Gabungan tim peneliti Kaori Sakurada bersama dengan delapan orang rekan lainnya dari Yamagata, salah satu prefektur di Jepang Utara, pada akhir 2022 menerbitkan hasil studi longitudinal melalui observasi perilaku seksual dan kaitannya dengan umur panjang. Publikasi hasil studinya melalui jurnal ilmiah Public Library of Science PLOS One menunjukkan bahwa penelitian itu dilakukan sangat serius sampai melibatkan 20.969 orang sebagai subjek penelitiannya yang terdiri atas 8.558 orang pria serta 12.411 orang wanita berusia 40 tahun ke atas.
Tak pelak keseriusan studi itu juga ditandai oleh terlibatnya empat institusi perguruan tinggi medik di Yamagata tempat kesembilan penelitinya bernaung, yaitu Yamagata University Graduate School of Nursing, Yamagata University Graduate School of Medical Science, Yamagata University Hospital serta Yamagata University School of Medicine.
Lewat observasi jangka panjang yang saksama atas hasil medical check-up subjek penelitian dengan profil minat seksualnya yang didata dengan menggunakan kuesioner berpola self-assessment selama kurun waktu sekitar tujuh tahun penelitian ini (2009 - 2015) menunjukkan bahwa ternyata ada kaitan langsung antara minat seksual para pria Jepang dengan umur panjang mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama berlangsungnya penelitian sebanyak 503 pria yang tergolong rendah minat seksualnya meninggal oleh berbagai sebab. Sejumlah 67 orang subjek penelitian di antaranya meninggal karena sakit jantung jenis cardiovascular, 162 subjek meninggal karena sakit kanker ,dan 274 orang subjek sisanya meninggal karena berbagai macam penyakit lainnya.
Sementara bagi kelompok subjek penelitian wanita yang tergolong rendah minat seksualnya tidak ditemukan adanya asosiasi atau keterkaitan dengan kematian atau umur panjang. Itu berarti bahwa tinggi-rendahnya minat seksual para wanita di Yamagata, Jepang ini tidak berpengaruh pada panjang-pendeknya umur mereka. Untuk itu, bersyukurlah para kaum hawa, karena tidak perlu harus repot-repot meningkatkan minat seksualnya hanya demi mencapai umur panjang.
Akhirnya penelitian longitudinal di Yamagata tersebut menyimpulkan bahwa rendahnya minat seksual menjadi faktor penyebab umur pendek bagi para pria Jepang berumur 40 tahun ke atas. Atau, yang sebaliknya juga dapat dikatakan bahwa tingginya minat seksual menjadi salah satu faktor penentu panjang umurnya para pria Jepang. Temuan tersebut selanjutnya memiliki implikasi tentang pentingnya untuk selalu memiliki dan menjaga minat seksual yang tinggi agar para pria dapat berumur lebih panjang.
Naluri Seksual
Membangun antitesis konsep awal Sabina Spielrein (1912) tentang naluri kematian (death instinct) yang dapat ditandai oleh perilaku agresif atau menyerang, kompulsi pengulangan (repetition compulsion), penghancuran diri (self-destructiveness), dan yang serupa dengan perilaku merusak negatif lainnya, pada 1920 Sigmund Freud mengenalkan konsep naluri seksual atau kehidupan (sexual or life instinct) dan diberinya nama eros.
Lewat artikel Beyond the Pleasure Principle, Freud menunjuk eros, naluri seksual atau kehidupan sebagai lawan dari insting kematian yang kemudian ditandainya dengan nama thanatos. Jadi eros, naluri seksual atau kehidupan sebagai lawan dari thanatos ini menurut Freud dapat ditandai dari tampilan perilaku orang untuk bertahan hidup (survival), berkeluarga, dan menurunkan anak-cucu atau lebih lugasnya berkembang biak, melakukan kegiatan seksual serta beragam proses kreatif, produktif, dan positif lainnya.
Atas dasar cara pandang itu, hasil studi longitudinal Yamagata tampaknya bisa dipahami dalam format konfirmasi berlakunya konsep eros Freudian.
Minat yang tinggi pada perilaku seksual atau kehidupan memiliki beragam bentuk, mulai dari sekadar berkhayal sendirian, menonton, bergunjing (sejak dari ngerumpi serius sambil berbisik-bisik sampai diimbuhi oleh gelak tawa terbahak-bahak), berkesenian (mulai dari menggambar, menulis, pentas stand up comedy, cerita humor nan jenaka, dan romansa di panggung kesenian atau pun melalui platform multimedia dengan aneka macam formatnya), melakukan hubungan seks dengan beragam versi, variasi bentuk, tempat dan waktu, kegemaran dan ketekunan seseorang untuk meneliti, menemukan serta menyebarkan ilmu pengetahuan baru, hingga menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia yang dipadati oleh lebih dari tujuh miliar orang saat ini.
Semua perilaku seksual yang berujung pada pelampiasan eros, naluri kehidupan itu, tampaknya berkontribusi positif pada capaian umur panjang kaum pria sebagaimana telah dikonfirmasi oleh hasil studi longitudinal Yamagata.
Dengan begitu kita sekarang boleh menambahkan resep panjang umur selain dari yang sudah lazim disampaikan kepada publik selama ini. Seperti, perbanyak makan sayuran dan buah-buahan, rajin berolah raga, disiplin menjaga kesehatan, jauhi dan hindari stres, tetap beraktivitas dan jangan pernah merasa pensiun, terus bersosialisasi, istirahat atau tidur yang cukup, nikmati hidup, selalu bersyukur atas semua karunia Tuhan tanpa kecuali.
Dan, masih banyak sekali resep panjang umur lainnya. Baik itu yang berasal dari kebiasaan atau tradisi turun menurun suku bangsa tertentu di muka bumi ini atau pun dari kebiasaan dan perilaku orang perseorangan tertentu yang terbukti telah bisa mencapai umur 100 tahun --bahkan lebih dari itu. Dan, tentu saja resep tambahannya adalah jangan sekali-kali lupa untuk terus mengaktifkan eros alias naluri seksual atau kehidupan itu sampai tiba saatnya kelak kita berulang tahun.
Mari tiup lilin dan potong kuenya. Semoga panjang umur!
Jiwo Wungu lulusan Psikologi Universitas Indonesia, pengamat perilaku, aktif sebagai strategic people-organization development specialist