Industri ritel Indonesia telah lama menjadi kontributor penting bagi perekonomian negara, namun seperti halnya banyak industri di seluruh dunia, pertumbuhan dan ketahanan sektor ini dihadapkan pada tantangan inflasi, ketidakpastian ekonomi, dan perilaku belanja konsumen yang lebih berhati-hati. Walaupun demikian, tantangan-tantangan tersebut juga menawarkan peluang baru bagi brand dan peritel untuk bertransformasi dan beradaptasi dengan kebutuhan konsumen modern yang terus berkembang.
Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat pergeseran dalam perilaku konsumen yang lebih memprioritaskan pengalaman berbelanja yang nyaman, personal, dan omnichannel. Konsumen tak lagi puas dengan metode belanja yang bersifat tradisional; mereka menuntut ketersediaan yang lebih luas, baik online maupun offline, serta mengharapkan pengalaman belanja (shopping journey) yang sesuai dengan preferensi mereka.
Untuk dapat meraih sukses dalam lanskap ritel yang terus berkembang ini, peritel dan brand harus mengedepankan inovasi sebagai kunci untuk memimpin persaingan. Memanfaatkan kekuatan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI) dan augmented reality (AR), sangat penting untuk menciptakan pengalaman yang personal dan menarik bagi pelanggan. AI dan AR dapat menjadi alat yang tepat untuk membantu peritel Indonesia melakukan transformasi bisnis, menciptakan keunggulan kompetitif, dan melayani pelanggan di mana pun mereka berada.
Menciptakan Aspek Personal
Konsumen saat ini ingin merasa didengar, dihargai, dan dipahami oleh brand yang mereka pilih untuk berinteraksi. Peralihan ke arah personalisasi ini diperkirakan akan memainkan peran penting bagi masa depan ritel. Teknologi AI dan AR menjadi pendukung penting dalam transformasi tersebut. Faktanya, menurut Mordor Intelligence, penggunaan AI di bidang ritel diperkirakan akan tumbuh lebih dari 30% setiap tahun selama lima tahun ke depan.
Personalisasi tidak hanya tentang menyapa pelanggan nama panggilan mereka, namun lebih kepada penyesuaian setiap aspek perjalanan belanja berdasarkan preferensi mereka. Algoritma yang didukung oleh AI dapat membantu menghadirkan pengalaman yang dipersonalisasi dengan menganalisis sejumlah besar data untuk memahami preferensi individu, riwayat pembelian, dan browsing habit, sehingga memungkinkan peritel untuk merekomendasikan produk dan promosi yang sesuai dengan setiap pelanggan. Tingkat personalisasi ini tak hanya bermanfaat untuk meningkatkan pengalaman berbelanja, namun juga dapat mendorong loyalitas pelanggan, yang semakin berkurang jumlahnya.
Selain itu, pendekatan omnichannel terhadap sektor ritel menjadi semakin penting, karena pelanggan kini berharap dapat lebih leluasa untuk menggunakan channel online maupun offline. AI dapat membantu peritel untuk memberikan pengalaman akurat ini kepada pelanggan, sementara AR dapat menjembatani kesenjangan antara toko digital dan fisik dengan menawarkan solusi uji coba virtual (virtual try-on) yang canggih dan mendalam.
Selain pengalaman pelanggan, AI terkini di bidang ritel juga dapat meningkatkan operasi bisnis secara keseluruhan, membuat manajemen inventaris, manajemen rantai pasokan, dan forecasting menjadi lebih efisien dan akurat.
Aksi AI dan AR
Beberapa studi kasus berikut dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana peran AI dan AR dalam meningkatkan pengalaman pelanggan. Nielsen mencatat bahwa terdapat peningkatan minat konsumen Indonesia terhadap kesehatan dan kebugaran. Selain itu, perawatan kulit juga telah menjadi aspek penting dalam rutinitas masyarakat di seluruh dunia. Hal ini mendorong konsumen mencari cara untuk memahami kulit mereka dengan lebih baik dan mengidentifikasi produk yang dapat memberikan manfaat terbaik bagi mereka.
Menjawab kebutuhan yang ada, teknologi analisis kulit berbasis AI berkembang semakin pesat. Alat-alat ini mengevaluasi kulit konsumen dan memberikan saran perawatan kulit dan rekomendasi produk yang sesuai dengan analisis jenis, kondisi, dan kebutuhan kulit mereka.
Teknologi virtual try-on juga menorehkan kesuksesan pada industri kecantikan dan fashion. Beberapa brand make-up dan pakaian kini menggunakan teknologi AI dan AR untuk memperkaya pengalaman belanja online dan mengurangi potensi pengembalian produk. Dengan menggunakan filter pada kamera smartphone, pelanggan dapat memvisualisasikan tampilan produk seperti lipstik, foundation, dan pakaian. Penggunaan teknologi ini pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan konsumen, menciptakan brand connection yang lebih dalam, dan meningkatkan tingkat konversi.
Teknologi AI dan AR telah membawa dampak transformatif terhadap pengalaman pelanggan. Menanggapi permintaan konsumen yang terus berkembang selama pandemi Covid-19, brand beradaptasi dengan mengintegrasikan virtual try-on make-up dan foundation shade matching dalam website brand maupun channel e-commerce mereka. Langkah ini memberdayakan pelanggan untuk melakukan informed purchase dari rumah, meningkatkan pengalaman belanja online, dan mendorong peningkatan traffic website.
Brand perawatan kulit global lainnya berupaya untuk mendefinisikan kembali pengalaman produk mereka, dengan mengadopsi kemampuan virtual try-on di toko online dan offline. Hal ini memudahkan pelanggan untuk mencoba, menemukan warna yang tepat, dan memilih produk yang paling sesuai, baik saat berbelanja secara online maupun saat mengunjungi toko fisik. Konsumen menganggap pendekatan ini sangat bermanfaat, dan pengalaman pengguna yang lancar menghasilkan tingkat konversi yang lebih tinggi serta meningkatkan loyalitas pelanggan.
Tantangan yang dihadapi industri ritel begitu nyata, namun hal tersebut juga merupakan peluang untuk terus bertumbuh dan berinovasi, sebagaimana yang terjadi selama pandemi. Seiring dengan terus berkembangnya sektor ritel di Indonesia dan persaingan yang semakin ketat, peritel dan brand dapat mengambil langkah maju dengan mempertimbangkan penggunaan AI dan AR untuk membantu mereka membangun hubungan yang lebih personal dengan pelanggan melalui pengalaman yang dipersonalisasi dan multichannel sesuai permintaan konsumen saat ini.
Alice Chang CEO dan Founder Perfect Corp
(mmu/mmu)