Optimisme Transformasi Pendidikan Indonesia
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Optimisme Transformasi Pendidikan Indonesia

Rabu, 19 Nov 2025 13:51 WIB
Murpin Josua Sembiring
Ketua DPD PERGUBI (Persatuan Guru Besar Indonesia) Jawa Timur, Guru Besar Universitas Ciputra Surabaya, Mantan Rektor Universitas Ma Chung Malang dan Rektor Universitas Widyakartika Surabaya. Mantan Dewan Pendidikan Kota Surabaya.
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Murpin Josua Sembiring
Foto: Murpin Josua Sembiring (Dok Pribadi)
Jakarta -

Saat ini, dunia pendidikan Indonesia berada di persimpangan yang sangat urgen disikapi. Komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia membuka peluang besar bagi tercapainya pendidikan yang lebih merata dan berkualitas.

Melalui konsolidasi fasilitas dan pemerataan akses pendidikan, program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia secara berkelanjutan. Namun, untuk memastikan keberhasilannya, kita perlu adaptasi Kontekstual/ Context-Based Innovation dari negara-negara seperti Vietnam dan Korea Selatan yang berhasil meraih prestasi luar biasa meskipun menghadapi tantangan yang serupa.

Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Pendidikan berkualitas adalah fondasi untuk membangun SDM yang kompetitif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan komitmen besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh wilayah, terutama di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program pemerataan fasilitas pendidikan, termasuk penyediaan perangkat digital untuk mendukung proses belajar mengajar, adalah langkah strategis yang perlu diapresiasi, didukung, dan diawasi bersama.

Fokus pemerataan pendidikan tidak hanya pada distribusi fasilitas, tetapi juga pada konsolidasi sekolah-sekolah yang kekurangan siswa atau fasilitas terbatas. Langkah ini akan memastikan bahwa semua siswa di seluruh penjuru Indonesia mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan berkualitas.

ADVERTISEMENT

Target Pemerintah 7000 Sekolah Terintegrasi

Pemerintah menargetkan pembangunan Β±7.000 Sekolah Terintegrasi di seluruh kecamatan mulai 2026, berdasarkan pidato Presiden Prabowo serta rilis resmi Setneg/Setkab. Setiap kawasan pendidikan dirancang sebagai campus style, bukan sekadar SD-SMP-SMA/SMK yang berdekatan, tetapi satu kompleks terpadu dengan satu pagar/area kawasan.

Dalam satu kawasan tersedia SD, SMP, dan SMA atau SMK, dilengkapi fasilitas modern layaknya standar negara maju: laboratorium Matematika, Sains, Bahasa, bengkel vokasional SMK, fasilitas olahraga dan seni, serta interactive flat panel/smartboard.

Program ini menargetkan terutama keluarga menengah ke bawah (desil 3-6). Pada saat yang sama pemerintah menyiapkan dua skema pelengkap: Sekolah Rakyat : boarding, gratis, untuk keluarga sangat miskin (desil 1-2) dan Sekolah Garuda: sekolah unggulan untuk murid berbakat STEM, ini gagasan sangat holistik dan sejak awal harus jelas parameter dan tahapan target capaian/luarannya.

Model sekolah terintegrasi bersifat non asrama, sehingga siswa tetap tinggal di rumah. Siswa dapat menempuh SD-SMP-SMA/SMK di lokasi yang sama tanpa pindah kawasan sekolah, sehingga menjadi pusat pendidikan holistik di kecamatan (akademik, vokasi, olahraga, seni, dan character building).

Sekolah terintegrasi akan menjadi anchor school sekolah negeri di kecamatan dalam kebijakan zonasi. Pembangunan tidak selalu dimulai dari nol; pemerintah harusnya membuka opsi konversi atau revitalisasi sekolah negeri yang sudah ada, mengikuti pola pengembangan Sekolah Garuda.

Untuk eksekusi diperlukan bentuk tim Satgas Sekolah Terintegrasi yang profesional berkomitmen dan integritas tinggi di bawah Kemendikdasmen/Kemendikbud.

Belajar dari Keberhasilan Vietnam dan Korea Selatan

Vietnam : bukti negara berkembang bisa unggul berhasil mencetak lompatan besar dalam kualitas pendidikan, meski memiliki tantangan ekonomi dan geografis yang mirip dengan Indonesia.

Pada PISA 2012, siswa Vietnam meraih peringkat 8 (sains), 17 (matematika), dan 19 (membaca) prestasi yang jauh melampaui negara-negara berpendapatan menengah. Keberhasilan tersebut ditopang oleh dua strategi utama: Pemerataan akses sekolah di daerah terpencil ditingkatkan agar tidak tertinggal dan Kualitas guru lewat pelatihan dan sertifikasi diperketat, sehingga mutu pengajaran relatif seragam di seluruh negeri.

Vietnam menunjukkan bahwa komitmen kuat terhadap pemerataan dan peningkatan kompetensi guru dapat menghasilkan kualitas pendidikan tinggi, bahkan di kawasan yang termiskin

Korea Selatan : transformasi cepat menuju Sistem Pendidikan Dunia. Pasca Perang Korea, negara ini memiliki tingkat literasi sangat rendah. Namun dalam tiga dekade, Korea Selatan berhasil menaikkan angka partisipasi pendidikan secara drastis: 90% enrolmen SD (1964), 90% SMP (1979) dan 90% SMA (1993).

Kunci utamanya adalah pemerataan pendidikan sebagai prioritas nasional, Guru berkualitas tinggi, dimana profesi guru sangat dihormati, selektif, dan sejahtera. Korea Selatan juga mereformasi kurikulum berkelanjutan berfokus pada kreativitas, inovasi, dan teknologi. Sistem evaluasi ketat hasil belajar dipantau dan ditingkatkan secara berkesinambungan.

Korea Selatan kini konsisten berada di posisi atas PISA, didukung budaya disiplin, orientasi pada hasil (outcome-based education), serta standar pengajaran yang tinggi.

Peran Strategis Akademisi Penting dalam Implementasi Sekolah Terintegrasi

Keterlibatan akademisi dalam pengembangan kebijakan memastikan bahwa program Sekolah Terintegrasi tidak hanya tepat sasaran, tetapi juga adaptif dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Lebih jauh, perguruan tinggi diharapkan menjadi institusi yang benar-benar berdampak, bukan sekadar menghasilkan lulusan, publikasi, atau peringkat global.

Seperti ditegaskan Dirjen Dikti, kampus harus mampu mentransformasi kehidupan masyarakat dan membangun pondasi sosial-ekonomi berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.

Kontribusi konkret Kampus dapat diwujudkan melalui riset comparative education dan policy transfer, misalnya studi komparatif multi-kasus (Vietnam dan Kores Selatan) dengan kerangka policy borrowing & lending, diterjemahkan menjadi model konseptual dan rekomendasi implementasi yang kontekstual bagi Indonesia. Serta diperkuat dengan uji empiris (mixed methods) agar lebih valid dan dapat digeneralisasikan. Inilah esensi kampus yang benar-benar "berdampak bagi Indonesia"khususnya terkait strategi Presiden Prabowo dengan Sekolah Terintegrasi ini.

Optimisme Indonesia: Melihat Peluang dan Tantangan

Jika program ini dilaksanakan dengan efektif, fokus pada selektif dan produksi guru bermutu, upgrading skill guru-guru berkelanjutan, pengelolaan sekolah, dan pemerataan akses teknologi di seluruh wilayah Indonesia, maka kita pastikan terjadi peningkatan kualitas SDM yang signifikan di segala aspek kemajuan negara kita.

Namun, optimisme ini harus diimbangi dengan kewaspadaan terhadap tantangan yang mungkin muncul. Salah satu tantangan terbesar adalah infrastruktur di daerah 3T yang belum memadai, seperti akses listrik dan internet. Jika masalah ini tidak diatasi dengan cepat, maka program pemerataan fasilitas pendidikan akan mengalami hambatan besar.

Selain itu, kesenjangan kualitas guru dan pengelolaan sekolah antara daerah perkotaan dan pedesaan juga perlu menjadi perhatian serius. Sangat strategis jika guru-guru bermutu tidak menumpuk di kota-kota besar namun dengan segala insentif bersedia disebar kedaerah-daerah yang terpencil sekalipun demi pemerataan mutu pendidikan diseluruh wilayah tanah air.

Melangkah Bersama Menuju Masa Depan yang Lebih Baik

Pendidikan adalah kunci utama untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan kompetitif di kancah global. Dengan komitmen yang kuat dari Presiden Prabowo dan berbagai pihak terkait, serta dengan mengadopsi secara adaptif/kontekstual-kondisional keberhasilan negara-negara seperti Vietnam dan Korea Selatan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai pendidikan yang merata dan berkualitas tinggi.

Namun, keberhasilan ini tidak akan datang dengan sendirinya. Dibutuhkan pengelolaan yang efektif, perbaikan berkelanjutan, dan kolaborasi untuk mewujudkan kemajuan yang berarti. Dengan optimisme yang realistis dan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat mencapai tujuannya untuk memiliki SDM yang berkualitas, inovatif, dan siap bersaing di kancah global. Mari bersama-sama mendukung dan mewujudkan perubahan ini demi Indonesia yang lebih baik.

Murpin Josua Sembiring. Ketua DPD PERGUBI (Persatuan Guru Besar Indonesia) Jawa Timur, Guru Besar Universitas Ciputra Surabaya, Mantan Rektor Universitas Ma Chung Malang dan Rektor Universitas Widyakartika Surabaya. Mantan Dewan Pendidikan Kota Surabaya.

Tonton juga video "Upaya Memulihkan Pendidikan yang Layak bagi Anak-anak Gaza"

(rdp/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads