Gibran dan Puzzle Perjuangan Prabowo
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Gibran dan Puzzle Perjuangan Prabowo

Rabu, 08 Nov 2023 11:15 WIB
Sugiat Santoso
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka telah tiba di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (26/10/2023). Setelah berganti pakaian dengan piyama, keduanya siap menjalani tes kesehatan.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Jiwa kompetitif Prabowo Subianto adalah sesuatu yang tidak tertandingi dalam melihat pertarungan elektoral di Indonesia pasca reformasi 1998. Asumsinya karena hampir dua dekade lamanya, Prabowo tidak pernah menyerah dalam menggapai cita-citanya menjadi orang nomor satu di Republik Indonesia. Tentu tanpa modal sosial, modal ekonomi dan modal simbolik kuat yang didorong oleh motivasi positif mustahil Prabowo bisa bertahan di tengah dinamika politik nasional yang terus melahirkan politisi-politisi baru.

Jelang Pilpres 2004, nama Prabowo mulai muncul dalam kandidasi bacapres dari Partai Golkar. Namun ia kalah pada konvensi internal yang digelar oleh Partai Golkar yang akhirnya mencalonkan Wiranto sebagai Capres 2004. Kala itu, pada banyak polling di lembaga survei dalam sirkulasi kepemimpinan nasional. Nama Prabowo sudah eksis bersamaan dengan nama-nama populer, seperti; Amien Rais, Hamzah Haz, Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri.

Selanjutnya, pada Pilpres 2009, nama Prabowo benar-benar hadir di kertas suara sebagai cawapres kala mendampingi Megawati yang maju sebagai Capres. Pasangan Megawati-Prabowo (Mega-Pro) waktu itu memang kalah dalam pemilihan satu putaran akan tetapi pengalaman itu menjadi modal elektoral penting bagi Prabowo untuk maju di pilpres berikutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019, kala zaman telah berubah sejalan dengan regenerasi kepemimpinan di tubuh partai politik. Nama Prabowo menjadi salah satu primadona capres favorit di tengah maraknya politisi baru yang mulai eksis. Seperti; Jokowi, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Muhaimin Iskandar hingga Agus Harimurti Yudhoyono yang juga menempati urutan atas polling survei elektabilitas capres.

Prabowo memang akhirnya kalah pada dua kontestasi pilpres tersebut. Pun ketika kalah di Pilpres 2019, banyak pengamat politik yang mulai pesimis dengan menyatakan ia telah selesai di politik dan mustahil bisa kembali maju di Pilpres 2024. Akan tetapi, keikhlasan dan jiwa besarnya menerima jabatan Menteri Pertahanan di era kepemimpinan periode kedua Presiden Jokowi dalam Kabinet Indonesia Maju menjadi momentum penting kembali eksisnya nama Prabowo dalam politik nasional.

ADVERTISEMENT

Prabowo yang dianggap sebagai kartu mati di politik karena faktor usia dan kekalahannya berkali-kali pada kontestasi pilpres lalu dihidupkan kembali lewat dukungan Jokowi. Utamanya menyangkut endorse Presiden Jokowi pada pelbagai kesempatan yang mengatakan bahwa Prabowo adalah sosok pemimpin yang tepat menjadi penerusnya dalam melanjutkan seluruh program pembangunan nasional.

Pun tidak terbantahkan bahwa Jokowi berperan signifikan pada transformasi citra Prabowo dalam pemberitaan media. Citra Prabowo yang sebelumnya dicap elitis dan diktator bertransformasi menjadi sosok yang ramah dan humanis sejak dekat dengan Presiden Jokowi.

Terakhir para pengguna media sosial bahkan menyebut Prabowo sebagai sosok pemimpin yang gemoy merujuk pada diksi gaul Generasi Z yang berarti gemas. Artinya sebagai super mega infulencer dalam politik nasional, Jokowi telah berhasil mengubah persepsi banyak orang tentang sosok Prabowo.

Pentingnya Sosok Gibran

Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo akan berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putra sulung Presiden Jokowi. Kombinasi antara Prabowo dan Gibran menjadi pasangan capres dan cawapres adalah sebuah lompatan penting dalam membaca dinamika politik hari ini.

Alasannya tentu saja berkaitan dengan usia Prabowo yang saat ini sudah menginjak 72 tahun sementara Gibran yang saat ini masih berusia 36 tahun memperkuat asumsi dalam upaya menjawab tantangan zaman kolaborasi antar generasi menjadi salah satu kunci penting menyelesaikan pelbagai tantangan dalam pemerintahan. Utamanya yang berkaitan dengan politik luar negeri, pemerintahan dan birokrasi, ekonomi, olahraga hingga digitalisasi UMKM membutuhkan peran penting anak muda.

Pun seandainya Prabowo dan Gibran mendapatkan amanah menjadi presiden dan wakil presiden di tahun 2024. Pembagian pengelolaan kekuasaan menjadi titik penting agar pemerintahan berjalan efektif. Prabowo mengurusi pertahanan, politik luar negeri dan birokrasi pemerintahan sementara Gibran bisa fokus berperan dalam memajukan olahraga, UMKM dan ekonomi digital.

Tidak hanya itu, kehadiran Gibran di sisi Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2024 tidak hanya dilihat dari dampak efek ekor jas yang didapatkan oleh Partai Gerindra. Mengingat pemilu serentak selalu dikaitkan dengan kemenangan pilpres berbanding lurus dengan kenaikan suara partai politik sebagai dampak dari kader partai yang maju menjadi kandidat capres/cawapres yang dalam hal ini adalah Prabowo.

Terlebih, sejak pertama kali didirikan pada 2008, dari pemilu ke pemilu persentase perolehan suara dan kursi Partai Gerindra terus mengalami kenaikan yang signifikan sebagai efek dari majunya Prabowo dalam kontestasi pilpres. Misalnya pada Pemilu 2009 persentase suara Partai Gerindra adalah 4,46% suara nasional atau setara 26 kursi kemudian pada Pemilu 2014 naik menjadi 11,81% suara nasional atau setara 73 kursi dan terakhir pada Pemilu 2019 naik menjadi 12,31% suara nasional atau setara 78 kursi.

Jauh dari pada itu, pemilihan Gibran sebagai cawapres adalah upaya meraih mayoritas suara pemilih generasi milenial yang angkanya mencapai 113 juta pemilih atau setara 56,45% dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Indonesia. Pengalaman Gibran yang saat ini menjabat Wali Kota Surakarta yang banyak menghadirkan pembangunan serta melaksanakan event dan festival di Kota Surakarta membuktikan kepemimpinan Gibran sangat relevan menuju Indonesia Emas 2045.

Selain itu, Gibran adalah sosok pasangan yang menjadi kebutuhan Prabowo dalam meraup suara yang selama ini sangat lemah di Provinsi Jawa Tengah. Adapun Provinsi Jawa Tengah merupakan wilayah dengan populasi dan DPT tertinggi ketiga setelah Jawa Barat dan Jawa Timur yang jumlahnya mencapai 28.289.413 pemilih. Pun pada dua pilpres sebelumnya dua kali pula Prabowo kalah telak dari Jokowi di Provinsi Jawa Tengah.

Tentu dengan hadirnya Gibran menambah optimisme bagi Prabowo dalam meningkatkan suara dan meraih kemenangan di Pilpres 2024. Tidak hanya di wilayah Jawa Tengah tapi juga di wilayah-wilayah yang selama ini menjadi kantong suara Jokowi yaitu Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali, Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi DI Yogyakarta. Artinya terlepas dari dinamika politik yang ada saat ini, Gibran adalah puzzle terakhir yang melengkapi Prabowo menuju kemenangan di kontestasi Pilpres 2024.

Sugiat Santoso Sekretaris Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Gerindra Sumatera Utara

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads