Membuka Mata pada Kesejahteraan Mental Siswa

Kolom

Membuka Mata pada Kesejahteraan Mental Siswa

Khairul Bariyyah - detikNews
Jumat, 22 Des 2023 13:28 WIB
Sekolah atau Medan Perang?
Dr. Khairul Bariyyah, M.Pd.Kons (Foto: dok. pribadi)
Jakarta -

Bullying di sekolah merupakan masalah yang telah lama ada dan terus menjadi perhatian di seluruh dunia. Salah satu aspek yang jarang diperhatikan adalah dampak psikologisnya pada korban. Keprihatinan tentang bullying di lingkungan sekolah telah menjadi topik global. Di Indonesia, isu ini menjadi topik yang sering diperbincangkan akhir-akhir ini.

Hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Padang, dan Universitas Andalas yang tergabung dalam tim Riset Kolaborasi Indonesia telah mengungkap realitas yang mengkhawatirkan mengenai perilaku bullying di sekolah-sekolah Indonesia. Penelitian yang melibatkan 1494 siswa dari tingkat SMP, MTs, SMA, SMK, dan MA ini menyoroti prevalensi bullying yang tinggi dan beragam bentuknya.

Peneliti mengumpulkan data melalui kuesioner untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang pengalaman korban bullying. Sebagian besar responden (58,7%) melaporkan telah mengalami perilaku intimidasi atau bullying. Bentuk-bentuk bullying yang teridentifikasi sangat beragam, mulai dari ejekan, ancaman fisik, hingga kekerasan di media sosial. Sebanyak 72% mengalami ejekan, 70% menjadi bahan candaan, dan 76% mengalami ancaman fisik.

Lebih lanjut, 62% responden mengalami dipanggil dengan nama yang tidak disukai, dan 69% merasa diabaikan di kelas. Insiden di mana siswa dilarang berteman terjadi pada 71% responden. Fitnah, dorongan, dan kekerasan fisik, termasuk ditendang atau dipukul, juga dilaporkan, dengan persentase yang berkisar antara 70 - 77%. Kerusakan barang pribadi dan komentar kasar di media sosial juga menjadi bagian dari pengalaman bullying yang menjadi temuan dalam penelitian ini.

Masalah yang Berkelanjutan

Bullying
tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga psikologis. Salah satu temuan yang menarik adalah bahwa kecemasan pada korban bullying seringkali menjadi masalah yang berkelanjutan. Dalam beberapa kasus, siswa yang pernah menjadi korban bullying masih mengalami kecemasan bahkan setelah mereka tidak lagi menjadi target bully. Korban sering mengalami masalah seperti kecemasan, depresi, dan rendahnya harga diri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini mengindikasikan bahwa dampak psikologis dari bullying dapat berlangsung lama setelah kejadian tersebut berakhir. Fakta ini menuntut perhatian serius dari semua pihak terkait. Hasil penelitian ini membuka mata kita tentang dampak yang serius dari bullying pada kesejahteraan mental siswa.

Bullying bukan hanya meninggalkan luka fisik, namun juga trauma psikologis yang dapat berdampak jangka panjang pada korban. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama dari seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan mendukung bagi semua siswa.

Rekomendasi untuk Sekolah

Penelitian ini juga memberikan rekomendasi untuk sekolah dan pihak berwenang dalam mengatasi masalah bullying. Salah satu rekomendasi utama adalah meningkatkan pemahaman di kalangan guru dan staf sekolah sehingga mereka dapat memberikan dukungan yang tepat kepada siswa yang menjadi korban bullying. Meski banyak sekolah memiliki kebijakan anti-bullying, penerapannya sering kali lemah.

Riset ini menyoroti pentingnya pelatihan bagi guru dan staf sekolah dalam mengidentifikasi dan menangani kasus bullying. Selain itu, perlu ada program pencegahan bullying yang lebih efektif yang melibatkan seluruh komunitas sekolah. Orangtua dan komunitas memiliki peran penting dalam mengatasi masalah ini. Kesadaran akan tanda-tanda bullying dan dukungan emosional bagi anak-anak adalah kunci dalam mencegah dan mengatasi bullying.

Hasil riset ini menunjukkan bahwa perubahan kebijakan publik juga sangat diperlukan. Pemerintah harus mengambil langkah konkret untuk mengatur secara lebih efektif dan mengimplementasikan program pendidikan untuk mengurangi insiden bullying. Bullying bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah sosial yang membutuhkan pendekatan holistik untuk menanganinya.

Dr. Khairul Bariyyah, M.Pd.Kons dosen Departemen Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads