Ancaman Ransomware dan Strategi Perlindungan Data

Kolom

Ancaman Ransomware dan Strategi Perlindungan Data

M Agung Akbar - detikNews
Selasa, 02 Jul 2024 14:20 WIB
Tips Backup Data
Foto ilustrasi: dok. Western Digital
Jakarta -

Keseharian bagi seorang akademis sering berkecimpung dalam riset ilmiah. Para akademisi, baik dosen maupun peneliti menjalani hari-harinya dengan terlibat dalam berbagai aktivitas riset ilmiah yang melibatkan pengumpulan data, analisis, dan penulisan laporan ilmiah. Tahapan riset ini berusaha untuk memecahkan berbagai masalah dan menemukan solusi baru yang dapat berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan.

Data penelitian yang dikumpulkan sangat berharga dan memerlukan penyimpanan yang baik, biasanya dalam format digital di komputer atau server. Penggunaan perangkat lunak analisis data serta berbagai alat bantu statistik menjadi bagian integral dari kegiatan sehari-hari mereka, yang bertujuan untuk menghasilkan temuan yang signifikan dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh para akademisi adalah risiko kehilangan data yang telah disimpan. Data penelitian yang disimpan dalam komputer atau server rentan terhadap berbagai ancaman, seperti kerusakan perangkat keras, serangan siber, atau kesalahan manusia. Misalnya, serangan virus komputer dapat mengakibatkan kerusakan pada file data, sementara kegagalan perangkat keras seperti hard drive yang rusak dapat menyebabkan hilangnya data yang tidak dapat dipulihkan.

Hilangnya data dapat berdampak serius, mengakibatkan hilangnya hasil kerja keras yang telah dilakukan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Ketika data hilang, konsekuensinya bisa sangat merugikan, tidak hanya bagi peneliti individu tetapi juga bagi lembaga akademik secara keseluruhan. Hilangnya data dapat menghambat kemajuan penelitian, menunda publikasi hasil riset, dan mengurangi kredibilitas peneliti.

Selain itu, dalam beberapa kasus, data yang hilang tidak dapat digantikan, terutama jika melibatkan eksperimen unik atau data yang dikumpulkan dalam kondisi khusus. Oleh karena itu, sangat penting bagi para akademisi untuk memiliki sistem manajemen data yang efektif dan langkah-langkah pencegahan yang memadai untuk menghindari kehilangan data.

Kejadian serangan ransomware yang semakin marak di Indonesia menunjukkan betapa pentingnya keamanan data bagi para akademisi. Ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi data pengguna, sehingga tidak dapat diakses hingga tebusan dibayarkan kepada penyerang. Mengingat risiko kehilangan data yang tinggi, terutama karena ancaman ransomware dan faktor lainnya, sangat penting melakukan backup data secara rutin.

Backup data adalah proses menyalin dan menyimpan data penting di lokasi yang berbeda dari data asli, sehingga jika terjadi kerusakan atau kehilangan, data tersebut dapat dipulihkan dengan mudah. Ada berbagai metode backup yang dapat diterapkan, seperti backup lokal menggunakan perangkat keras eksternal, atau backup jarak jauh menggunakan layanan cloud.

Backup secara berkala memastikan bahwa versi terbaru dari data selalu tersedia, sehingga penelitian dapat dilanjutkan tanpa gangguan besar jika terjadi insiden kehilangan data. Dengan memiliki backup yang andal, para peneliti dapat menjaga kelangsungan dan integritas penelitian mereka, serta menghindari kerugian yang tidak perlu akibat kehilangan data.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manajemen Data

Manajemen data yang efektif adalah kunci untuk memastikan keamanan data agar selalu dapat mengidentifikasi, melindungi, dan memantau data secara sistematis. Manajemen data melibatkan berbagai praktik dan teknologi yang dirancang untuk melindungi data dari akses yang tidak sah, kerusakan, dan kehilangan. Ini mencakup penggunaan sistem enkripsi untuk melindungi data sensitif, pengaturan izin akses yang ketat untuk memastikan hanya pihak yang berwenang yang dapat mengakses data tertentu, serta penerapan firewall dan perangkat lunak antivirus untuk mencegah serangan siber.

Manajemen data yang terorganisasi dengan baik tidak hanya melindungi data dari ancaman eksternal, tetapi juga membantu dalam pengelolaan data sehari-hari, memastikan bahwa data dapat diakses dengan mudah dan cepat bagi yang membutuhkannya. Dengan demikian, manajemen data yang kuat adalah fondasi yang mendukung keberlanjutan dan keberhasilan penelitian akademik, memastikan bahwa data yang dikumpulkan dan diolah tetap aman, terintegritas, dan tersedia kapan pun dibutuhkan.

ADVERTISEMENT

Adanya salinan cadangan memastikan kontinuitas operasional bahkan ketika terjadi kegagalan sistem atau kehilangan data. Backup yang andal memungkinkan pemulihan data secara cepat, mengurangi waktu henti yang dapat berdampak negatif pada produktivitas dan keuangan. Selain itu, backup data yang teratur dan terverifikasi dapat mematuhi berbagai regulasi dan standar kepatuhan yang mengharuskan penyimpanan dan keamanan data yang ketat. Dalam dunia yang semakin terhubung dan bergantung pada data, strategi backup yang solid adalah investasi penting untuk menjaga keutuhan, keandalan, dan keberlanjutan informasi.

Strategi backup data 3-2-1-1-0 adalah strategi untuk memastikan keamanan dan integritas data dengan menggunakan berbagai metode penyimpanan:

3 (Three copies): menyimpan setidaknya tiga salinan data. Hal ini berarti memiliki satu salinan data asli dan dua salinan cadangan (backup). Ini untuk memastikan bahwa jika salah satu salinan rusak atau hilang, masih ada dua salinan lain yang dapat digunakan.

2 (Two different media): menyimpan salinan data di dua media penyimpanan yang berbeda. Misalnya, satu salinan bisa disimpan di hard disk internal dan satu lagi di hard disk eksternal, atau satu di server lokal dan satu lagi di cloud storage. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko kegagalan media yang sama. 1 (One off-site copy): menyimpan satu salinan data di lokasi yang berbeda secara fisik (off-site). Ini penting untuk perlindungan terhadap bencana lokal seperti kebakaran, banjir, atau pencurian. Lokasi off-site bisa berupa cloud storage atau server di lokasi geografis yang berbeda.

1 (One immutable copy):
menyimpan satu salinan data yang tidak bisa diubah (immutable). Data yang immutable adalah data yang tidak bisa dimodifikasi atau dihapus setelah dibuat. Ini melindungi data dari ancaman ransomware atau penghapusan yang tidak disengaja.

0 (Zero errors): Memastikan bahwa tidak ada kesalahan (zero errors) dalam backup melalui verifikasi dan pengujian secara berkala. Data cadangan harus diuji untuk memastikan bahwa mereka bisa dipulihkan dengan benar dan bebas dari korupsi atau kesalahan.

Aspek Krusial

Melalui berbagai pengalaman pribadi yang telah saya lalui, semakin jelas bahwa tata kelola data digital adalah aspek krusial yang tidak boleh diabaikan. Keamanan dan kerahasiaan data menjadi prioritas utama dalam menjaga integritas dan kepercayaan terhadap hasil penelitian. Ketika data dikelola dengan baik, risiko kehilangan, pencurian, atau kerusakan data dapat diminimalisasi, sehingga penelitian dapat berlangsung tanpa gangguan dan menghasilkan temuan yang valid dan dapat diandalkan.

Pemahaman teknologi harus diiringi dengan pengembangan user; pengamanan data tidak hanya bergantung pada teknologi semata, melainkan juga pada pemahaman dan kompetensi pengguna dalam mengelola data. Pengembangan keterampilan pengguna dalam memahami dan menerapkan prinsip-prinsip keamanan data adalah kunci untuk memastikan bahwa teknologi yang ada digunakan secara efektif.

Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk membangun kesadaran dan keterampilan dalam manajemen data digital yang baik. Dengan demikian, keamanan data dapat dijaga secara komprehensif, melibatkan teknologi canggih dan sumber daya manusia yang terlatih dan sadar akan pentingnya perlindungan data.

M. Agung Akbar doctor of Nursing Program, Faculty of Nursing, Universitas Indonesia

Simak juga 'Saat Komisi I Heran Budi Arie Ucap Alhamdulillah di Kasus PDN: Harusnya Innalillahi':

[Gambas:Video 20detik]



(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads