Spirit Cinta Islam Indonesia
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Spirit Cinta Islam Indonesia

Jumat, 20 Sep 2024 10:15 WIB
Kunti Zulva Russdiana Dewi
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Peserta berjalan dan membaca shalawat saat mengikuti kirab Maulid Nabi di Kampung Nelayan Nambangan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (15/9/2024). Kirab yang diselenggarakan oleh pengurus ranting IPNU-IPPNU bersama murid-murid Taman Pendidikan Al Quran (TPA) serta warga Cumpat-Nambangan tersebut dalam rangka memperingati hari lahir atau Maulid Nabi Muhammad SAW. ANTARA FOTO/Moch Asim/foc.
Kirab Maulid Nabi di Surabaya (Foto: Moch Asim/Antara)
Jakarta -

Cinta, dalam segala wujudnya, selalu mencari jalan untuk diungkapkan. Seperti seorang kekasih yang tak mampu menyimpan rasa di dalam dada, karena cintanya harus diwujudkan. Bagi umat Islam, salah satu bentuk perwujudan cinta kepada Nabi Muhammad adalah perayaan Maulid, sebuah tradisi yang telah berlangsung berabad-abad, terutama di wilayah Nusantara.

Tidak sekadar ritual, perayaan Maulid Nabi merupakan ekspresi cinta yang mendalam kepada sang junjungan mulia. Meski perayaan Maulid Nabi Muhammad telah lama mengakar dalam ritual masyarakat Indonesia, tak dimungkiri, selalu ada sekelompok orang yang menentangnya dengan vonis bidah. Menurut mereka, perayaan Maulid Nabi tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad sendiri sebelumnya.

Sebagian lain bahkan menyalahkan karena dianggap bertentangan dengan akidah (keyakinan). Kelompok ini menjadikan surah An-Nisa ayat 171 sebagai dalil. Padahal, substansi dari perayaan Maulid Nabi tidak terletak pada perayaan (seremonial) semata, namun esensi dan spirit cinta pada Nabi SAW yang terkandung di dalamnya. Lantas bagaimana mungkin ungkapan cinta ini dilarang oleh syariat (agama)?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentu, anggapan dan pernyataan semacam itu perlu diluruskan karena berpotensi mengafirkan muslim yang lain, yang melaksanakan kegiatan perayaan Maulid Nabi.

Ibadah Paling Agung

ADVERTISEMENT

Syekh Nawawi al-Bantani, seorang ulama Nusantara terkemuka yang diakui kealimannya di dunia, terutama di Mekkah, menegaskan dalam bukunya Syarah Maulid Barzanji bahwa merayakan kelahiran Nabi (Maulid) adalah salah satu bentuk ibadah paling agung. Sebab, perayaan Maulid Nabi disemarakkan dengan menyediakan makan, membaca al-Qur'an, melantunkan salawat dan pujian kepada Nabi SAW.

Dalam buku tersebut, Imam Nawawi memberikan landasan bernas bahwa merayakan Maulid bukanlah perkara yang baru dalam syariat. Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq berkata, "Siapapun yang menginfakkan satu dirham untuk Maulid Nabi SAW, dia adalah temanku di surga." Dalil ini juga digunakan oleh Ibnu Hajar al-Haitsami dalam kitabnya An-Ni'mah al-Kubra 'ala al-Alam fi Maulid Sayyid Walad Adam.

Kebiasaan keluarga dan sahabat Nabi serta umat muslim lainnya yang kerap memuji keagungan Nabi Muhammad bahkan sejak kelahirannya adalah tradisi lumrah yang baik. Lebih jauh dari itu, para nabi terdahulu pun telah lama memuji Muhammad SAW sebelum beliau terlahir di dunia.

Pujian-pujian terhadap Nabi Muhammad dalam kitab Maulid Barzanji tidak ditulis oleh orang yang sembarang. Pasalnya, Sayid Ja'far al-Barzanji, sebagai penulis, adalah seorang yang bergelar al-Hafidz karena telah menghafalkan ribuan hadis. Artinya, apa yang ia tuliskan dalam setiap bait di kitab Maulid Barzanji adalah hasil analisis pemahaman terhadap hadis yang matang.

Lantas, dari sekian banyak buku sirah (sejarah) Nabi Muhammad, mengapa harus kitab Maulid Barzanji yang diutamakan?

Pertama, karena gaya bahasa yang indah dan puitis. Kisah Nabi Muhammad dalam Maulid Barzanji dibalut dalam bait syair yang khas dengan keindahan sastra Islam.

Kedua, fokus pada kisah kelahiran Muhammad. Perayaan Maulid Nabi adalah bagian penting dalam tradisi Islam yang fokus pada kelahiran Nabi, dan kitab Maulid Barzanji merupakan teks yang secara khusus memuliakan peristiwa kelahiran Nabi Muhammad.

Ketiga, tradisi Islam di Nusantara. Maulid Barzanji telah menjadi bagian integral dari tradisi Islam di Indonesia, yang telah dipelajari dan dibaca sejak era Wali Songo hingga sekarang. Tradisi ini dibawa oleh Maulana Malik Ibrahim, guru para Wali Songo, yang digunakan sebagai media dakwah.

Keempat, mengingatkan pada kondisi penjajahan Indonesia. Sebagaimana kita tahu, Maulid Barzanji hadir di tengah kondisi Indonesia yang tengah dijajah. Sebagai kitab yang paling awal hadir di Indonesia, segala upaya Nabi Muhammad bertahan di tengah banyaknya cobaan yang datang dari musuh, dijadikan sebagai contoh.

Sebagai penutup, Maulid Barzanji bukan hanya sekadar kitab sejarah atau kumpulan syair, melainkan manifestasi cinta yang luhur kepada Rasulullah SAW. Di tengah tudingan bidah, merayakan Maulid sepatutnya dilihat sebagai cara mengungkapkan kecintaan yang mendalam terhadap Nabi Muhammad, dan bukan penyimpangan.

Spiritualitas dan Cinta

Maulid adalah tradisi yang menghimpun spiritualitas dan cinta kepada junjungan kita Nabi Muhammad. Karena itu, Maulid Barzanji tetap relevan dan menjadi pilihan utama umat Islam Nusantara dalam merayakan kelahiran manusia agung yang membawa rahmat bagi semesta alam.

Selain itu, hal lain yang membahagiakan adalah hadirnya terjemah bahasa Indonesia yang dihadirkan oleh Wali Pustaka, atas kitab Syarah Maulid Barzanji Syekh Nawawi al-Bantani sebagai jalan pintas, sekaligus jembatan akses literasi bagi masyarakat Indonesia agar dapat mengungkapkan rasa cintanya pada Nabi Muhammad.

Kunti Zulva Russdiana Dewi alumni Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir; peneliti di Pusat Studi Islam dan Sukarno (Kopiah.Co)

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads