuarakan keadilan bagi Gajah Sumatera sempat viral di media sosial. Kala itu, jenderal bintang dua itu menyampaikan ketegasannya, "Saya berdiri mewakili para gajah yang tidak bisa bersuara".

Gerakan itu bukan sekadar kampanye semata. Melalui program Green Policing, Irjen Herry Heryawan menunjukkan bukti nyata menyelamatkan hutan-hutan di Riau.

Dalam pelbagai kesempatan, ia mengajak seluruh kalangan masyarakat, mulai dari instansi pemerintahan, swasta, civitas akademika, hingga kalangan pelajar untuk menanam pohon. Green Policing adalah sebuah pendekatan ekologis yang tidak hanya melakukan penegakan hukum, tetapi juga gerakan kolaboratif untuk menghijaukan kembali Bumi Lancang Kuning.

Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan patroli hutan di kawasan konservasi TWA Buluh Cina, Kabupaten Kampar, Kamis (6/11/2025).Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan dan perhatiannya terhadap Gajah Sumatera. (Foto: dok. Istimewa)

Tujuannya adalah untuk menyelamatkan hutan-hutan di Riau dari perambahan, illegal logging, deforestasi, hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menjadi momok bertahun-tahun di Provinsi Riau. Green Policing menjadi sebuah program utama Polda Riau untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menyelamatkan hutan dan alam di Riau.

Dengan semangat 'Melindungi Tuah, Menjaga Marwah', Irjen Herry Heryawan tak henti-hentinya mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga Bumi Lancang Kuning. Penanaman pohon hanya salah satu bukti sederhana, tetapi penuh makna.

Penanaman pohon adalah investasi jangka panjang untuk generasi di masa yang akan datang. Dengan membiarkan pohon-pohon terus tumbuh, berarti memberikan harapan bagi Gajah dan Harimau Sumatera dan ekosistem lainnya untuk terus hidup dan regenerasi.

"Pohon yang kita tanam hari ini tidak akan dirasakan langsung, tetapi 5 atau 10 tahun lagi, anak cucu kita yang akan merasakan," katanya.

Penegakan Hukum Perambah Hutan


Tidak hanya kampanye, Polda Riau juga membuktikan komitmennya dalam menindak pelaku perusakan lingkungan. Tidak hanya di Taman Nasional Tesso Nilo, Polda Riau selama kurun waktu Januari hingga Juli 2025 lalu telah menangkap 47 pelaku perusakan hutan.

Khusus mengenai yang terjadi baru-baru ini di Tesso Nilo, Polda Riau juga tidak tinggal diam. Melalui Direktorat Reserse Kriminal Umum, Polda Riau mulai mengusut aksi perusakan yang terjadi di Tesso Nilo.

"Laporan sudah diterima secara resmi dan penyidik sedang melakukan pemeriksaan saksi-saksi serta pendalaman terhadap seluruh pihak yang diduga terlibat. Tidak ada pembiaran. Semua proses berjalan sesuai ketentuan," ujar Kombes Asep Darmawan kepada wartawan, Rabu (26/11/25).

Dirkrimum Polda Riau Kombes Asep Darmawan.Foto: Dirkrimum Polda Riau Kombes Asep Darmawan. (dok. Polda Riau)

Asep menegaskan bahwa tindakan perusakan terhadap fasilitas Balai TNTN, khususnya yang berada di kawasan konservasi seperti TNTN, merupakan pelanggaran hukum yang harus diproses secara tegas.

"Semua tindakan main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan. Penegakan hukum dilakukan profesional, objektif, dan transparan. Setiap orang yang terlibat akan dimintai pertanggungjawaban," tegasnya.

Laporan resmi dibuat oleh anggota Satgas TNTN yang bertugas di Poskotis Kenayang. Laporan Polisi tercatat dengan nomor LP/B/488/XI/2025/Polda Riau tanggal 25 November 2025.

Halaman 2 dari 4


Simak Video "Video Kapolda Riau Soal TNTN: Saya Mewakili Gajah yang Rumahnya Diganggu!"
[Gambas:Video 20detik]
(mea/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads