Kanker Ovarium pada Usia Muda
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Kanker Ovarium pada Usia Muda

Kamis, 25 Jul 2024 14:30 WIB
BRAHMANA ASKANDAR
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Image of a woman in a white dress and 3d model of the reproductive system of women above her hands. Concept of a healthy female reproductive system.
Ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/SvetaZi
Jakarta -

Tumor ganas indung telur adalah keganasan yang berasal dari indung telur, selanjutnya disebut dengan kanker ovarium. Sampai saat ini kanker ovarium dikenal sebagai silent killer, karena tidak ada gejala dan deteksi ini. Perubahan dari indung telur normal sampai menjadi kanker bisa berjalan dalam waktu singkat dan tidak bisa diprediksi.

Baik di negara maju maupun negara berkembang, kanker ovarium sebagian besar terdeteksi pada stadium lanjut. Sampai saat ini tidak ada deteksi dini kanker ovarium. Pemeriksaan yang ada, mulai USG, CT scan, MRI, hingga tumor marker hanya bisa menentukan kondisi saat pemeriksaan, tidak bisa memperkirakan satu-dua tahun ke depan, atau bahkan beberapa bulan ke depan.

Bagaimana dengan kanker ovarium pada usia muda? Hal ini selalu menjadi tanda tanya mengingat kanker berasal dari organ ovarium yang fungsinya untuk reproduksi. Untungnya kanker ovarium yang terjadi pada usia muda, utamanya di bawah 30 tahun, merupakan jenis germ cell, yang prognosisnya lebih baik daripada jenis epitel (90% persen kanker ovarium adalah tipe epitel).

Kejadian kanker ovarium tipe germ cell puncaknya pada usia 15-19 tahun, usia-usia sekolah. Namun demikian tidak perlu khawatir berlebihan, oleh karena angka kejadian kanker indung telur secara umum berkisar satu dari 200.000 perempuan, dan 15 hingga 20%-nya adalah tipe germ cell, dan hanya 3% dari semua tipe ini adalah kanker ganas. Kanker ovarium tipe germ cell mempunyai prognosis yang baik oleh karena sebagian besar terdiagnosis pada stadium dini dan sangat sensitif terhadap kemoterapi dibanding tipe kanker ovarium yang lain

Operasi pada kanker ovarium tipe germ cell bersifat konservatif, selalu berusaha mempertahankan indung telur (ovarium) yang sehat dan rahim, tidak mengangkat semua organ reproduksi sehingga masih memungkinkan untuk memiliki keturunan di kemudian hari. Pasca operasi, sebagian besar kanker ovarium tipe germ cell memerlukan kemoterapi 3-4 seri, hanya sebagian kecil tidak memerlukan kemoterapi pasca operasi, dokter akan mengevaluasi hasil pemeriksaan patologi (pemeriksaan sel) ovarium yang diangkat, untuk menentukan perlu tidaknya diberikan kemoterapi pasca operasi.

Mengapa diberikan kemoterapi, padahal penyakitnya sudah diangkat? Pertanyaan ini selalu muncul dalam benak pasien. Kemoterapi yang diberikan pasca operasi bertujuan membasmi sel kanker yang mikroskopis, alias mensterilkan, oleh karena yang diangkat adalah yang kasat mata; yang tidak kasat mata, tugas kemoterapi untuk membasmi. Pasca pemberian kemoterapi dan dinyatakan sembuh, 85% penderita kanker ovarium tipe germ cell bisa hamil dan melahirkan bayi.

Setelah dinyatakan sembuh, penderita kanker ovarium harus tetap harus melakukan kontrol rutin untuk memantau risiko kekambuhan, kontrol tiap 3 bulan sekali selama 2 tahun dan selanjutnya tiap 6 bulan sekali sampai tahun ke-5.

Harapan hidup (prognosis) kanker digambarkan dalam angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival rate). Pada kanker ovarium tipe germ cell, angka ketahanan hidup 5 tahun pada stadium I sekitar 97% bahkan pada stadium lanjut, angka ketahanan hidupnya masih berkisar 71%. Sampai saat ini tidak ada pencegahan dan metode deteksi dini untuk kanker ovarium.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dr. dr. Brahmana Askandar, SpOG. Subsp. Onk Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia, dosen FK Unair

ADVERTISEMENT

Simak juga 'Kata Dokter Anak Terkait Bedak Bayi yang Mengandung Zat Karsinogenik':

[Gambas:Video 20detik]



(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads