Perjalanan

Senja Mekar Kembali di Waduk Cengklik

Salva Rezita Maharani - detikNews
Sabtu, 04 Nov 2023 11:10 WIB
Wisata senja di Waduk Cengklik (Foto: Aloysius Jarot Nugroho/Antara)
Jakarta -

Sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berdekatan dengan Kota Solo, Boyolali memiliki berbagai macam tempat wisata yang dapat memanjakan mata dan perut kita. Kabupaten yang identik dengan tingginya produksi susu sapi perah dan segarnya soto ini menjadi salah satu alasan kita untuk mengunjungi dan berwisata di wilayah ini.

Namun, tahukah bahwa Boyolali juga memiliki waduk cantik peninggalan masa pemerintahan kolonial Belanda yang selalu memancarkan mentari senja dan membuat kita betah berlama-lama menikmatinya?

Ya, namanya adalah Waduk Cengklik, yang ternyata memiliki sejarah dan peran besar sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat Boyolali serta Solo Raya. Ternyata, waduk ini memiliki sejarah dan peran besar baik bagi penduduk sekitar maupun bagi Pura Mangkunegaran.

Memiliki Peran Besar

Waduk Cengklik berlokasi di Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Waduk dengan luas 306 hektar ini memiliki peran besar sebagai sumber kehidupan bagi warga Boyolali, warga Solo Raya, dan tentu saja Pura Mangkunegaran.

Rupanya, Waduk Cengklik sudah ada sejak masa pemerintahan Kolonial Belanda; dalam proses pembangunannya baik pemerintah kolonial Belanda maupun Pura Mangkunegaran memiliki peran di dalamnya. Waduk ini dibangun pada 1926 - 1928, dan menjadi sumber kehidupan serta andalan untuk sistem pembudidayaan ikan air tawar dan tanaman air.

Selain itu, air yang tertampung di dalam waduk ini menjadi sumber irigasi bagi sawah dan perkebunan milik warga, termasuk di antaranya perkebunan tebu. Hasil perkebunan tersebut kemudian diolah oleh Pabrik Gula Colomadu milik Pura Mangkunegaran.

Penamaan waduk ini berasal dari dukuh yang menjadi lokasi utama waduk Cengklik, yaitu Dukuh Cengklik, yang menjadi bagian dari Desa Sobokerto. Adapun air yang terbendung di dalam waduk ini tak hanya berasal dari air hujan, karena biasanya juga berasal dari aliran sungai yang datangnya dari arah Desa Sambi dan sekitarnya.

Waduk Cengklik rupanya memiliki peran besar dalam kesuksesan Pabrik Gula Colomadu, yang merupakan pabrik gula pertama dengan sistem operasi menggunakan mesin modern. Tak hanya itu, Pabrik Gula Colomadu juga akhirnya menjadi salah satu pabrik terbesar di Asia pada 1946. Hal ini lantaran sistem irigasi yang dialirkan dari Waduk Cengklik mengalir indah menuju perkebunan tebu di sekitar wilayah Solo Raya, sehingga sistem penanaman dan produksi pun berskala besar serta berkualitas baik.

Tebu yang akan diolah pun menjadi stok bahan bagi pabrik milik Pura Mangkunegaran tersebut dan akhirnya mempengaruhi sistem produksi yang terus tersedia. Namun sayangnya, seiring berjalannya waktu, skala atau kapasitas air di waduk ini mengalami penurunan. Waduk yang sudah ada selama kurang lebih 90 tahunan ini mengalami penurunan kapasitas air pada 1998 yang semula dapat menampung sebanyak 17,5 juta meter kubik pada 1970 menjadi 12,5 juta meter kubik.

Sangat disayangkan karena terus mengalami penurunan yang hingga kini diperkirakan Waduk Cengklik hanya bisa menampung air sebanyak 9 juta meter kubik. Akibatnya, kapasitas air di dalam Waduk Cengklik dapat dikatakan tidak mencukupi proses irigasi persawahan dan perkebunan. Hal ini dapat kita lihat dari sistem irigasi yang hanya bisa mengaliri di tiga kecamatan.

Waduk Cengklik mengaliri setidaknya tiga kecamatan dan (kurang lebih) 34 dukuh. Ketiga kecamatan tersebut ialah Desa Sobokerto di sepanjang utara hingga timur waduk, Desa Senting di sepanjang utara hingga barat waduk, dan Desa Ngargorejo di sepanjang barat hingga selatan waduk.

Tak hanya itu saja, pengaruh penurunan skala atau kapasitas air di Waduk Cengklik dapat kita lihat langsung dari tutupnya Pabrik Gula Colomadu. Pabrik yang sempat berjaya ini tutup lantaran produksi tebu di perkebunan yang teririgasi oleh waduk terus berkurang. Minimnya pasokan air guna proses penanaman dan panen tebu, mengakibatkan kerugian besar yang bahkan para petani tebu tidak bisa kembali menyuplai tebu ke Pabrik Gula Colomadu.

Hal ini menjadi dampak dan konsekuensi nyata adanya pengurangan kapasitas air di Waduk Cengklik. Hingga kini, pabrik milik Pura Mangkunegaran tersebut dijadikan tempat wisata sejarah baik bagi warga Solo maupun warga di luar Solo.

Sumber Kehidupan

Meskipun mengalami penurunan skala atau kapasitas air, Waduk Cengklik tetap eksis hingga kini. Bahkan, semakin berkembangnya era digital, semakin banyak warga luar Boyolali dan Solo Raya yang ingin mengetahui keindahan Waduk Cengklik. Meskipun sempat layu, Waduk Cengklik justru kembali mekar dan menunjukkan kembali perannya sebagai sumber kehidupan untuk warga sekitar.

Waduk Cengklik pada era sekarang tak hanya berguna sebagai sumber irigasi persawahan dan perkebunan serta budidaya ikan dan tanaman laut. Lebih berkembang, Waduk Cengklik menjadi salah satu destinasi wisata air di Kabupaten Boyolali.

Waduk Cengklik terkenal akan keindahan senja saat mentari terbenam di ufuk barat. Perpaduan warna jingga, oranye, ungu, merah muda, dan kebiruan mewarnai langit dengan indah. Burung-burung kuntul berterbangan di langit dan hinggap di ranting pohon serta tambak ikan yang dibudidayakan oleh warga sekitar. Keindahannya pun menjadi alasan bagi orang-orang untuk datang berbondong-bondong ke waduk ini.

Seiring berkembangnya waktu, warga sekitar memanfaatkan perairan di Waduk Cengklik sebagai sumber kehidupan. Warga sekitar dibantu dengan pemerintahan setempat menjadikan Waduk Cengklik sebagai destinasi wisata air yang cukup prospektif. Wisata-wisata tersebut di antaranya jasa penyewaan perahu; para wisatawan dapat menikmati pemandangan cantik Waduk Cengklik dengan berlayar mengitari pulau-pulau kecil yang ada di tengah waduk.

Tak hanya itu, jalur pejalan kaki yang mengitari Waduk Cengklik dapat dijadikan track bagi wisatawan yang ingin berolahraga santai seperti jogging atau bersepeda sembari menikmati keindahan serta keasrian waduk yang terkenal dengan senjanya ini.

Bagi para pecinta kegiatan memancing, tentu sudah dipastikan tempat ini juga cocok untuk sekedar melepas lelah atau menyalurkan hobi dengan memancing. Ikan-ikan yang boleh dipancing tentu saja adalah ikan yang berenang dengan bebas di sepanjang waduk, bukan ikan yang ada di lingkup tambak dan dibudidaya oleh warga sekitar.

Tak hanya memancing, berolahraga, atau menikmati waduk dengan perahu, Waduk Cengklik juga menawarkan destinasi wisata lainnya. Masyarakat sekitar semakin kreatif dengan memanfaatkan keahlian mereka dalam memasak, sehingga bagi para wisatawan yang ingin sekedar memanjakan perut sembari menikmati keindahan waduk, tempat ini sangat cocok!

Saat ini, sudah banyak tempat kuliner baik berupa kafe dan resto maupun angkringan yang menawarkan makanan dan minuman terbaiknya. Dengan harga yang cocok di kantong pelajar, kita dapat menikmati keindahan Waduk Cengklik sembari menyantap hidangan seperti soto, pecel, berbagai macam aneka gorengan, dan cemilan, serta minuman segar seperti es teh sebagai pelepas dahaga di angkringan sederhana.

Meskipun sekadar angkringan sederhana, rasa hidangan yang disajikan tak kalah lezat dengan hidangan yang ada di kafe maupun resto. Bahkan, pelayanan dan kebersihannya pun dapat diacungi jempol.

Waduk Cengklik menjadi destinasi wisata yang cocok bagi kita untuk menikmati keindahan alam dan kesenangan perut. Dengan duduk santai menikmati waduk di tepinya saja, kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang berjejer rapi, seperti pemandangan dari Gunung Andong disertai mentari terbenam di tengahnya. Sehingga waktu yang tepat untuk berkunjung ke Waduk Cengklik ini ialah sore hari.

Tak hanya itu, lokasi wisata ini juga sangat dekat dengan Bandara Adi Sumarmo dengan jarak sekitar 2,7 kilometer atau dengan waktu tempuh sekitar 10 menit. Sehingga wisata ini menjadi lokasi yang strategis karena jaraknya yang dekat dari pusat kota.

Tiket masuk yang ditawarkan pun sangat murah. Mulai dari Rp 2.000 saja, kita dapat menikmati keindahan waduk peninggalan Belanda ini. Sedangkan untuk biaya wisata lain seperti jasa perahu maupun wisata kuliner, kita dapat mengeluarkan uang sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau diinginkan. Adanya waduk ini, sejak dahulu hingga sekarang menjadi sumber kehidupan warga sekitar.

Simak juga 'Saat Waduk Cengklik Park, Wisata Baru di Boyolali':






(mmu/mmu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork