Empati untuk Justin Bieber

Kolom

Empati untuk Justin Bieber

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Jumat, 04 Okt 2024 13:28 WIB
Justin Bieber Tampil di Acara Pranikah Crazy Rich India, Bayarannya Rp 162 M
Justin Bieber (Foto: Instagram)
Jakarta -

Setiap remaja yang tumbuh dengan gairah pubertasnya pasti memiliki idola. Tak terkecuali saya, yang pernah begitu mengidolakan Justin Bieber (JB). Rasanya, hampir semua remaja pada medio 2009-2010 dibuat silau oleh kemunculan JB. JB adalah fenomena global.

Saya pertama kali mengenal JB lewat ketidaksengajaan saat membaca sebuah majalah remaja di perpustakaan daerah. Dengan lugunya, saya tersihir oleh popularitas JB. Dia benar-benar gambaran ideal seorang bintang muda --tampan, bersuara emas, dan bisa bermain alat musik. Maka, gadis remaja mana yang tak kesengsem melihatnya?

Tentu saja JB selanjutnya menjadi role model bagi saya. Hampir semua gayanya ingin saya tiru, meskipun musykil untuk bisa mencuri ketampanan dan kharisma JB. Saya membeli topi, jaket hingga kaos yang agak mirip dengan yang ia kenakan. Sembari saya bayangkan bisa menyanyikan lagu-lagunya. One Time, Baby, Love Me, Down to Earth sampai Favorite Girl. Saya hafal dan hayati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, lagi-lagi mustahil saya bisa sekeren itu. Apalagi suara saya fals. Cukup bisa membayangkan memainkan gitar dan menyanyikan Favorite Girl di hadapan gadis pujaan, cukup menjadi kebahagiaan yang bikin semu-semu merah di pipi.

Lagu-lagu JB era tersebut merupakan gambaran manisnya masa remaja. Jatuh cinta, flirting yang menggemaskan, dan keceriaan mewarnai tema-tema lagunya. Suasana hati hampir selalu terjaga jika mendengarkan suara JB. JB adalah mood booster paling ampuh ketika sedang penat menjelang ujian sekolah.

ADVERTISEMENT

JB tetap menemani saya hingga duduk di bangku kuliah. Tetapi keterpesonaan saya terhadap sang mega bintang itu perlahan mulai luntur. Mungkin karena saya tengah memasuki transisi, dari remaja menuju dewasa. Atau, barangkali karena JB yang mulanya dikenal softboy itu berubah menjadi pemuda menyebalkan.

JB memang tampak berubah karena ulahnya. Ia beberapa kali dikecam karena sikapnya. JB seolah terkena star syndrome. Ia mulai dibenci. Hater-nya tak hanya datang dari orang-orang biasa. Sejumlah artis papan atas sempat mengaku tidak suka dengan JB. Tak hanya dibenci, JB sampai pernah dipukul oleh aktor ternama Orlando Bloom. Bahkan, musisi sekelas Bon Jovi pun ikut menyindir kelakuan menyebalkan JB. Atau, jika Anda ingat, JB pernah dihujat karena menyebut Indonesia 'negeri antah berantah'.

Dengan sederet kontroversi itu, wajar saja apabila saya tak mengidolakan lagi. Saya mengalihkan perhatian saya ke sosok-sosok lain yang lebih patut diidolakan. Saya dilanda feeling guilty karena mengidolakannya. Kok bisa ya aku suka sama bocah labil norak ini, pikir saya. Kenangan saya terhadap JB hanya sampai di situ.

JB layaknya buku diary yang saya gembok lalu disimpan di laci. Saya biarkan buku diary itu berdebu. Saya tak ingin membukanya lagi.

Setelah Kasus P Diddy Terungkap

Empat belas tahun berlalu sejak saya mengidolakan JB, tiba-tiba publik digemparkan dengan kasus perdagangan seks hingga prostitusi Sean Diddy Combs atau P Diddy. Kasus ini benar-benar memicu perhatian publik karena kengeriannya. Ada belasan orang yang mengaku menjadi korban rapper tersebut.

Sialnya, nama JB ikut terseret. Sebab, JB dan P Diddy sudah sejak lama membangun relasi. Hal ini lantas menuai kecurigaan publik atas apa yang terjadi pada JB. Karier JB di industri musik tak lepas dari bantuan Usher dan P Diddy. Usher melihat potensi JB saat viral di Youtube. JB kemudian diperkenalkan dengan P Diddy.

Semenjak itu, JB kerap berkumpul dengan musisi ternama. P Diddy secara otomatis dianggap sebagai mentornya.

Spekulasi terkait hubungan ini muncul setelah video lama JB dan P Diddy liburan bersama pada 2009 ramai dibicarakan lagi. Diddy mengaku menghabiskan waktu 48 jam dengan JB dan tak ingin membagikan isi momen pertemuan mereka. Inilah yang akhirnya menerbitkan rumor soal keduanya.

JB sendiri belum berbicara terkait rumor tersebut. Tetapi jika menengok kolom komentar akun Instagram-nya, banyak sekali orang yang menuliskan ungkapan empati untuk sang bintang pop. Banyak yang memberikan pesan agar JB tetap kuat atas semua yang terjadi.

Ada juga yang menuliskan komentar permintaan maaf karena selama ini sudah melontarkan ujaran kebencian tanpa tahu apa yang pernah menimpa JB. Mereka seolah memahami bahwa JB telah merawat luka-luka masa lalu sendirian.

Seketika saya juga menginsyafi asumsi yang selama ini saya sematkan pada JB. Saya tak tahu apa yang terjadi padanya tapi dengan gegabah menghakiminya. JB barangkali sedang memikul trauma yang sangat pedih. Tidak seorang pun tahu luka-luka masa lalunya begitu menganga. Bisa jadi ia sembunyikan selama ini lewat tindakan norak dan capernya itu. Di balik banyaknya tato di tubuhnya, mungkin ada seorang bocah polos yang menangis tersedu-sedu dalam kesepiannya.

Mengkhawatirkan hidup seorang artis atau bintang mungkin terdengar sia-sia. Namun, kita bisa dengan mudah berempati sebagai manusia. Kita tak tahu semurung apa hidup yang ia jalani. JB, maafkan saya. Tulisan ini juga bentuk empatiku untukmu. Bukan sebagai beliebers. Tapi sebagai seorang manusia. JB, semoga kamu mengingat potongan lirik lagumu ini: I will never say never, I will fight.

Rakhmad Hidayatulloh Permana wartawan detikcom, penggembira Detikcom Bookclub, mantan beliebers; tulisan ini opini pribadi, tidak mewakili pandangan redaksi tempat penulis bekerja

Lihat Video 'Wawancara Justin Bieber Ingin Lindungi Billie Viral Lagi Seusai Diddy Ditangkap':

[Gambas:Video 20detik]

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads