Program Jalur (Jelajah Riau untuk Rakyat) Polda Riau tak hanya sebuah slogan semata. Melalui program ini, Polda Riau mewujudkan visi meningkatkan perekonomian masyarakat di pesisir dengan aksi nyata.
Program yang dicanangkan Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan ini tak hanya sebatas menyalurkan bantuan kepada masyarakat. Namun, polisi juga mendengar permasalahan dan mencarikan solusi untuk mengatasi permasalahan warga.
Hal inilah yang dilakukan oleh jajaran Direktorat Pembinaan Masyarakat (Binmas), Direktorat Polair, dan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Riau. Polisi membantu mengantarkan 3 pemuda di Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, untuk menjadi seorang satpam profesional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adalah Direktur Binmas Polda Riau Kombes Eko Budhi Purwono yang mendengarkan aspirasi warga di Desa Gajah Bertalut dan Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar. Kombes Eko berdialog dengan Dodi 'Subayang', seorang relawan sekaligus tokoh setempat.
Dari Dodi 'Subayang' itulah, polisi mengetahui bagaimana kultur sosial, budaya, hingga latar belakang masyarakat setempat. Sebagai informasi, dua desa tersebut merupakan desa terpencil, di mana Sungai Subayang menjadi satu-satunya akses tercepat yang kerap digunakan masyarakat setempat.
![]() |
"Jadi masyarakat di situ sudah berpuluhan tahun. Kehidupan mereka dari nenek moyangnya meninggalkan lahan-lahan yang sekarang kita sebut hutan lindung ditinggalkan pohon karet, mereka cukup mengandalkan itu 10-15 tahun lalu," kata Eko.
Namun belakangan, harga karet merosot. Beberapa pabrik karet yang ada di Kabupaten Kampar juga sudah tutup sebagian besar.
"Warga itu bisa mendapatkan penghidupan dari karet ini dengan wajar. Tetapi, sekarang ini harga karet menurut, dan pabriknya pun beberapa tutup yang di Kampar ini, sehingga ini mempengaruhi gerak ekonomi dan semangat warga," jelasnya.
Setelah komoditi karet perlahan menurun, warga pun kehilangan mata pencaharian. Beberapa di antaranya hidup dari mengandalkan pariwisata alam yang digerakkan bersama Dodi Subayang.
![]() |
"Nah, saya bersama kawan-kawan, kami membahas ini dan mengujicobakan dan meminta restu dari komponen di daerah Gema ada Camat, Kepala Desa dan Bang Dodi. Kita ajak satu-dua orang untuk kita didik menjadi satpam," katanya.
Eko mengatakan saat ini sudah ada 3 orang pemuda setempat yang sudah masuk ke Pusdik Satpam untuk mendapatkan pembekalan menuju profesi Satpam. Mereka akan menjalani pelatihan dan pendidikan singkat selama 14 hari di sana.
Ketiga pemuda itu adalah Asyaroh Afdal (22), warga Dusul III Air Mata, Desa Tanjung Belit Selatan, Kecamatan Kampar Kiri Hulu; Boy Sasra (19) warga Dusun I Tanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, dan M Ridwan (19) warga Dusun II Koto Mesjid, Desa Gajah Bertalut, Kecamatan Kampar Kiri Hulu. Ketiganya disalurkan untuk menjalani pendidikan di 3 pusdik jasa pengamanan di Kota Pekanbaru.
"Harapannya setelah dilatih ini mereka sudah siap, dan semoga ada perusahaan yang mau mempekerjakan mereka. Ini juga kami sedang mengupayakan dengan Pemda maupun dengan perusahaan-perusahaan yang ada supaya mereka ini dapat diperkerjakan menjadi Satpam profesional," ujarnya.
Program Jalur hadir untuk menyentuh masyarakat di pesisir yang kurang sentuhan dari pemerintah maupun kepolisian. Program yang diinisiasi oleh Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan ini, diharapkan membawa wajah baru bagi masyarakat di pesisir.
Polda Riau berkolaborasi dengan pemerintah daerah, komunitas, dan organisasi sosial untuk mewujudkan agar masyarakat di pesisir mendapatkan kesetaraan hak dalam pendidikan hingga kesejahteraan.
Lihat juga Video 'Polda Riau Luncurkan Program 'Jalur', Sentuh Warga Pesisir Sungai':
(mei/dhn)