Integrasi Atraksi Wisata dan Kualitas Akses Bali Baru

Kolom

Integrasi Atraksi Wisata dan Kualitas Akses Bali Baru

Rama Permana - detikNews
Kamis, 15 Agu 2024 14:30 WIB
Sejumlah wisatawan asing antre menaiki kapal di pelabuhan Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Kamis (10/8/2023). Data Dinas Pariwisata Lombok Utara mencatat rata-rata kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Tiga Gili (Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air) pada masa puncak (high season) liburan saat ini mencapai 2.000 orang per hari. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.
Ramainya akses penyeberangan ke Gili pada masa liburan (Foto: Ahmad Subaidi/Antara)
Jakarta -

Para peserta Race Across the World musim ke-4, sebuah kompetisi perjalanan wisata, bersaing menjadi yang tercepat di tengah transportasi darat dan laut Indonesia yang terbatas. Acara British Broadcasting Corporation (BBC) itu berakhir di Gili Meno, Nusa Tenggara Barat. Bukittinggi dan Jakarta juga turut dikunjungi dalam tiga episode terakhirnya pada tahun ini.

Selain keindahan bentang alam, kompetisi ini menyoroti tantangan akses transportasi yang dihadapi peserta. Rute, waktu, dan harga acap menjadi bagian dari ketidakpastian perjalanan, mencerminkan apa yang mungkin juga dirasakan wisatawan mancanegara (wisman) pada umumnya. Ini hanya salah satu acara yang secara tidak langsung memasarkan destinasi pariwisata Indonesia selain Bali.

Pariwisata yang masih terkonsentrasi di Bali melandasi pemerintah untuk meluncurkan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) atau Bali Baru. Namun, menurut Badan Pusat Statistik, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali masih mendominasi sebesar 66% dari kunjungan wisman melalui pintu udara atau 45% dari seluruh kunjungan wisman pada 2023. Lantas, bagaimana konsentrasi kunjungan bisa diurai dari Bali untuk menghindari ancaman pariwisata berlebih (overtourism)?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konsentrasi Kunjungan

Diversifikasi destinasi pariwisata sebenarnya sudah dirancang 13 tahun yang lalu melalui Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pariwisata Nasional (Ripparnas). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kemudian melengkapinya dengan pedoman pariwisata berkelanjutan. Namun, alih-alih mendongkrak kunjungan destinasi yang masih berkembang, Bali tetap kokoh menjadi tujuan liburan di Indonesia bagi wisman maupun wisatawan Nusantara (wisnus).

ADVERTISEMENT

Sejak era Orde Lama, Bali sudah diposisikan sebagai episentrum pariwisata. Bangunan, alam, serta seremoni adat dan ritual keagamaan yang unik menjadikannya atraktif, bahkan bagi wisatawan dari Banyuwangi atau Mataram sekalipun, kota terdekat dari Bali. Kekuatan itu membuat kunjungan ke Bali seperti tidak pernah akan ada habisnya.

Tingginya kunjungan secara terus-menerus dapat meningkatkan potensi gentrifikasi pariwisata akibat overtourism seperti yang terjadi di Barcelona, Spanyol. Sebagian penduduk terpaksa pindah karena naiknya harga rumah dan kebutuhan dasar. Bahkan, ribuan masyarakat Barcelona berunjuk rasa untuk mengusir wisatawan pada awal Juli lalu. Kita tidak mau ini terjadi di Bali.

Keunikan Atraksi

Di sisi lain, desa wisata bukanlah resep sakti otomatis pendongkrak pertumbuhan ekonomi daerahnya. Banyak faktor pendukung lain untuk menarik minat wisata, tetapi yang terpenting adalah keunikan atraksi wisata dan akses transportasinya.

Bagi destinasi yang masih berkembang, keunikan atraksi adalah faktor utama. Wisatawan pada dasarnya tidak masalah dengan akses transportasi yang menantang selama atraksinya unik untuk dikunjungi. Kunci meningkatkan kunjungan wisatawan bertumpu pada sejauh mana destinasi berkembang bisa menyajikan atraksi yang hanya tersedia di daerahnya, baik itu alam, bangunan, maupun budaya.

Keunikan dapat diidentifikasi dengan menelusuri sejarah setempat. Contohnya, bangunan atau ukiran historis dapat menjadi daya tarik unik yang tidak bisa direplikasi tempat lain. Pemerintah dapat mendaftar bukti fisik sejarah yang terkoneksi dengan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), sebagaimana National Trust di Inggris sebagai pedoman wisata kawasan yang dilindungi.

Keunikan inilah yang semestinya dipasarkan melalui produk ekonomi kreatif modern, tidak terkecuali Jakarta dan kota lainnya. Misalnya, film yang berlokasi di London terus-menerus memamerkan alam, bangunan, dan moda transportasinya yang unik, misalnya River Thames, Westminster, dan London Bus. Bercermin pada London, bemo, becak, delman, bentor, dan moda unik lainnya di Indonesia justru jangan 'dipensiunkan'.

Akses dan Wisatawan

Selanjutnya, pemerintah harus tegas memisahkan destinasi yang kunjungan wisatanya perlu dioptimalkan dan dimaksimalkan (GΓΆssling dkk., 2016). Konsentrasi kunjungan di Bali harus dioptimalkan agar wisatawan tinggal lebih lama, diiringi konektivitas dengan tiga DPSP terdekat, yakni Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo. Sebaliknya, kunjungan wisata ke destinasi lain dimaksimalkan melalui perbaikan akses transportasi dari dan ke pintu gerbang terdekat DPSP lainnya, yaitu Toba dan Likupang.

Perbaikan akses di dalam destinasi juga tidak boleh terlupakan. Standar keselamatan, kepastian rute dan waktu, hingga beragamnya opsi pembayaran wajib menjadi prioritas. Sebab, fitur ini lebih penting dari fasilitas tersier seperti penyediaan bus/kereta kelas mewah atau kendaraan bertenaga listrik.

Namun, masih bergantungnya pariwisata berkualitas kita pada segmen wisman Eropa harus diwaspadai. Isu lingkungan dan iklim global membuat mereka mengurangi perjalanan udara lintas benua. Hingga ada solusi bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan, pengelola destinasi perlu skenario pemasaran untuk segmen wisman alternatif yang lebih dekat, misalnya Asia-Pasifik.

Mengintegrasikan keunikan atraksi dan kualitas akses Bali Baru ke dalam skenario wisman alternatif menjadi kunci keberlanjutan ekonomi pariwisata. Semoga beragamnya destinasi dapat mencegah overtourism di satu-dua tempat. Besar harapan kita, Ripparnas baru yang sedang dibahas juga dapat mendorong pengembangan beragam budaya bangsa yang turut membentengi ketahanan nasional.

Rama Permana PhD Candidate Bournemouth University dan Ketua Klaster Pariwisata Doctrine-UK

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads