Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang digunakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Pemilu 2024 mengalami beberapa masalah yang menimbulkan perhatian banyak pihak. Setidaknya ada tiga masalah utama yang muncul, yaitu kesalahan dalam mengonversi foto dokumen hasil penghitungan suara, petugas KPPS mengalami kesulitan akses, dan aspek keamanan aplikasi.
Mengapa masalah tersebut bisa terjadi? Kita akan membahasnya dari salah satu tahapan dalam Metodologi Pengembangan Sistem yaitu Pengujian Perangkat Lunak atau Software Testing. Tujuan dari Pengujian Perangkat Lunak adalah untuk memastikan bahwa perangkat lunak berfungsi dengan baik, sesuai dengan spesifikasi, dan memenuhi kebutuhan pengguna serta tujuan bisnis.
Selain itu pengujian perangkat lunak juga berguna untuk mengurangi risiko, memastikan keamanan, dan mengoptimalkan kinerja perangkat lunak. Terdapat berbagai jenis pengujian yang penting untuk memastikan kualitas dan fungsionalitas perangkat lunak. Berikut adalah beberapa jenis pengujian yang umum digunakan:
1. Pengujian Fungsional (Functional Testing)
Perangkat lunak diuji secara fungsional berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa perangkat lunak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Pengujian Kinerja (Performance Testing)
Perangkat lunak dilakukan pengujian secara kinerja dalam berbagai situasi, termasuk kecepatan, skalabilitas, beban kerja, stabilitas, dan responsivitas. Hal ini untuk melihat dan mengidentifikasi batasan kinerja perangkat lunak, termasuk untuk memastikan bahwa perangkat lunak dapat menangani banyak pengguna sekaligus dalam waktu bersamaan.
3. Pengujian Keamanan (Security Testing)
Perangkat lunak dilakukan pengujian keamanan untuk mengidentifikasi celah-celah kelemahannya dari sisi keamanan. Hal ini melibatkan pengujian penetrasi, pemeriksaan keamanan, dan enkripsi data.
4. Pengujian Integrasi (Integration Testing)
Perangkat lunak dilakukan uji interaksi antara komponen-komponen di dalamnya dengan fokus pada desain dan konstruksi arsitektur perangkat lunak.
5. Pengujian Regresi (Regression Testing)
Jika ada perubahan pada perangkat lunak, maka dilakukan uji regresi setelah dilakukan perubahan atau pembaruan perangkat lunak. Hal ini untuk memastikan bahwa perubahan tersebut tidak mempengaruhi fungsi yang sudah ada.
6. Pengujian Kegunaan (Usability Testing)
Perangkat lunak dilakukan uji kegunaan untuk mengukur sejauh mana perangkat lunak mudah digunakan dan memenuhi kebutuhan pengguna. Pengujian ini melibatkan pengguna akhir atau pemangku kepentingan lainnya yang terlibat dalam operasional perangkat lunak.
7. Pengujian Penerimaan Pengguna (User Acceptance Testing)
Sebelum resmi dirilis, perangkat lunak dilakukan pengujian akhir yaitu pengujian penerimaan pengguna. Hal ini untuk memastikan bahwa perangkat lunak benar-benar telah memenuhi kebutuhan pengguna dan tujuan bisnis.
Selain itu terdapat jenis pengujian perangkat lunak lainnya yang juga penting, yaitu Black Box Testing dan White Box Testing.
Black Box Testing adalah metode pengujian perangkat lunak secara fungsional di mana struktur internal/desain/implementasi item yang diuji tidak diperhatikan oleh penguji. Hanya desain dan struktur eksternal yang diuji. Fokus penguji hanya memeriksa masukan dan keluaran perangkat lunak. Tujuannya untuk menguji fungsionalitas perangkat lunak, memastikan bahwa perangkat lunak memenuhi persyaratan dan spesifikasi.
Sedangkan White Box Testing adalah metode pengujian perangkat lunak di mana penguji memiliki pengetahuan tentang struktur internal/desain/implementasi item yang diuji dan dampak dari kode yang diuji. Fokus penguji untuk memastikan bahwa kode internal perangkat lunak benar dan efisien. Untuk itu penguji harus memiliki pengetahuan tentang bahasa pemrograman, arsitektur perangkat lunak, dan pola desain.
Black Box Testing fokusnya pada fungsionalitas, sementara White Box Testing fokusnya pada kode internal.
Semua jenis pengujian ini berperan penting dalam memastikan kualitas dan keandalan perangkat lunak sebelum dirilis kepada pengguna. Sekarang kita bahas permasalahan pada aplikasi Sirekap KPU dan jenis pengujian yang mungkin terlewat atau tidak dilakukan dengan baik.
1. Kesalahan Konversi Foto Dokumen Hasil Penghitungan Suara
Pada banyak kasus, aplikasi Sirekap memiliki kelemahan dalam mengonversi foto dokumen hasil penghitungan suara. Terdapat kesalahan pembacaan scan formulir C, yang mengakibatkan kasus penggelembungan suara pada masing-masing calon, bukan hanya pada salah satu calon.
Penyebabnya adalah aplikasi Sirekap yang belum sempurna dan kurangnya transparansi dalam menampilkan data pemilu.
Jenis testing yang kemungkinan tidak dilewati dengan baik adalah Whitebox Testing yang memeriksa kode internal aplikasi. Pengujian ini dapat membantu mengidentifikasi masalah dalam konversi data dan kelemahan dalam algoritma pemrosesan.
2. Petugas KPPS Kesulitan Akses
Ditemukan masalah di mana petugas KPPS mengalami kesulitan dalam mengakses sistem Sirekap baik sebelum pemungutan suara maupun pada saat proses input data setelah pemungutan suara ke dalam sistem Sirekap. Penyebabnya adalah kekurangan dalam kinerja sistem, sistem akses, registrasi dan pelatihan petugas KPPS dalam menggunakan sistem Sirekap.
Jenis testing yang kemungkinan tidak dilewati dengan baik adalah Performance Testing yang memeriksa kinerja sistem dalam berbagai situasi, termasuk kecepatan, skalabilitas, beban kerja, stabilitas, dan responsivitas. Selain itu jenis tes yang kemungkinan tidak dilewati dengan baik adalah Usability Testing dan User Acceptance Testing yang memeriksa kenyamanan penggunaan aplikasi oleh petugas KPPS.
3. Masalah Keamanan Aplikasi
Warganet juga menyuarakan kekhawatiran tentang keamanan aplikasi Sirekap. Ada potensi backdoor atau celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh peretas. Tentu diperlukan pengujian lebih lanjut mengenai isu celah keamanan ini.
Jika ini benar terjadi, maka penyebabnya adalah kurangnya perhatian terhadap aspek keamanan dalam pengembangan aplikasi. Jenis testing yang kemungkinan tidak dilewati dengan baik adalah Security Testing yang memeriksa kerentanan dan keamanan aplikasi terhadap serangan.
Karena Sirekap sudah dan sedang digunakan, maka penting bagi KPU untuk segera melakukan audit dan memperbaiki masalah-masalah di atas dengan melakukan perbaikan pada kode program, peningkatan spesifikasi server, penambahan sumber daya, dan menutup celah keamanan untuk memastikan bahwa Sirekap berfungsi dengan baik dan dapat diandalkan dalam proses pemilu.
Irhantoro Eko pemerhati IT