Membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota pintar, hijau, dan berkelanjutan (smart, green, and sustainable) menjadi cita-cita besar pemerintah Indonesia saat ini. Salah satu aspek penting dalam mewujudkan visi ini adalah dengan mengembangkan sistem transportasi yang ramah lingkungan atau transportasi hijau. Digagas sebagai kota yang ramah lingkungan dengan transportasi bersih dan tingkat polusi yang minimal, IKN memang sejak awal dirancang untuk menjadi kota hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Visi besar ini sangat mungkin untuk direalisasikan dan tak sekadar berhenti sebatas impian. Syaratnya, Otoritas IKN menginisiasi dan mengimplementasikan berbagai strategi nyata sesegera mungkin sejak awal tahap perancangan infrastruktur IKN guna memfasilitasi dan mendorong penggunaan kendaraan listrik (EV), mengembangkan sistem transportasi publik berbasis listrik yang bersih dan terintegrasi, memprioritaskan pejalan kaki dan pengendara sepeda, serta menerapkan teknologi ramah lingkungan.
Penyiapan semua infrastruktur pendukung sejak dini tentu lebih efektif untuk sebuah kota baru, sebelum telanjur berkembang menjadi kota yang rumit dan cenderung berpolusi tinggi seperti kota-kota besar lainnya.
Membangun Infrastruktur Transportasi Bersih
Salah satu elemen penting dalam upaya mewujudkan IKN sebagai kota hijau dan ramah lingkungan adalah dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik (EV). Pemerintah perlu segera menyiapkan dan membangun infrastruktur pendukung EV, seperti stasiun pengisian daya dan insentif bagi pengguna. Dengan adanya stasiun pengisian daya yang tersebar di berbagai lokasi strategis di dalam kota maupun sekitar IKN, pengguna kendaraan listrik akan merasa lebih nyaman untuk menggunakan kendaraan berenergi listrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sebenarnya yang lebih penting dan perlu diprioritaskan adalah pengembangan sistem transportasi publik yang bersih dan terintegrasi, karena justru hal inilah yang menjadi kunci utama sebuah kota yang hijau dan ramah lingkungan. Warga kota harus didorong untuk menggunakan kendaraan umum dan meminimalkan kendaraan pribadi untuk mencegah potensi kemacetan lalu lintas mengingat kondisi infrastruktur jalan di dalam IKN yang berkontur unik dan mengutamakan tersedianya ruang publik dan taman hijau.
Berbagai moda transportasi publik yang akan disediakan untuk warga IKN harus diintegrasikan dalam satu sistem yang mudah diakses dan nyaman bagi pengguna. Integrasi ini tidak hanya akan memudahkan mobilitas warga, tetapi juga mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, yang pada akhirnya akan meminimalkan tingkat polusi udara di IKN.
Akses yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki dan pengendara transportasi sehat seperti sepeda juga perlu diprioritaskan. Pemerintah perlu memastikan adanya jalur khusus untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda di berbagai sudut kota. Dengan adanya jalur khusus ini, warga IKN akan lebih terdorong untuk berjalan kaki atau bersepeda, yang tidak hanya baik untuk lingkungan tetapi juga untuk kesehatan mereka.
Pemerintah saat ini tengah merencanakan moda transportasi publik untuk IKN, termasuk penggunaan Autonomous Rail Transit (ART), sebuah sistem transportasi publik yang menggunakan energi listrik dan dipandang cukup efisien untuk IKN pada tahap awal, sembari menunggu pembangunan infrastruktur transportasi publik lainnya yang memerlukan investasi lebih besar seperti MRT ataupun LRT. Sistem manajemen lalu lintas cerdas (ITS) juga akan diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan transportasi di kota.
Sumber Energi Bersih untuk IKN
Untuk mewujudkan ekosistem transportasi yang hijau dan berkelanjutan tentu diperlukan sumber energi yang bersih dan terbarukan. Untuk mewujudkan IKN sebagai kota yang benar-benar hijau dan ramah lingkungan, pemerintah perlu memiliki roadmap yang jelas agar bauran energi di IKN semaksimal mungkin berasal dari sumber terbarukan, tentu dalam tahapan dan jangka waktu yang realistis, misalnya ditargetkan mencapai 100% energi terbarukan pada 2045.
Pertanyaan mendasarnya, dari mana sumber energi terbarukan tersebut? Pemerintah dapat memanfaatkan potensi energi terbarukan di IKN dan sekitar IKN, seperti energi matahari, pembangkit listrik tenaga air, pembangkit listrik tenaga bayu, dan biomassa. Untuk sebuah kota baru, membangun instalasi konversi sampah organik menjadi energi listrik tentu sangat dimungkinkan, termasuk, misalnya, instalasi alat penghalus sampah organik menjadi limbah cair di rumah-rumah dan apartemen-apartemen yang terhubung melalui pipanisasi dengan lokasi instalasi pengolah limbah cair sampah organik menjadi listrik.
Hal tersebut akan menjadi solusi IKN untuk meminimalkan polusi gas metan yang berbahaya akibat tumpukan sampah organik sekaligus memberikan alternatif sumber energi listrik yang terbarukan dan berkelanjutan. Namun tentu hal ini memerlukan kajian lebih lanjut, karena perlu mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk tingkat volume sampah organik dan investasi infrastrukturnya. Jadi kuncinya kembali lagi pada kemampuan menyediakan dana investasi, dan kelincahan otoritas IKN untuk menghadirkan inisiatif investasi infrastruktur, termasuk melalui skema public-private partnership.
Energi matahari juga dapat menjadi salah satu sumber energi utama di IKN. Panel surya dapat dipasang di berbagai tempat, seperti atap bangunan, jalan, dan taman. Dengan memanfaatkan energi matahari yang melimpah, IKN dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi gas rumah kaca.
Mewujudkan Mobilitas Hijau
IKN dapat dicanangkan untuk menjadi showcase bagi berbagai moda transportasi ramah lingkungan, termasuk EV, ART, kendaraan hibrida, dan transportasi umum ramah lingkungan lainnya. Namun sekali lagi, kendaraan-kendaraan ini harus didukung oleh infrastruktur pengisian daya yang memadai, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengisi ulang baterai kendaraan mereka.
ART, yang merupakan sistem transportasi publik tanpa pengemudi yang menggunakan energi listrik, memiliki beberapa fitur yang sesuai untuk sebuah kota baru berorientasi ramah lingkungan seperti IKN. ART bisa cukup efisien, investasinya tidak semahal MRT karena tidak perlu membangun rel fisik yang mahal seperti MRT, ramah lingkungan, fleksibel, dan cukup aman. Setiap gerbong ART di IKN dapat dirancang untuk menampung hingga 80 penumpang, dan rutenya bisa menghubungkan berbagai kawasan penting di kota.
Sebelum IKN mampu membangun MRT atau LRT, ART dapat menjadi moda transportasi utama. Namun tantangannya, bagaimana memastikan jumlah gerbong yang memadai serta jaringan pengisian daya listrik yang cukup. Dengan demikian, memadainya infrastruktur dan sumber energi listrik menjadi prasyarat utama.
Jika IKN belum mampu sepenuhnya menggunakan kendaraan berbasis listrik, kendaraan hibrida yang menggunakan kombinasi mesin bensin dan motor listrik dapat menjadi solusi transisi. Kendaraan jenis ini menawarkan solusi sementara menuju transisi penuh ke kendaraan listrik, dengan mengurangi emisi sambil tetap menyediakan fleksibilitas penggunaan bahan bakar fosil. Namun sekali lagi, jika IKN memang serius ingin menjadi kota hijau dan berkelanjutan, maka roadmap transisi energinya harus jelas.
Transportasi umum yang rendah polusi, seperti bus berbahan bakar gas (BBG) dan bus listrik, juga dapat dioperasikan di IKN. Bus-bus ini dapar memberikan layanan transportasi yang terjangkau dan ramah lingkungan, membantu mengurangi polusi udara dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Tantangan dan Peluang
Upaya mengembangkan sistem transportasi hijau di IKN, jika terealisasi, merupakan sebuah terobosan besar bagi Indonesia. Namun, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi, seperti biaya yang tinggi, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan, serta dukungan regulasi. Teknologi ramah lingkungan umumnya memerlukan investasi yang lebih tinggi dibandingkan teknologi konvensional. Selain itu, diperlukan tenaga ahli di bidang teknologi ramah lingkungan dan sistem transportasi modern. Dukungan regulasi yang jelas dan mendukung juga sangat penting untuk mendorong pengembangan dan penerapan teknologi ramah lingkungan.
Indonesia dapat memanfaatkan tantangan tersebut sebagai momentum peluang untuk membangun kapabilitas dalam mengembangkan sistem transportasi hijau. Indonesia memiliki banyak sumber daya alam seperti nikel, yang merupakan salah satu bahan baku penting untuk berbagai teknologi ramah lingkungan. Lembaga dan BUMN seperti BPPT, LIPI, ITB, UI, INKA, dan Len Industri juga memiliki potensi untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi transportasi ramah lingkungan.
Strategi membangun IKN dengan sistem transportasi hijau sejatinya merupakan langkah besar Indonesia dalam mewujudkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan, sustainable development. Penerapan berbagai moda transportasi ramah lingkungan dan sumber energi terbarukan di IKN dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia. Untuk mencapai target tersebut, diperlukan kerjasama yang kuat dari berbagai pihak, termasuk industri, akademisi, dan masyarakat.
Pemerintah perlu mengalokasikan dana yang cukup untuk penelitian dan pengembangan, membangun infrastruktur, dan memberikan insentif yang memadai. Industri perlu berinvestasi dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan dan memproduksi kendaraan serta infrastruktur yang dibutuhkan. Akademisi perlu melakukan penelitian dan pengembangan teknologi serta memberikan edukasi kepada masyarakat. Kita perlu mengubah pola pikir dan gaya hidup dengan menggunakan transportasi ramah lingkungan dan mendukung pembangunan yang berorientasi sustainabilitas.
Taufikurrahman President & Chairman of Infrastructure-id