Diplomasi Gowes
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Diplomasi Gowes

Minggu, 13 Okt 2024 14:10 WIB
Ariyanto
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
ariyanto
Ariyanto (Foto: dok. pribadi)
Jakarta -

Di bawah lengkung langit biru Jakarta yang memendarkan udara segar, jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersepeda bersama para Duta Besar negara sahabat dan perwakilan organisasi internasional, Sabtu (29/9) pagi. Mereka tergabung dalam Ambassador's Bamboo Bicycle Club yang diluncurkan oleh Menteri LHK Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc pada puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 pada 5 Juli 2024.

Mereka terlihat gembira ketika menyusuri jalanan di kawasan Senayan yang asri menggunakan sepeda bambu yang diberikan oleh KLHK. Sepeda karya pemuda desa di Temanggung, Jawa Tengah ini menggunakan bambu yang dirawat dan dipanen secara lestari di sejumlah desa.

Sekitar satu jam berkeliling, mereka kembali ke titik kumpul di Arboretum Ir. Lukito Daryadi, M.Sc, Gedung Manggala Wanabhakti Jakarta, pukul 08.00 WIB. Para Duta Besar itu mencicipi aneka kuliner Nusantara yang memanjakan indera perasa. Mereka juga menyeruput aneka kopi Nusantara hasil perhutanan sosial yang disediakan di dekat panggung. Mereka terlihat antusias menanyakan asal-usul kopi yang mereka cicipi itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para Duta Besar kemudian mengunjungi booth Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan di Taman Arboretum yang menampilkan hasil-hasil perhutanan sosial seperti aneka kopi dan madu. Di bawah rindang pepohonan, mereka mencicipi makanan rebus-rebusan seperti kacang tanah, kacang kedelai, pisang, singkong, jagung, dan aneka jajanan khas Indonesia yang menggugah selera.

"Perhutanan sosial kini telah mencakup 8,018 juta hektar untuk akses sekitar 1,4 juta rumah tangga terhadap hutan. Artinya, kita meningkatkan akses masyarakat terhadap hutan sebesar 8 juta hektar dibandingkan tahun 2015 yang hanya 400 ibu hektar. Kekayaan masyarakat pun meningkat sekitar Rp 2,3 juta per bulan per rumah tangga berkat perhutanan sosial," Menteri Siti Nurbaya menjelaskan kepada para Duta Besar negara sahabat. "Kita berharap dapat terus meningkatkan kerja sama dan kemitraan di bidang perhutanan sosial, lingkungan, dan kehutanan di Indonesia."

ADVERTISEMENT

Para Duta Besar mengucapkan terima kasih atas acara menarik pada hari Minggu itu. Mereka sangat menikmati semuanya dan senang sekali bisa berpartisipasi dalam mengampanyekan gaya hidup sehat yang mendukung program "Langit Biru".

Acara Ambassador's Bamboo Bike Club cycle event bermuatan fun dengan bersepeda dan musik, menyanyi bersama dengan house band KLHK yaitu EMWE Band dan musik tradisional Shape dari Kalteng dan kecapi dari Jabar, serta pameran hasil hutan sosial karya kelompok masyarakat hutan dan adat dari Sumatera, Kalimantan, Jawa-Bal-i Nusra, Sulawesi dan Maluku, serta Papua. Jadi ada materi fun, ada substansi kerja, dan ada tentang posisi politik dalam negeri mengenai transisi yang disiapkan sebaik mungkin.

Soft Diplomacy

Menteri Siti Nurbaya Bakar membentuk klub sepeda bambu Jakarta yang beranggotakan para Duta Besar negara sahabat dan mengajaknya gowes bareng bersama jajaran KLHK merupakan bentuk soft diplomacy yang efektif. Apa itu soft diplomacy?

Soft diplomacy (diplomasi lunak) atau soft power (kekuatan lunak) merupakan cara suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui pendekatan sosial dan budaya. Soft diplomacy yang merupakan perkembangan dari konsep diplomasi publik kontemporer (The New Public Diplomacy) menjadi bagian penting dalam hubungan internasional. Joseph S Nye di dalam bukunya bertajuk Soft Power: The Means To Success In World Politics (edisi 2005) menjelaskan, soft diplomacy terlaksana melalui pendekatan sosial dan kebudayaan. Langkah ini dipilih sebagai alternatif kolaborasi hubungan internasional. Hal ini berbeda dengan hard diplomacy (diplomasi keras) yang merupakan cara suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui penggunaan kekuatan senjata. Lalu apa ciri soft diplomacy?

Pertama, soft diplomacy tidak bersifat memaksa. Kedua, hubungannya tidak hanya Government to Government (G2G), tetapi juga mengakomodasi keterlibatan people to people. Ketiga, menurut Burnay dkk (2014), soft diplomacy dapat menguatkan sumber daya soft power (membina/memperkuat sumber daya soft power; nilai-nilai politik, budaya, dan kebijakan luar negeri).

Keempat, berempati terhadap permasalahan global atau Global Empathy (terkait kepada soft issues) dalam memperjuangkan kepentingan nasional negaranya (to get what we want), dengan mengedepankan komunikasi dua arah. (Srivastava, Soft Power and Soft Diplomacy: Nature, Comparison and Impact, 2013).

Kemudian ciri kelima, mengupayakan kesepahaman dalam membina keberlangsungan hubungan dengan menumbuhkan persepsi yang positif (mutual understanding for relationship building/growing perceptions) (Srivastava, 2013). Dan, keenam, pengakuan adanya penerimaan kesederajatan serta aturan pembagian peran antara aktor negara dan aktor non negara. (Srivastava, 2013)

Merujuk kepada definisi dan ciri-ciri soft diplomacy, kegiatan gowes bareng dengan para Dubes negara sahabat dan perwakilan organisasi internasional telah memenuhi semua syarat-syarat tersebut. Soft diplomacy ala KLHK dapat mempererat diplomasi dan kerja sama Indonesia dengan negara lain dan organisasi internasional di bidang lingkungan hidup dan kehutanan dalam suasana yang lebih cair, rileks, dan bahagia.

Orang yang berolahraga, kulineran, kemudian mendengarkan musik sembari bercengkerama, bercanda, dan tertawa akan mengaktifkan hormon bahagia. Ada endorfin, serotonin, dan dopamin. Akhirnya hormon kortisol yang membuat kita stres akan hilang. Dalam kondisi mental yang bahagia, maka pesan-pesan yang kita sampaikan akan lebih mudah diterima.

Dalam suasana yang setara dan egaliter, mereka pun lebih terbuka dan 'lepas' di dalam mengungkapkan isi hatinya. Mulai kesan-kesannya terhadap acara gowes bareng, hingga keresahan mereka mengenai kondisi bumi hari ini yang tidak sedang baik-baik saja karena menghadapi perubahan iklim. Mereka berempati terhadap permasalahan bersama berupa perubahan iklim (climate change) akibat pemanasan global (global warming) dan berkomitmen untuk bersama-sama mengatasinya.

Dalam sambutannya, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey CVO menceritakan, pada lima puluh tahun lalu, keluarganya tinggal di kampung pinggir hutan, dekat London. Sayangnya, kata dia, hutan itu sekarang sudah tidak ada. Dia dan anaknya pun kerap berbicara mengenai pemanasan global, namun anaknya kurang optimis. "Tetapi pagi ini, di sini, saya belajar dan mengambil pelajaran luar biasa dari sosok inspiratif, Ibu Siti Nurbaya yang selama dua periode ini telah menorehkan banyak prestasi, sehingga memberikan kami optimisme luar biasa dan akan memberikan dukungan penuh terhadap Bu Siti dan pemerintah Indonesia ke depan. Terima kasih banyak, bersama kita bisa," kata Dubes Dominic yang disambut dengan riuh tepuk tangan.

Apresiasi positif juga disampaikan Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin. Dia menilai, pemerintah Indonesia berhasil menurunkan dampak deforestasi dan pencemaran lingkungan melalui berbagai upaya, termasuk salah satunya perhutanan sosial. "Jadi apa yang Indonesia lakukan untuk mengurangi deforestasi, mencegah kebakaran hutan, mengelola gambut, mengembangkan perhutanan sosial yang ekstensif, kita lihat hari ini sangat menarik perhatian di tingkat global. Ini menunjukkan kepemimpinan Menteri LHK bahwa selama ini yang dilakukannya bukan hanya administratif, melainkan juga pencapaian luar biasa di Indonesia untuk mengurangi deforestasi."

Testimoni tersebut mencerminkan bahwa para Duta Besar tidak hanya terinspirasi dengan kemasan acaranya, namun juga terkesan dengan cara KLHK bekerja. Indonesia bisa menjadi contoh bagi dunia internasional, khususnya dalam upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pengendalian deforestasi, mendorong keadilan akses terhadap kawasan hutan melalui hutsos dan lain-lain. Oleh karena itu, mereka bersemangat dan bersepakat untuk melanjutkan kerja sama dengan KLHK.

Pengelolaan Iklim Dunia

Pengelolaan iklim dunia secara bersama menjadi bagian dari soft diplomacy. Indonesia ikut ambil bagian pada soft diplomacy melalui peran Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH). BPDLH punya mandat mengelola dana dari pelbagai sumber untuk pembiayaan program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
BPDLH juga punya mandat pada pengendalian dan penanganan dampak perubahan iklim di berbagai sektor.

Mandat BPDLH ini ada di dalam Nationally Determined Contribution (NDC). Setiap tahun ada pertemuan sekitar 190 negara tentang perubahan iklim. Mereka merekap pencapaian penanganan menghadapi perubahan iklim di setiap negara. BPDLH aktif ikut serta dalam pertemuan tentang perubahan iklim internasional sejak 2021. Termutakhir, BPDLH aktif ikut serta di rangkaian Conference of The Parties (COP) 27 United Nations for Climate Change Conference (UNFCCC) di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada 6-18 November 2022.

Benar apa yang disampaikan Duta Besar Dominic bahwa untuk mengatasi masalah perubahan iklim memang tidak bisa sendiri. Butuh kerja sama dan kolaborasi. Bersama kita bisa. Dan, membangun kesadaran itu salah satunya bisa dilakukan melalui diplomasi gowes.

Ariyanto penikmat alam, Tenaga Ahli Menteri LHK

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads