Ustaz Abdul Somad (UAS) kembali melemparkan pujian kepada Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan. UAS menyebut Herry Heryawan 'polisi bukan sembarang polisi'.
Hal itu disampaikan oleh UAS saat ceramah dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1447 Hijriah di Masjid Raya An-Nur, Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (12/7/2025).
Awalnya UAS menyapa pejabat-pejabat yang hadir dalam kegiatan tersebut. UAS kemudian menyebut Irjen Herry Heryawan melalui pantun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu hadir juga bersama kita 'Besi bukan sembarang besi, besi dipakai tukang kayu. Ini polisi bukan sembarang polisi, polisi yang suka menanam pokok kayu'," ujar UAS disambut gelak tawa.
Dengan gaya khas berpantunnya itu, UAS kembali memuji Herry Heryawan.
"Kalau memetik buah kapulaga, buah kapulaga diminum pakai jamu. Pokok kayu aja dia jaga, apalagi kamu," katanya kembali disambut gelak tawa hadirin.
Mengawali ceramahnya, UAS kemudian menyinggung soal perdebatan apakah memperingati Tahun Baru Islam termasuk bid'ah atau tidak. UAS lalu menyampaikan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah merayakan Tahun Baru Islam.
"Peringatan Tahun baru Hijriah. Nabi tidak pernah memperingati tahun baru hijrah, karena Nabi tidak pernah memperingati, maka memperingati tahun baru hijrah itu adalah bid'ah," katanya.
![]() |
"Karena perbuatan itu bid'ah, maka semua yang melakukannya adalah dolalah, sesat dan masuk neraka, maka Pemprov ini masuk neraka dan yang paling panas nerakanya adalah yang ceramah," sambungnya disambut gelak tawa jemaah yang hadir.
UAS kemudian mencontohkan jika dirinya sedang berceramah entah itu di masjid Pemprov Riau atau di Mapolda Riau, lalu ada jemaah yang seakan tidak mempedulikan ceramahnya karena menganggapnya pelaku bid'ah.
"Saya orangnya penasaran, kenapa saya ceramah kok dia malah baca Qur'an, kenapa saya ceramah kok dia malah menjulurkan kaki seakan menantang. Baru saya paham, karena dia menganggap saya pelaku bid'ah dan pelaku bid'ah itu tidak boleh disalami, tidak boleh disahabati, tidak boleh direspons," kata UAS.
Menurut UAS, perilaku kelompok orang yang dengan mudahnya membid'ahkan orang lain adalah cikal bakal pemikiran radikal.
"Karena kaidah mereka tadi siapa yang tidak membid'ahkan pelaku bid'ah maka dia adalah pelaku bid'ah, ini adalah cikal bakal pemikiran radikal, ini cikal bakal anti toleransi, karena menurut mereka yang tidak sepemikiran dengan kelompok mereka, yang tidak sama dengan pemikiran gurunya adalah bid'ah. Jadi saya ini (dianggapnya) Somad bid'ah...Somad bid'ah...Somad bid'ah, "imbuhnya.
(mei/imk)