Dasamuka Kunci Damai
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Dasamuka Kunci Damai

Rabu, 01 Nov 2006 09:30 WIB
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Jakarta - Pekan kemarin Perdana Menteri Srilanka datang ke Jakarta. Kedatangan itu memangtidak istimewa. Sebagai sebuah negeri kecil yang pernah bersatu dalam mewujudkan tatanan dunia menuju perdamaian abadi seperti yang tersurat dalam pembuka UUD 45, maka Srilanka adalah karib kita. Gerakan nonblok yang monumental dan kelak tampil di tengah isu perang dingin Amerika vs Soviet adalah hasil ukiran Indonesia dan Srilanka, selain banyak negara lain. Kedua, dari sisi kesejarahan, Srilanka adalah bagian dari diri kita sendiri. Bukti untuk itu bisa dilihat dari kokohnya candi Borobudur yang kini menjadi jatidiri bangsa ini. Candi itu dibangun wangsa Syailendra pada abad kedelapan, meniru maket candi yang ada di Srilanka, kendati tetap melibatkan ciri Jawa yang sinkretis.Namun kedatangan PM Srilanka itu menjadi istimewa, akibat kabar belakangan yang mencuat, bahwa pemasok senjata Macan Tamil, oposan negeri itu adalah warga negara Indonesia. Dengan kata lain, kedatangan sang PM kali ini tak sekadar berkunjung,tetapi ada muatan politik yang lebih strategis. Implisit, kunjungan ini meminta pengertian Indonesia tidak melibatkan diri dalam konflik internal negerinya, sekaligus meminta dukungan Indonesia, karena Srilanka masih sesaudara dengan bangsa ini.Sebagai negeri yang sesaudara, Indonesia menerima dengan terbuka permintaan itu. Dan secara politis, negeri ini juga berusaha menjaga agar tak ada warganya yang ikut campur tangan merusuhi Srilanka. Tapi yang perlu diingat, dukungan Indonesia itu bukan jaminan, bahwa dengan begitu ketenangan dalam negeri Srilanka terjaga. Tenang dan kisruhnya Srilanka adalah tergantung dari negeri itu sendiri. Namun sebagai negeri yang tak seberapa luas (dibanding wilayah Indonesia),Srilanka sebenarnya punya problem besar menyangkut ketenangan negeri. Negara itu dihuni dua etnis besar Sinhala dan Tamil. Sinhala kini yang berkuasa, dengan keyakinan Buddha. Sedang Tamil yang sekarang dicap sebagai teroris dan pemberontak beragama Hindu.Dua etnis ini dalam sejarah Srilanka masing-masing pernah berkuasa. Seperti ditulis KM de Silva, dalam A History of Sri Lanka, silih-bergantinya kerajaan yang berdiri di wilayah ini telah menempatkan dua suku itu dalam posisi yang hampir sama. Sama-sama pernah besar dan membentuk kejayaan masalalu. Dan kini, Tamil yang tidak berkuasa ingin mendapatkan posisi itu. Sinhala sebagai suku yang berkuasa tak hendak memberi itu. Akibatnya, dalam perang yang sudah berlangsung puluhan tahun itu, background sejarah itu yang dijadikan pembenar dalam berebut kuasa sekarang ini. Keduanya mencari referensi yang memperkuat posisi masing-masing. Ini yang menyebabkan rumit dan peliknya perdamaian di Srilanka.Kondisi macam itu kian diperparah dengan mitos yang ada di negeri itu. Dasamuka yang dalam Ramayana disebut sebagai penjahat, dan sosok laki-laki dari dunia hitam, justru ambivalen dengan keyakinan etnis Sinhala. Dalam pandangan mereka, Dasamuka adalah hero, tokoh hebat dan penyelamat bagi Dewi Shinta.Dewi Shinta, dalam versi Srilanka, hidupnya disia-siakan Rama, suaminya. Wanitacantik rupa itu tidak dihormati sebagai istri. Ketika bertemu Dasamuka, Dewi Shinta memohon agar diperbolehkan ikut ke Alengka (Srilanka sekarang). Dan itu yang menjadi alasan, kenapa Dasamuka membawa istri Rama itu terbang melintasi lautan. "Selama 12 tahun di Alengka, Dasamuka tak pernah menjamah tubuh Dewi Shinta. Sebab Dasamuka memang bukan menginginkan tubuh wanita itu, tapi semata inginmenyelamatkannya dari penistaan Rama, suaminya," kata seorang security KBRI diColombo, Srilanka, saat malam-malam diajak penulis bicara tentang mitos yang menjaga perseteruan laten Tamil vs Sinhala itu. Untuk itu, jika melihat peta budaya yang ada, naga-naganya, posisi Srilanka ke depan tak banyak beda dengan Israel, sebuah negeri yang bakal terus diperebutkan oleh berbagai kalangan. Atau, adakah mungkin merehabilitasi nama baik Dasamuka bagi perdamaian di Srilanka?Keterangan Penulis:Djoko Su'ud Sukahar, pemerhati budaya, tinggal di Jakarta. Alamat e-mail jok5000@yahoo.com. (/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads