Diplomasi kuliner merupakan jalan yang ditempuh pemerintah lintas kementerian untuk mengenalkan Indonesia di panggung dunia internasional. Tidak tanggung-tanggung, pemerintah mempunyai program Indonesia Spice Up The world. Program ini menargetkan, setidaknya pada 2024 ada sekitar 4.000 restoran Indonesia di berbagai mancanegara.
Sebelum bertugas sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia, pada 2021 lalu, tepatnya saat fit and proper test di Komisi I DPR, saya sudah menyampaikan rencana untuk mengenalkan kuliner Nusantara di Tunisia melalui diplomasi kuliner. Sebab itu, saya mendorong dan akan memberikan dukungan penuh pada siapapun yang hendak membuka restoran Indonesia di Tunisia.
Saat ini, menurut catatan kami, ada dua chef asal Indonesia yang bekerja di hotel bintang lima di Tunisia. Mereka mengenalkan kuliner negara-negara Asia. Mereka pernah kami minta untuk melakukan demo masak TV Nasional Tunisia, Al-Wataniya. Sayangnya, selama ini, sebelum saya bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Tunisia, belum ada restoran khusus yang menyajikan menu-menu kuliner Nusantara. Sebab itu, saya terus mencari jalan dan cara agar segera dibuka restoran Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alhamdulillah, sejak tahun lalu sudah ada Warung Indonesia di kawasan Ma'qal Za'im, Kota Tunis. Dan, tidak lama lagi akan dibuka Restoran Indonesia di kawasan Lac, kota Tunis. Saya sangat bergembira menyambut inisiatif dalam salah seorang WNI di Tunisia asal Palembang, karena akhirnya kita mempunyai restoran Indonesia di Tunisia. Setiap perjuangan dan mimpi baik selalu mempunyai jalannya. Kata Bung Karno, tidak ada perjuangan yang sia-sia.
Dalam dua tahun terakhir ini, KBRI Tunis terus menggalakkan promosi kuliner Nusantara dalam berbagai kegiatan kebudayaan yang dihadiri warga Tunisia dan para diplomat negara-negara sahabat. Menu favorit yang selalu mendapatkan perhatian, di antaranya sate, nasi goreng, bakso, rendang, soto, nasi Padang, mie ayam, aneka masakan ikan, nasi jamblang, hingga kaldu Madura.
Untuk kuliner sate kambing dan sate ayam ala Madura, saya sendiri terbiasa meracik bumbu, memasang pada tusukan bambu kecil, serta membakarnya dengan tambahan bumbu khusus, sehingga bau kambing atau ayam berubah menjadi bau racikan bumbu rempah khas Nusantara. Kebetulan sejak kuliah dulu, saya terbiasa meracik bumbu sate, dan sate buatan saya dikenal paling maknyus bin sedap.
Semakin dikenalnya kuliner Nusantara di Tunisia menyebabkan kegiatan-kegiatan kebudayaan Indonesia mendapatkan perhatian khusus. Pada minggu pertama tiba di Tunisia, kami langsung mempromosikan kuliner Nusantara dalam sebuah kegiatan kebudayaan pada musim dingin, yang diikuti negara-negara sahabat: Indonesia, Irak, Iran, dan Rusia. Animo warga Tunisia dalam antrean kuliner Nusantara pada saat itu sangat luar biasa. Maknanya, kuliner Nusantara diminati warga Tunisia.
Dalam kegiatan resepsi diplomatik dalam memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia dalam setiap tahun, para diplomat dan tamu undangan warga Tunisia selalu menanti dan antre untuk menikmati kuliner Nusantara. Mereka yang pernah bertugas sebagai diplomat di Indonesia atau mereka yang pernah berwisata ke Bali sangat merindukan kuliner Nusantara yang kental aroma rempah-rempahnya.
Terakhir kami menggelar Hari Kebudayaan Indonesia-Tunisia di KBRI Tunis, dihadiri para sastrawan, peseni rupa, dan cendekiawan Tunisia, di akhir kegiatan biasanya ditutup dengan santap kuliner Nusantara. Mereka memberikan penghargaan khusus terhadap kuliner Nusantara yang dikenal sedap, berbeda dengan kuliner yang biasa disantap mereka saban hari.
Begitu pula dalam kegiatan kursus Bahasa Indonesia yang digelar di KBRI Tunis selama musim panas ini, kami selalu menyediakan kuliner Nusantara bagi para peserta kursus, sehingga dapat merasakan maknyus-nya masakan Nusantara. Harapannya, dengan menyantap kuliner Nusantara, mereka semakin mantap dalam mempelajari Bahasa Indonesia.
Pada Ramadhan tahun lalu, KBRI Tunis termasuk salah satu perwakilan negara-negara sahabat yang diundang televisi Tunisia, Tunisna TV, untuk mengenalkan kuliner Nusantara sebelum berbuka puasa, di samping itu kami juga mengenalkan aktivitas umat Islam selama Ramadhan. Selebihnya, kami juga menjelaskan hubungan bilateral Indonesia-Tunisia yang terus mengalami penguatan dan peningkatan. Alhamdulillah, tayangan kuliner Nusantara di Tunisna TV ini menjadi salah satu program yang paling populer dan paling viral di Tunisia.
Maka dari itu, program Indonesia Spice Up The World yang diinisiasi pemerintah melalui perwakilan RI di berbagai negara sahabat mempunyai makna yang amat mendalam, khususnya dalam rangka mempromosikan budaya, sekaligus meningkatkan kerjasama perdagangan rempah-rempah. Pasalnya, Indonesia merupakan negara yang dulu dikenal dengan "jalur rempah", yang posisinya sangat strategis. Negara-negara Eropa mempunyai hasrat untuk menguasai rempah-rempah Nusantara, yang sangat dibutuhkan dunia internasional.
Pada peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-79, Kementerian Luar Negeri juga menjadikan promosi kuliner Nusantara sebagai bagian untuk mempromosikan Indonesia dalam memperingati kepahlawanan para pejuang dalam kemerdekaan Republik Indonesia. Momentum ini akan memberikan warna tersendiri bagi diplomasi Indonesia dengan negara-negara sahabat.
Diplomasi kuliner ini sebenarnya sudah digaungkan Bung Karno pada era 50-an, awal tahun-tahun kemerdekaan Republik Indonesia, melalui penerbitan buku Mustikarasa: Resep Makanan Indonesia Warisan Sukarno. Bung Karno melihat kuliner Nusantara merupakan khazanah yang dapat membuktikan kekayaan kuliner kita. Kuliner Nusantara menjadi bagian dari derap revolusi dalam membangkitkan citarasa kebangsaan di tengah kebhinekaan makanan dan minuman Nusantara. Puncaknya, mengenalkan kuliner Nusantara secara menyeluruh akan memberikan daya dorong untuk membangun kedaulatan pangan nasional, karena kita akan terus mengingatkan pentingnya diversifikasi kuliner Nusantara, dan tidak hanya terpusat pada nasi, sebagaimana sekarang ini.
Dalam konteks diplomasi, mengenalkan kuliner Nusantara akan memberikan manfaat dalam rangka mengenalkan budaya Nusantara sekaligus meningkatkan ekspor rempah-rempah ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke Tunisia. Pada akhirnya, diplomasi kuliner ini akan memberikan manfaat bagi para petani rempah-rempah kita, sehingga mendorong terwujudnya keadilan dan kesejahteraan bagi para petani kita.
Zuhairi Misrawi Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia
(mmu/mmu)