Bakar “Kapal” Anda
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Bakar “Kapal” Anda

Jumat, 17 Nov 2006 08:00 WIB
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Jakarta - Pada Kamis 16 November 2006,Kapal penyebrangan (ferry) KMP Jemla Lampung terbakar sebelum sempat sandar di Dermaga 3 Pelabuhan 3 Merak, Banten. Kapal yang terbakar mulai pukul 09.15 WIB itu membawa ratusan penumpang dari pelabuhan Bakauheni, Lampung. Walau penumpang bisa diselamatkan namun 58 unit kendaraan roda dua maupun empat ikut terbakar.Ketika mendengar berita terbakarnya kapal ferry ini, ingatnnya saya melayang ke ribuan tahun yang silam. Senin, 3 Mei 711 M, Thoriq bersama 7.000 anggota pasukannya menyeberangi selat antara Afrika dan Eropa dengan armada kapal. Setelah mendarat di wilayah Spanyol, Thoriq mengumpulkan seluruh anggota pasukannya di atas sebuah bukit karang yang hingga kini bukit itu dikenal dengan nama "Gibraltar". Di bukit karang inilah Thoriq bin Ziyad memerintahkan pasukannya untuk membakar seluruh armada kapal yang baru saja mereka gunakan menyeberangi selat Afrika-Eropa. Kemudian Sang Panglima yang gagah berani inipun memberi pengarahan kepada seluruh anggota pasukan yang dipimpinnya. "Wahai seluruh pasukan, ke mana lagi kalian akan lari? Di belakang kalian adalah laut, dan di depan kalian adalah musuh. Demi Allah, satu-satunya milik kalian saat ini hanyalah kejujuran dan kesabaran. Musuh dengan jumlah besar dan persenjataan lengkap telah siap menyongsong kalian. Sementara senjata kalian adalah pedang.” Ya, Thoriq bin Ziyad melakukan perbuatan yang tidak umum, membakar kapal. Dengan cara itu, Thoriq bin Ziyad tidak memberikan pilihan kepada pasukannya untuk berlari dari medan tempur. Pasukan yang hanya berjumlah tujuh ribu itu ternyata mampu mengalahkan seratus ribu pasukan Raja Roderic yang terkenal lalim dan sombong.Membakar kapal yang dilakukan oleh Thoriq bin Jiyad mengandung banyak makna. Pertama, bila ingin memenangkan persaingan dalam kehidupan jangan pernah punya rencana untuk kabur. Seberat apapun problema, persaingan, dan tantangan yang ada harus kita kita hadapi. Ingatlah pepatah yang mengatakan “pelaut yang ulung tidak akan lahir di laut yang tenang.’ Orang-orang yang hebat tidak akan lahir dari orang yang tidak pernah menghadapi tantangan dan cobaan dalam kehidupan.Kedua, jangan silau dengan kesuksesan masa lalu. Armada kapal yang ditumpangi Thoriq bin Ziyad dan pasukannya telah mampu menghantarkan mereka sampai di daratan Spanyol. Mampu menyeberangkan tujuh ribu pasukan dengan kapal ketika itu adalah suatu yang luar biasa. Sebab ketika itu alat transportasi belumlah secanggih sekarang. Ketika dunia yang dihadapi berbeda yakni daratan, Thoriq bin Ziyad tidak terlena mengagumi kapal-kapal di laut yang telah menyeberangkan mereka. Ketiga, singkirkan comfort zone. Keberadaan kapal akan menjadikan pasukan yang dipimpin Thoriq bin Ziyad memiliki mental yang lemah. Ketika kapal itu masih ada, boleh jadi sebagian pasukan akan berpikir “Ah bila kita terdesak, kita bisa kembali ke negeri kita dengan kapal ini, tenang saja”Dunia berubah begitu cepat. Tantangan yang kita hadapi juga makin komplek. Bila anda tidak ingin dilindas zaman, segeralah Bakar “kapal” anda. Kemudian bertempurlah dan bersainglah dengan cara kesatria. Keterangan Penulis: Jamil Azzaini adalah Senior Trainer dan penulis buku Best Seller KUBIK LEADERSHIP; Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup. (Jamil Azzaini/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads