Quo Vadis Harga Pangan

Kolom

Quo Vadis Harga Pangan

Said Abdullah - detikNews
Minggu, 17 Mar 2024 17:14 WIB
Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Masih tingginya beberapa harga bahan kebutuhan pokok rakyat memang harus menjadi perhatian pemerintah, seperti bahan pangan yang ditopang dari suplai impor. Selain harganya masih tinggi, untuk mendapatkannya juga tidak mudah karena harus berebut dengan negara lain yang juga mengimpor.

Harga beras di pasar internasional masih tinggi, meskipun ada tren turun dibanding Februari lalu dari US$ 19 ke US$ 17,8 per kuintal. Namun harga ini rata-rata juga masih tinggi dibanding tahun 2022 dan 2023.

Demikian halnya juga dengan gula. Harga gula di pasar internasional masih US$ 22 per pound, lebih tinggi rata-rata dibanding tahun lalu yang di kisaran US$ 18-22 per pound. Beberapa bahan pangan lainnya, seperti jagung, kedelai, gandum, dan daging di pasar internasional menunjukkan tren penurunan. inilah kesempatan pemerintah untuk mengamankan pasokan dalam negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti kita ketahui, pada setiap momentum Ramadan dan perayaan Idulfitri permintaan terhadap bahan pangan pokok rakyat akan meningkat. Saya kira pemerintah juga sudah tahu akan tren permintaan tinggi momen seperti ini.

Tak ada jalan lain bagi pemerintah untuk memastikan ketersediaan bahan pangan aman. Kalau jangka pendek tidak bisa dipenuhi di dalam negeri, tentu tak ada pilihan selain impor. Skema impornya juga harus diubah, dari skema kuota menjadi tarif untuk menjaga kegiatan impor menjadi perburuan rente.

ADVERTISEMENT

Selain itu, pemerintah harus menggelar operasi pasar berskala besar. Sebab setiap kenaikan harga pangan rakyat, ada sensitivitas terhadap daya belinya. Jika daya beli rakyat turun, skala besarnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, sebab lebih dari 50 persen ekonomi nasional ditopang dari konsumsi rumah tangga.

Untuk rumah tangga miskin dan sangat miskin, pemerintah perlu memastikan seluruh program bansos terjangkau oleh mereka. Sebab kenaikan harga kebutuhan pokok akan semakin menyulitkan kondisi perekonomian mereka. Program bansos kita harapkan menjadi peredam dari tekanan ekonomi yang mereka hadapi.

Jangka panjang, urusan pangan pokok jangan hanya jadi slogan. Pemerintah telah membentuk berbagai lembaga dan badan yang mengurusi pangan, namun kepatuhan kita terhadap peta jalan untuk mencapai kemandirian pangan tidak serius dijalankan. Lebih menyedihkan urusan pangan dijadikan komoditas politik pemilu, orang miskin jadi aset elektoral.

Ke depan hal seperti ini tidak boleh terulang. Bangsa kita tidak bisa beranjak maju kalau urusan pangan masih tidak tuntas.

Said Abdullah, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI

(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads