Hujan di Jakarta dan Ketahanan Transportasi Umum
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Hujan di Jakarta dan Ketahanan Transportasi Umum

Jumat, 20 Sep 2024 14:00 WIB
Inayah Hidayati
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Jalan Raya Bogor tepatnya di depan Pasar Induk Kramat Jati tergenang imbas hujan deras yang mengguyur Jakarta, Senin (4/3/2024). Arus lalu lintas pun tersendat.
Foto: Chelsea Olivia Daffa
Jakarta -

Awal September ini, beberapa daerah di Indonesia telah mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Kondisi hujan ini mempengaruhi perilaku perjalanan penduduk, termasuk pilihan moda transportasi. Jakarta, sebagai kota megapolitan dengan iklim tropis, mulai mengalami curah hujan lebat sejak pertengahan September, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sehari-hari dan sistem transportasi.

Hubungan antara kondisi cuaca dan penggunaan transportasi umum sangat kompleks, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti banjir, kenyamanan perjalanan, dan ketersediaan moda transportasi alternatif. Selama musim hujan, frekuensi dan intensitas hujan dapat menyebabkan banjir parah, yang mengganggu jaringan jalan dan mempengaruhi keandalan sistem transportasi umum, terutama bus dan kereta komuter.

Penelitian oleh Lestari et al. (2022) menunjukkan bahwa hujan ekstrem dapat menyebabkan gangguan sosial dan ekonomi yang signifikan, termasuk evakuasi ribuan penduduk akibat banjir. Banjir seringkali menyebabkan penurunan penggunaan transportasi umum, karena para komuter cenderung mencari moda transportasi alternatif atau memilih untuk tetap di rumah untuk menghindari kondisi buruk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Preferensi Moda Transportasi

Persepsi terhadap keselamatan dan kenyamanan selama musim hujan sangat mempengaruhi preferensi transportasi umum di Jakarta. Banyak penduduk cenderung memilih layanan transportasi online dan kendaraan pribadi untuk menghindari paparan hujan dan risiko banjir. Temuan Lelono et al. (2018) menunjukkan bahwa faktor sosiodemografis dan karakteristik penduduk memainkan peran besar dalam menentukan pilihan moda perjalanan di Jakarta.

Layanan transportasi online semakin populer dalam kondisi cuaca buruk karena kenyamanan dan keselamatannya sering lebih baik dibandingkan dengan transportasi umum saat hujan deras. Sistem transportasi umum di Jakarta sering tidak siap menghadapi musim hujan. Meskipun halte bus dan perlindungan lainnya dapat mengurangi ketidaknyamanan, fasilitas ini tidak tersedia merata, sehingga jumlah penumpang menurun saat cuaca buruk.

Lanza & Durand (2021) menekankan pentingnya peningkatan infrastruktur, seperti halte bus yang dapat melindungi dari hujan, untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Keberhasilan langkah-langkah ini sangat bergantung pada penerapannya yang konsisten di seluruh kota.

Dampak cuaca terhadap jumlah penumpang transportasi umum semakin rumit oleh konteks sosio-ekonomi Jakarta. Populasi berpenghasilan rendah, yang sering bergantung pada transportasi umum untuk perjalanan sehari-hari mereka, sangat terdampak oleh banjir dan gangguan layanan. Sutarto & Surjono (2020) membahas bagaimana daerah dataran rendah di Jakarta sangat rentan terhadap banjir, yang memperburuk tantangan transportasi selama musim hujan. Kerentanan ini sering memaksa populasi tersebut untuk mencari opsi transportasi alternatif, yang semakin membebani sistem transportasi umum.

Selain itu, musim hujan dapat menyebabkan peningkatan kemacetan lalu lintas karena lebih banyak orang yang memilih menggunakan kendaraan pribadi atau layanan transportasi online. Pergeseran ini dapat menciptakan lingkaran umpan balik, di mana peningkatan kemacetan menyebabkan waktu perjalanan yang lebih lama, sehingga semakin mengurangi daya tarik transportasi umum.

Penelitian Djakfar et al. (2021) menunjukkan bahwa karakteristik perjalanan, termasuk waktu tempuh dan kenyamanan, mempengaruhi pilihan moda transportasi komuter, terutama selama kondisi cuaca buruk. Dengan memburuknya kemacetan lalu lintas, daya tarik transportasi umum menurun, menyebabkan penurunan jumlah penumpang.

ADVERTISEMENT

Dampak psikologis cuaca terhadap perilaku perjalanan juga signifikan. Bocker et al. (2016) menyoroti bagaimana kondisi cuaca dapat mempengaruhi pengalaman emosional selama perjalanan, dengan cuaca buruk sering menimbulkan perasaan negatif terkait perjalanan. Respons emosional ini dapat menghalangi individu menggunakan transportasi umum selama musim hujan, karena mereka mungkin mengaitkannya dengan ketidaknyamanan. Akibatnya, musim hujan dapat memperburuk tantangan dalam penggunaan transportasi umum, mengarah pada penurunan jumlah penumpang secara keseluruhan.

Strategi Adaptif

Sebagai tanggapan terhadap tantangan musim hujan, perencana kota dan otoritas transportasi di Jakarta harus mengadopsi strategi adaptif untuk meningkatkan ketahanan sistem transportasi umum. Langkah-langkah ini termasuk memperbaiki infrastruktur dengan memperluas jangkauan halte bus dan memastikan rute transportasi umum tidak mudah terkena banjir.

Penelitian oleh Miao et al. (2019) menekankan pentingnya memahami hubungan antara cuaca ekstrem dan jumlah penumpang untuk mengembangkan kebijakan yang efektif dalam meningkatkan ketahanan sistem. Dengan mengatasi tantangan ini, Jakarta dapat lebih baik memenuhi kebutuhan mobilitas penduduknya, bahkan selama musim hujan.

Integrasi teknologi juga memainkan peran penting dalam meningkatkan pengalaman pengguna selama cuaca buruk. Sistem informasi waktu nyata yang menyediakan pembaruan tentang gangguan layanan akibat banjir atau hujan lebat dapat membantu komuter membuat keputusan perjalanan yang lebih baik. Studi menunjukkan bahwa akses ke informasi yang tepat waktu dapat secara signifikan mempengaruhi perilaku perjalanan, terutama selama cuaca ekstrem. Dengan memanfaatkan teknologi, Jakarta dapat meningkatkan keandalan sistem transportasi umumnya dan mendorong penggunaan yang lebih tinggi selama musim hujan.

Musim hujan di Jakarta menimbulkan tantangan besar bagi preferensi transportasi umum, yang dipengaruhi oleh banjir, infrastruktur yang tidak memadai, serta persepsi pengguna tentang keselamatan dan kenyamanan. Hubungan antara kondisi cuaca dan perilaku perjalanan menggarisbawahi perlunya strategi komprehensif untuk menangani tantangan-tantangan ini. Dengan memperbaiki infrastruktur, memanfaatkan teknologi, dan memahami konteks sosio-ekonomi penduduk, Jakarta dapat meningkatkan ketahanan sistem transportasi umumnya dan melayani populasinya dengan lebih baik selama musim hujan.

Inayah Hidayati peneliti mobilitas penduduk di Pusat Riset Kependudukan BRIN

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads