Narasi "Melanjutkan" Lebih Menarik Suara Pemilih
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Narasi "Melanjutkan" Lebih Menarik Suara Pemilih

Jumat, 16 Feb 2024 13:15 WIB
M. Nur Rianto Al Arif
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
nur arif
M. Nur Rianto Al Arif (Foto: dok. pribadi)
Jakarta -

Hasil quick count delapan Lembaga survei yaitu Saiful Muhani Research Center, Litbang Kompas, Indikator, LSI Denny JA, Charta Politika, Poltracking, CSIS, dan Politika Research Consulting menunjukkan bahwa pilpres berlangsung satu putaran karena paslon 02 berhasil meraup suara lebih dari 55%. Hasil quick count ini masih bersifat sementara karena rekapitulasi penghitungan suara resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan berlangsung dari 15 Februari sampai 20 Maret 2024. Namun hasil quick count ini telah memberikan gambaran umum.

Pasangan calon Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai paslon nomor 1 menggunakan narasi "perubahan" dalam setiap kampanye politiknya. Pada berbagai kesempatan, paslon 01 menyampaikan bahwa "perubahan" yang sedang diperjuangkan ini bukan sekadar mengganti orang yang ada di pemerintahan maupun di legislatif, melainkan adanya perubahan keadilan bagi Indonesia. Visi yang digaungkan dalam kampanye politiknya ialah Indonesia Adil Makmur untuk semua. Terdapat delapan jalan perubahan yang diusung oleh paslon Anies – Muhaimin.

Terdapat kelemahan dalam narasi "perubahan" yang selalu digaungkan dalam setiap kampanye paslon 01. Narasi "perubahan" terlalu umum dan kurang terinci program-program konkret yang akan dilakukan oleh pasangan calon jika terpilih. Bahkan pada beberapa kesempatan terdapat blunder yang disampaikan oleh paslon 01. Sebagai contoh, paslon 01 menolak pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara dengan menyebutkan bahwa pembangunan IKN bukan prioritas. Namun di sisi lain hendak membangun 40 kota baru selevel Jakarta. Kemudian pada satu kesempatan, paslon 01 sempat terlontar untuk menggratiskan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini menjadi terlihat kontradiktif dengan narasi yang disampaikan.

Kemudian, pasangan calon 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyampaikan visi "Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045". Visi tersebut kemudian diturunkan menjadi 8 Misi Asta Cita. Narasi kampanye yang disampaikan oleh paslon 02 ialah "melanjutkan". Makna "melanjutkan" yang disampaikan ialah akan melanjutkan berbagai program pembangunan yang telah berhasil dicapai di era Presiden Joko Widodo. Selain itu, dalam pernyataan penutup pada saat debat kelima, paslon 02 menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh presiden Indonesia mulai dari presiden pertama sampai dengan presiden ketujuh. Hal ini secara implisit memberikan makna bahwa paslon 02 akan berkomitmen penuh untuk melanjutkan program Pembangunan demi pencapaian Indonesia Emas 2045.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelemahan dari narasi "melanjutkan" ialah masih kurang konkretnya beberapa program yang akan dilakukan, karena pada berbagai kesempatan hanya terfokus pada melanjutkan program-program pembangunan yang telah dilaksanakan oleh Presiden Joko Widodo. Apabila paslon 01 menawarkan BBM gratis, maka paslon 02 menawarkan program makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren serta bantuan gizi anak balita dan ibu hamil sebagai salah satu dari delapan program unggulan.

Selanjutnya ialah paslon 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang menyampaikan visi "Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari". Visi tersebut kemudian diturunkan menjadi delapan misi dengan penekanan pada kata "mempercepat" pada setiap misinya. Hal ini menjadikan narasi kampanye yang dilontarkan oleh paslon 03 ini ialah percepatan dengan tagline "sat-set dan tas-tes". Kata sat-set merupakan istilah dalam bahasa Jawa yang memiliki makna cepat, segera, atau lekas. Sedangkan kata tas-tes memiliki kandungan makna yang berarti cekatan.

ADVERTISEMENT

Namun paslon 03 terlihat memiliki kegamangan dalam narasi kampanyenya. Apabila paslon 01 menggaungkan narasi "perubahan", kemudian paslon 02 menggaungkan "keberlanjutan", maka paslon 03 sedikit mengalami kegamangan karena perubahan kondisi politik di detik terakhir pencalonan. Pada awalnya narasi "percepatan" ini disampaikan untuk menegaskan bahwa sosok Ganjar Pranowo merupakan pengganti ideal dari presiden Joko Widodo dan mampu mempercepat dalam mencapai Indonesia Emas 2045. Namun ketika pada saat terakhir pencalonan, Prabowo menggandeng Gibran, maka kemudian gaya kampanye berubah dengan cenderung menyindir berbagai program Presiden Joko Widodo. Tetapi gaya kampanye menyindir kemudian menjadi kontradiktif bagi elektabilitas paslon 03, sehingga kemudian gaya kampanyenya kembali memuji-muji presiden.

Apabila kita merujuk pada hasil quick count lembaga survei menunjukkan bahwa pilpres akan berlangsung satu putaran, di mana paslon 02 mampu mendapatkan suara lebih dari 57%. Sedangkan paslon 01 berada di urutan pertama dan paslon 03 berada di urutan ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata narasi "melanjutkan" lebih menarik bagi pemilih dibandingkan dengan narasi "perubahan" maupun "percepatan". Namun hasil resmi tetap menunggu rekapitulasi penghitungan suara yang akan dirilis oleh KPU, karena hasil quick count hanya memberikan gambaran awal mengenai hasil Pemilu 2024.

Mohammad Nur Rianto Al Arif Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lihat juga Video: Prabowo-Gibran Unggul Sementara di Real Count, Raffi Ahmad: Tunggu Hasil KPU

[Gambas:Video 20detik]




(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads